Lompat ke isi

Fang Xuanling

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 20 Maret 2008 08.43 oleh Glent (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'thumb|200px|Fang Xuanling dalam lukisan karya pelukis Jepang, [[Kikuchi Yosai]] '''Fang Xuanling''' (Hanzi: 房玄龄, 579-648) ...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Fang Xuanling dalam lukisan karya pelukis Jepang, Kikuchi Yosai

Fang Xuanling (Hanzi: 房玄龄, 579-648) alias Fang Qiao (房乔), Adipati Wenzhao dari Liang (梁文昭公) adalah seorang negarawan yang berkontribusi besar dalam berdirinya Dinasti Tang. Ia menjadi perdana menteri pada masa pemerintahan Kaisar Tang Taizong dan dianggap salah satu perdana menteri terbaik Tiongkok. Selain sebagai politikus, Fang juga dikenal sebagai seorang sejarawan, salah satu proyek besar yang pernah dipimpinnya adalah penyuntingan Kitab Jin (晋书) yang berisi catatan sejarah Dinasti Jin.

Kehidupan awal

Fang Xuanling dilahirkan di Qizhou (sekarang Zibo, Shandong) tahun 579 pada zaman Dinasti Zhou Utara, salah satu kerajaan pada masa Dinasti Selatan dan Utara. Kakek moyangnya, Fang Yi, adalah jenderal yang mengabdi pada Kerajaan Wei Utara. Ketika Jenderal Yang Jian berhasil mempersatukan negara dan mendirikan Dinasti Sui pada tahun 581, kakeknya, Fang Xiong, dan ayahnya, Fang Yanqian, menjadi pejabat di bawah dinasti baru itu. Sejak muda Fang sudah terkenal sebagai orang yang cerdas dan sangat terpelajar, ia juga mahir dalam kaligrafi. Suatu ketika, ia pernah menemani ayahnya ke ibukota Chang’an (sekarang Xi'an, Shaanxi). Saat itu negara sedang dalam keadaan damai dan Dinasti Sui sedang di masa keemasannya, rakyat pada umumnya beranggapan dinasti ini akan berumur panjang. Namun Fang muda, diam-diam berkata pada ayahnya,

"Kaisar Wen sebenarnya tidak memiliki prestasi maupun kebajikan, beliau merebut tahtanya dengan cara curang. Beliau tidak berpikir keuntungan jangka panjang untuk para penerusnya kelak, beliau tidak membedakan antara putra-putranya yang pewaris tahta dan yang bukan. Hal ini menyebabkan mereka saling bertikai satu sama lain saling menjatuhkan, mereka juga berlomba-lomba dalam hal kekayaan dan kemewahan. Satu ketika bukan tidak mungkin mereka saling bunuh dan menyebabkan negara ini goyah. Sekalipun sekarang ini semua dalam keadaan damai, saya merasa kedamaian ini akan berakhir dalam waktu dekat."

Fang Yanqian sangat terkejut dengan analis putranya itu yang kelak terbukti menjadi kenyataan. Dalam usia 17 tahun, Fang lulus ujian kekaisaran dengan hasil yang gemilang dan mendapat sebuah jabatan militer. Gao Xiaoji, deputi kementrian pegawai negeri, sangat terkesan dengan kemampuannya. Tidak lama setelah menduduki jabatannya, Fang mengundurkan diri karena saat itu ayahnya mulai sakit-sakitan. Sebagai anak berbakti, ia memilih pulang kampung untuk menjaga ayahnya. Ia merawat ayahnya dengan penuh perhatian selama sepuluh tahun hingga ayahnya menghembuskan nafas terakhir. Selama masa berduka ia berpuasa selama lima hari. Sepeninggal ayahnya ia kembali melayani negara, kali ini menduduki jabatan sebagai hakim di Kabupaten Xicheng (sekarang Luliang, Shanxi).

