Kereta rel listrik seri EA203
KRL Railink tipe-A | |
---|---|
Beroperasi | Belum |
Pembuat | PT Industri Kereta Api Bombardier Transportation |
Tahun pembuatan | 2017 |
Mulai beroperasi | Mulai November 2017 (rencana) |
Formasi | 6 kereta per set |
Nomor armada | 60 unit (K1 1 17 07-K1 1 17 66) |
Operator | PT Railink |
Jalur | Railink Soekarno-Hatta |
Data teknis | |
Bodi kereta | Stainless Steel |
Panjang kereta | 20.000 mm |
Lebar | 2.990 mm |
Tinggi | 3.820 mm |
Pintu | 2 pintu di setiap sisi |
Kecepatan maksimum | 120 km/jam |
Berat | 35500 - 39000 kg |
Sistem traksi | VVVF-IGBT |
Transmisi | Static Inverter (SIV) |
Unit pembangkit | Listrik Aliran Atas (LAA) |
HVAC | ICOND |
Elektrifikasi | 1.500 V DC |
Jenis penangkap arus | Pantograf |
Bogie | Bolsterless Bogie Tipe: MB-514 (motor), TB-914 (trailer) |
Rem kereta | Electropneumatic Regenerative Brake |
Sistem keselamatan | MITRAC |
Alat perangkai | Automatic tight locked coupler, Bar coupler AAR No. 10A Contour |
Lebar sepur | 1.067 mm |
Kereta rel listrik ARS Soekarno Hatta Internasional Airport (SHIA), yang lebih dikenal dengan sebutan KRL ARS, KRL Railink Basoetta, atau KRL A1000, adalah kereta rel listrik AC produksi PT INKA Madiun, bekerjasama dengan Bombardier yang akan digunakan untuk layanan ekspres dari Stasiun Manggarai atau Stasiun Jakarta Kota di Jakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten. KRL ini dibeli oleh PT Railink, perusahaan patungan antara PT Kereta Api Indonesia dan PT Angkasa Pura II yang menjadi operator kereta bandara di Indonesia sebanyak 60 unit yang dibagi ke dalam 10 rangkaian dengan formasi 6 kereta.[1] KRL ini dikirimkan dari pabriknya di Madiun menuju Jakarta secara bertahap mulai bulan Agustus 2017.[2]
Desain dan Teknologi
Desain[3]
KRL Railink Basoetta memiliki desain eksterior aerodinamis dengan bentuk seperti kereta-kereta ekspres pada umumnya. KRL Railink Basoetta diberi warna putih dengan strip warna oranye dan biru, yang sesuai dengan identitas warna pada logo Railink serta logo perusahaan induknya, yaitu Kereta Api Indonesia (KAI). Di sekitar jendela penumpang, diberi warna hitam seperti pada kereta-kereta eksekutif terbaru milik KAI yang memberikan kesan mewah elegan. Pada kereta berkabin, terdapat tiga unit penampil tujuan matriks light emitting diode (dioda pemancar cahaya, LED) yang menampilkan rute perjalanan kereta, sedangkan pada kereta tengah terdapat dua unit penampil tujuan.
Di bagian interior didominasi warna putih, dengan kursi penumpang berbahan kulit sintetis yang diberi warna abu-abu dan abu-abu kehitaman. Kursi penumpang pada KRL ini tidak bisa diputar, dan memiliki konfigurasi seperti pada kereta-kereta ekonomi terbaru milik KAI, di mana kursi nomor 1-5 menghadap searah dengan perjalanan kereta ke arah hilir sedangkan nomor 6-10 menghadap ke arah berlawanan. Terdapat pula kursi khusus penyandang disabilitas yang menyamping terhadap arah perjalanan kereta seperti pada KRL Commuter Line, namun dengan bahan kursi yang sama seperti kursi lainnya. Di setiap kereta terdapat rak bagasi dan toilet dengan kloset duduk dan peturasan. Selain itu, terdapat pula layar televisi sebanyak empat buah pada setiap ujung deret kursi, yang digunakan untuk menampilkan hiburan kepada pengguna KRL Railink Basoetta.
Teknologi[4]
KRL Railink Basoetta menggunakan sistem traksi VVVF-IGBT dengan nama MITRAC yang diproduksi oleh Bombardier Transportation yang merupakan salah satu sistem propulsi traksi tercanggih yang pernah diproduksi oleh Bombardier pada saat ini.[5] KRL ini menggunakan Train Information Monitoring System (TIMS) yang juga dipakai pada KRL-KRL AC buatan INKA yang lainnya. KRL ini menggunakan bogi berpegas udara (bolsterless) dengan tipe TB-914 pada kereta berkabin masinis dan MB-514 pada kereta tengah, yang merupakan pengembangan dari bogi KRLI dan KRL Hitachi, yang juga memiliki kemiripan bentuk dengan bogi TR235D/TR241B/TR246E dan DT50D pada KRL seri 203 dan KRL seri 205 yang merupakan KRL produksi pabrikan Jepang. Bogi jenis ini dikenal sebagai bogi dengan guncangan yang minim. Selain itu, KRL Railink Basoetta juga lebih kedap suara dibandingkan KRL produksi INKA yang lain. Ini dikarenakan penggunaan penutup sambungan jenis akordeon yang juga dipakai pada KRL-KRL eks Jepang milik Kereta Commuter Indonesia.
Daftar Rangkaian[6]
Susunan rangkaian | ||||||
Nomor | 1 (TC) | 2 (M1) | 3 (M2) | 4 (M1) | 5 (M2) | 6 (TC) |
---|---|---|---|---|---|---|
TS1 | K1 1 17 07 | K1 1 17 08 | K1 1 17 09 | K1 1 17 10 | K1 1 17 11 | K1 1 17 12 |
TS2 | K1 1 17 13 | K1 1 17 14 | K1 1 17 15 | K1 1 17 16 | K1 1 17 17 | K1 1 17 18 |
TS3 | K1 1 17 19 | K1 1 17 20 | K1 1 17 21 | K1 1 17 22 | K1 1 17 23 | K1 1 17 24 |
TS4 | K1 1 17 25 | K1 1 17 26 | K1 1 17 27 | K1 1 17 28 | K1 1 17 29 | K1 1 17 30 |
TS5 | K1 1 17 31 | K1 1 17 32 | K1 1 17 33 | K1 1 17 34 | K1 1 17 35 | K1 1 17 36 |
TS6 | K1 1 17 37 | K1 1 17 38 | K1 1 17 39 | K1 1 17 40 | K1 1 17 41 | K1 1 17 42 |
TS7 | K1 1 17 43 | K1 1 17 44 | K1 1 17 45 | K1 1 17 46 | K1 1 17 47 | K1 1 17 48 |
TS8 | K1 1 17 49 | K1 1 17 50 | K1 1 17 51 | K1 1 17 52 | K1 1 17 53 | K1 1 17 54 |
TS9 | K1 1 17 55 | K1 1 17 56 | K1 1 17 57 | K1 1 17 58 | K1 1 17 59 | K1 1 17 60 |
TS10 | K1 1 17 61 | K1 1 17 62 | K1 1 17 63 | K1 1 17 64 | K1 1 17 65 | K1 1 17 66 