Tahun 617, Dinasti Sui dilanda huru-hara menyusul kegagalan perang di Korea. Pemberontakan meletus dimana-mana menentang pemerintahan Kaisar Yang dari Sui yang tiran. Salah satu yang memberontak adalah Jenderal Li Yuan dan putra keduanya yang ambisius, Li Shimin. Fang menghadap ke kemah Li Shimin dan menawarkan diri bergabung dengannya. Sejak pertemuan pertama Li Shimin sudah cocok dengannya dan mereka bercakap-cakap seperti teman lama. Li langsung menawarkannya jabatan sebagai anggota staffnya. Fang pun melayani Li dengan setia, kemanapun Li Shimin berperang, ia selalu ikut serta, bersama para bawahannya ia biasanya bertanggungjawab mengurus masalah perbendaharaan. Fang juga berperan penting dalam mencari orang-orang berbakat di setiap daerah baru yang diduduki untuk direkrut sebagai bawahan Li Shimin.

Tahun 618, Kaisar Yang dibunuh dalam sebuah kudeta berdarah oleh Jenderal Yuwen Huaji di Jiangdu (sekarang Yangzhou, Jiangsu). Begitu mendengar kabar ini, Li Yuan memaksa Yang You (cucu Kaisar Yang yang diangkat Li sebagai bonekanya dengan gelar Kaisar Gong) untuk menyerahkan tahta padanya. Li Yuan mendeklarasikan berdirinya Dinasti Tang dengan dirinya sebagai kaisar pertama dengan gelar Kaisar Tang Gaozu. Li Shimin mendapat gelar sebagai Pangeran Qin, sementara Fang sendiri tetap melanjutkan pengabdiannya pada Li.

Masa pemerintahan Kaisar Tang Gaozu

Tahun 621, Li Shimin berhasil mengalahkan musuh besarnya, Wang Shichong (mantan jenderal Sui yang mendirikan Dinasti Zheng dan mengangkat diri sebagai kaisar) dan menduduki ibukota Zheng, Luoyang. Li menugaskan Fang untuk menyelamatkan arsip-arsip negara di kantor legislatif dan kantor biro ujian kekaisaran Sui. Namun sayangnya Fang gagal dalam misi ini, karena arsip-arsip tersebut sudah terlebih dulu dimusnahkan oleh Wang.

Pada akhir tahun itu, Kaisar Gaozu memberi penghargaan pada putranya, Li Shimin, atas prestasinya turut mendirikan dinasti berupa gelar Jenderal Besar Bersiasat Surgawi (天策上将). Li membangun sebuah istana untuk menempatkan para staff terbaiknya, ia menyediakan bagi mereka kebutuhan hidup dan berbagai fasilitas untuk melakukan riset. Fang termasuk salah satu yang ditempatkan di istana itu termasuk dua rekan sejawatnya, Du Ruhui dan Xu Jingzong, yang kelak juga menjabat perdana menteri. Ketika Du ditugaskan sebagai sekretaris jenderal di sebuah perfektur, Fang mengatakan pada Li Shimin bahwa Du memiliki bakat yang luar biasa dan harus diusahakan sebisa mungkin agar ia tetap tinggal. Maka sesuai nasehat Fang, Li Shimin membujuk ayahnya agar tetap membiarkan Du sebagai staffnya. Fang seorang yang mampu membuat rencana dan strategi yang bagus, namun ia cenderung ragu dalam pelaksanaannya, sementara Du seorang yang mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Mereka melayani Li Shimin dengan saling melengkapi kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari kerjasama keduanya lah muncul sebuah pribahasa Tiongkok ‘Fang merencanakan, Du memutuskan’ (房谋杜断, Fang mou Du duan).

Pada tahun 626, ketika konflik antara Li Shimin dengan kakaknya, putra mahkota Li Jiancheng, semakin memanas, Fang dan Du mendesak atasannya agar secepatnya mengambil tindakan pendahuluan. Li Jiancheng dan adiknya, Li Yuanji, Pangeran Qi, yang mendukungnya, merasa takut pada kemampuan strategi Fang dan Du sehingga menghasut ayah mereka untuk mendepak keduanya dari jajaran staff Li Shimin. Pada musim panas tahun itu, Li Shimin sudah hilang kesabaran setelah beberapa usaha pembunuhan yang gagal terhadapnya sehingga ia memutuskan untuk mengambil tindakan terhadap kedua saudaranya. Ia memanggil Fang dan Du ke istananya. Pada mulanya, mereka menolak untuk menghadapnya karena takut melanggar perintah kaisar yang melarang mereka melayani Li Shimin. Dengan marah Li mengirim Jenderal Yuchi Jingde untuk membujuk mereka sekali lagi dengan perintah membunuh mereka bila menolak lagi. Yuchi akhirnya berhasil membujuk mereka untuk kembali melayani Li dan menjelaskan rencana Li untuk melawan kedua saudaranya. Dengan menyamar sebagai pendeta Tao, Fang dan Du menuju ke istana Li Shimin. Disana mereka membantu Li Shimin menyusun strategi penyergapan terhadap kedua pangeran itu. Keesokan harinya Li Shimin menyergap kedua saudaranya di Gerbang Xuanwu dan membunuh mereka. Setelah itu ia memaksa ayahnya untuk mengangkatnya sebagai putra mahkota. Begitu diangkat sebagai putra mahkota, Li Shimin segera mengembalikan Fang dan Du sebagai staffnya dengan jabatan yang terhormat. Fang diangkat menjadi kepala biro legislatif dan sebuah jabatan yang sejajar dengan perdana menteri. Dua bulan setelah kudeta, Kaisar Gaozu menyerahkan tahta pada putranya, Li Shimin naik tahta dengan gelar Kaisar Tang Taizong.

Masa pemerintahan Kaisar Tang Taizong

Pada 626, kepala suku Tujue Timur, Jiali Khan (Ashina Duobi) menyerbu wilayah Tang dan hampir mencapai ibukota Chang’an. Fang Xuanling bersama Gao Shilian mendampingi Kaisar Taizong melakukan negosiasi damai. Ia secara pribadi menemui Jiali Khan dan menjanjikan tambahan upeti agar kepala suku barbar itu menarik mundur pasukannya.

Pada akhir tahun itu, Kaisar Taizong menyusun daftar ranking para jenderal dan pejabatnya berdasarkan kontribusi mereka untuk melakukan pembagian wilayah kekuasaan. Fang termasuk dalam lima besar bersama Zhangsun Wuji, Du Ruhui, Yuchi Jingde dan Hou Junji, ia dianugerahi gelar Adipati Han. Li Shentong, Pangeran Huai’an, sepupu kaisar yang juga turut berkontribusi dalam mendirikan dinasti protes karena ia ditempatkan dibawah Fang dan Du yang menurutnya hanya birokrat. Kaisar Taizong menjelaskan bahwa berkat strategi merekalah ia dapat naik menjadi kaisar. Li Shentong dan para pejabat lain yang juga keberatan akhirnya menerima argumen itu. Tahun berikutnya, di bawah pengarahan kaisar, Fang melakukan perampingan dalam tubuh pemerintah pusat dengan mengurangi jumlah pejabat di tingkat pusat.

Tahun 629, Fang diangkat menjadi kepala biro eksekutif pemerintahan. Saat itu Fang dan Du menjadi sosok perdana menteri yang ideal. Walaupun sedang di puncak karir politiknya, Fang tetap mempertahankan sikapnya yang sederhana, setiap kali dimarahi kaisar, ia akan bersikap seolah bahaya ada di depannya. Ia bertanggung jawab menyusun arsip-arsip kekaisaran dan menulis sejarah resmi. Pada akhir tahun itu, asisten sensor kekaisaran , Quan Wanji, menuduh Fang dan Wang Gui bersikap berat sebelah dalam menyeleksi pejabat. Kaisar Taizong memerintahkan Hou Junji melakukan investigasi. Namun, atas saran Perdana Menteri Wei Zheng, yang berpendapat bahwa Fang dan Wang adalah pejabat yang diberi kepercayaan besar untuk menjalankan tanggung jawab penting, sehingga tidak sepantasnya mengorek-ngorek perbuatan mereka sampai detil, kaisar pun menghentikan investigasi ini.

Tahun 630, Kaisar Taizong mulai memberi tanggung jawab resmi pada putra mahkotanya, Li Chengqian, untuk menangani beberapa urusan negara. Ia menugaskan Fang dan Li Gang untuk menjadi pendamping yang membantu putra mahkota mengambil keputusan. Tahun itu juga Fang menerima gelar baru sebagai Adipati Wei. Tahun 636, Fang dicopot dari jabatannya dan dipensiunkan, adapun alasannya hingga kini belum diketahui. Ketika Permaisuri Zhangsun meninggal pada akhir tahun itu, Fang dipulihkan kembali ke jabatannya karena sang permaisuri dalam pesan terakhirnya mengatakan pada Kaisar Taizong bahwa Fang telah melayani dengan setia sepanjang karirnya dan tidak sepantasnya ia dipecat.

Tahun 637, Kaisar Taizong membagi-bagikan beberapa prefektur pada para sanak keluarga, pejabat dan jenderal yang berjasa sebagai wilayah kekuasaan secara permanen. Gelar Fang diubah menjadi Adipati Liang dan dianugerahi tanah di Songzhou (sekarang Shangqiu, Henan) yang dapat diwariskan secara turun-temurun pada anak-cucunya. Walau mendapat jabatan di Songzhou, Fang tidak melapor secara resmi ke wilayah itu dan tetap tinggal di ibukota Chang’an sebagai perdana menteri. Tak lama kemudian, sistem ini menimbulkan kontroversi di kalangan pejabat, salah satu yang paling vokal menentangnya adalah Zhangsun Wuji yang adalah adik ipar kaisar. Kaisar Taizong akhirnya membatalkan kebijakan ini, namun Fang tetap memegang gelarnya sebagai Adipati Liang. Pada tahun itu pula, Fang merampungkan program revisi besar-besaran di bidang hukum yang dikoordinasinya. Hukum-hukum pidana diubah menjadi jauh lebih lunak dibandingkan pada masa Dinasti Sui. Undang-undang baru ini terdiri atas 500 pasal dan 20 tingkat hukuman. Masih dalam tahun itu, kitab peraturan upacara yang disusunnya bersama Wei Zheng berhasil dirampungkan.

Tahun 638, dalam sebuah pesta perayaan ulang tahun salah satu cucunya, Kaisar Taizong berkomentar, “Sebelum saya memperoleh tahta, Fang Xuanling lah yang membantu saya untuk memperolehnya; setelah saya memperolehnya, Wei Zheng lah yang membantu saya dengan memperbaiki diri bila melakukan kesalahan.” Kaisar lalu menghadiahi keduanya dengan pedang kekaisaran

Tahun 639, Kaisar Taizong mengangkat Fang sebagai penasehat senior untuk Li Chengqian, ia menyuruh putranya itu agar menghormati Fang seperti menghormati kaisar. Namun dengan sikapnya yang bersahaja Fang tidak pernah membiarkan sang putra mahkota untuk membungkuk memberi hormat padanya, suatu sikap kerendahan hati yang pantas dipuji. Anak-anak Fang juga turut menikmati kemuliaan, putra keduanya, Fang Yi’ai menikah dengan putri kaisar, Putri Gaoyang sementara putrinya menikah dengan adik kaisar, Li Yuanjia, Pangeran Han.

Tahun 641, Kaisar Taizong memarahi Fang dan Gao Shilian karena mereka melakukan penyelidikan terhadap deputi artitek kekaisaran, Dou Desu, sehubungan dengan proyek konstruksi kekaisaran. Kaisar menganggap mereka telah lancang melanggar kebebasannya. Namun Wei Zheng kembali turun tangan dengan menjelaskan bahwa sudah sepantasnya mereka melakukan hal itu karena tanggung jawab perdana menteri mencakup segala urusan kenegaraan. Kaisar Taizong pun sadar dirinya salah dan ia mengakuinya secara jantan.

Tahun 642, Fang dianugerahi sebuah gelar kehormatan Sikong (司空), salah satu dari tiga gelar tertinggi. Pada akhir tahun itu, Kaisar Taizong mendiskusikan masalah antara berperang dengan suku Xueyantuo atau melakukan perdamaian dengan menikahkan salah seorang putrinya, Putri Xinxing, dengan kepala suku mereka, Zhenzhu Khan (Yi’nan). Dalam hal ini Fang mengusulkan perdamaian dan kaisar pun menyetujuinya walaupun belakangan ia berubah pikiran dan membatalkan perjanjian nikah tersebut. Tahun berikutnya Kaisar Taizong mendirikan Paviliun Lingyan untuk memperingati 24 orang pejabat paling berjasa yang turut mendirikan Dinasti Tang dan Fang termasuk sebagai salah satu dalam daftar 24 orang itu.

Pada akhir 643, konflik antara putra-putra kaisar semakin memanas. Li Chengqian yang khawatir status putra mahkotanya dicabut karena ayahnya mulai lebih menyayangi adiknya, Li Tai, Pangeran Wei, terlibat konspirasi bersama jenderal senior, Hou Junji untuk menggulingkan Taizong. Kaisar Taizong memerintahkan Zhangsun, Fang, Xiao Yu, Li Shiji, dan pejabat-pejabat berwenang dari lembaga legislatif dan ujian negara, serta mahkamah agung untuk menyelidiki kasus ini. Hasil penyelidikan membuktikan Li Chengqian bersalah sehingga ia harus kehilangan status putra mahkotanya. Li Tai juga mendapat hukuman pengasingan karena Taizong merasa ia juga terlibat dalam konspirasi menjatuhkan kakaknya. Maka kini yang terpilih sebagai putra mahkota berikutnya adalah Li Zhi. Fang bersama dengan Zhangsun dan Xiao diangkat menjadi penasehat senior putra mahkota baru itu. Pada tahun itu juga Kaisar Taizong meminta Fang untuk membacakan sejarah resmi yang ditulisnya mengenai rezimnya. Fang awalnya menolak, ia mengatakan hal ini akan menimbulkan presenden buruk karena tidaklah etis bagi seorang kaisar membaca sejarah mengenai rezimnya sebab mengganggu keakuratan pencatatan mengenai insiden yang terjadi pada rezim yang bersangkutan. Namun kaisar tetap bersikeras, Fang pun akhirnya menyerahkan catatan yang dibuatnya bersama staffnya. Dalam catatan itu, Taizong melihat Fang telah menghindari beberapa hal sensitif mengenai insiden di Gerbang Xuanwu, maka ia memerintahkan Fang untuk menulis lebih lengkap dan mengurangi sensor di bagian tersebut.

Tahun-tahun terakhir

Tahun 645, ketika Kaisar Taizong memimpin pasukan dalam kampanye militer melawan Goguryeo, Korea, Fang bertanggung jawab atas masalah di ibukota. Pada saat itu terjadi sebuah insiden dimana ada seseorang menemui Fang dan menyatakan, “Saya ke sini untuk melaporkan bahwa anda telah melakukan makar.” Fang memerintahkan pria tersebut ditahan dan dikirim menghadap kaisar. Ketika ia dibawa menghadap ke kemah kaisar dan menuduh Fang melakukan tindakan makar, Taizong langsung menjatuhkan hukuman mati padanya dan mengirim titah pada Fang. Dalam pesan itu Taizong mengomeli kurangnya rasa percaya diri Fang, ia juga berpesan, “Bila kejadian serupa terulang lagi, anda harus bisa memutuskan dan bertindak sendiri!”

Sekitar tahun 646, sekali lagi Fang dipensiunkan dari jabatannya dan alasannya juga kurang jelas. Setelah Chu Suiliang mengirimkan petisi pada kaisar yang meminta agar ia jangan melupakan kesetiaan Fang, Taizong akhirnya mengunjungi Fang di kediamannya. Ia membawanya kembali ke istana dengan kereta kekaisaran sambil bercakap-cakap di dalamnya. Fang sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan kaisar. Ada sebuah kejadian tahun 647 ketika kaisar mengangkat seorang pejabat bernama Li Wei menjadi menteri keuangan. Saat itu kaisar sedang berada di istana musim panas Cuiwei, di Pegunungan Qinling, sementara Fang mengurus pemerintahan di ibukota Chang’an. Ketika seorang utusan dari Chang’an datang untuk menyampaikan laporan, Taizong bertanya padanya mengenai pendapat Fang tentang pengangkatan Li Wei sebagai menteri keuangan. Utusan itu menjawab, “Ketika Perdana Menteri Fang mengetahui pengangkatan itu, beliau hanya berkomentar, Li Wei memiliki jenggot yang indah.” Kaisar Taizong membaca maksud tersirat Fang dalam komentarnya yang mengisyaratkan bahwa Li bukanlah orang yang tepat untuk jabatan itu, maka ia pun memutasikan Li menjadi kepala prefektur Luozhou (wilayah sekitar Luoyang).

Tahun 648, Fang merampungkan proyek penyuntingan Kitab Jin, sejarah resmi Dinasti Jin, dimana ia berperan sebagai editor kepala. Tahun itu pula ia jatuh sakit ketika sedang menggantikan kaisar mengurus pemerintahan di ibukota, saat itu kaisar sedang berlibur di istana musim panas Yuhua (di Tongchuan, Shaanxi). Kaisar memanggilnya ke Istana Yuhua dan memerintahkan pelayan kerajaan untuk merawatnya. Penyakitnya sempat membaik sebentar sebelum akhirnya bertambah parah. Dalam keadaan sakit, ia menyampaikan pesan terakhirnya pada kaisar, satu-satunya kekhawatirannya yang terbesar adalah adalah kemarahan kaisar terhadap Kerajaan Goguryeo, untuk itu ia menulis sebuah petisi yang meminta kaisar untuk mengurungkan niatnya menyerang Goguryeo. Setelah membaca petisi itu, Kaisar Taizong berkata pada Putri Gaoyang, “Ia sudah sakit sedemikian parah, namun ia masih sempat mengkhawatirkan kekaisaran ini.” Ia lalu mengunjungi Fang secara pribadi untuk menyampaikan salam perpisahan. Pada musim gugur tahun itu, Fang menghembuskan nafas terakhirnya di Istana Yuhua. Ia dimakamkan di dekat makam Permaisuri Zhangsun.

Seorang sejarawan Dinasti Tang bernama Liu Fang menulis komentar mengenai Fang dan Du Ruhui,

“Fang Xuanling membantu Kaisar Taizong dalam menaklukan dan mendamaikan negara selama 32 tahun, hingga akhirnya menjadi perdana menteri. Semua orang menjulukinya sebagai perdana menteri yang cemerlang, namun ia sendiri tidak pernah menyebut-nyebut kontribusinya, sungguh ini memperlihatkan kebajikannya. Kaisar Taizong menghentikan segala kekacauan; Fang dan Du tidak pernah mengungkit-ungkit prestasi mereka sendiri; Wang Gui dan Wei Zheng dengan penuh kerendahan hati menyarankan agar kaisar menghargai mereka atas kejujurannya; Li Shiji dan Li Jing berperang di segala penjuru dan memenangkan berbagai pertempuran; Fang dan Du banyak membantu mereka di bidang politik. Mereka telah membawa kedamaian di zaman mereka dan mempersembahkan segala kemuliaannya pada sang kaisar. Tidakkah pantas menyebut mereka sebagai kontributor besar Dinasti Tang?”

Sayang kemuliaan keluarga Fang tidak bertahan lama setelah kematiannya. Kaisar Taizong sendiri mangkat pada tahun 649 dan putranya, Li Zhi, naik tahta sebagai Kaisar Tang Gaozong. Putra Fang, Fang Yi’ai dan istrinya, Putri Gaoyang, terlibat konspirasi besar menggulingkan Kaisar Gaozong dan berencana menggantikannya dengan pamannya, Li Yuanjing, Pangeran Jing. Konspirasi ini juga melibatkan Jenderal Xue Wanche, Li Ke (Pangeran Jing), dan Chai Lingwu (saudara ipar Gaozong). Fang Yi’ai dihukum mati, istrinya dipaksa bunuh diri, dan kakaknya, Fang Yizhi, diturunkan pangkatnya menjadi kepala polisi daerah di wilayah yang sekarang menjadi [[Guangdong]. Patung peringatan Fang Xuanling yang dibangun oleh Gaozong di kuil kekaisaran disingkirkan dari sana.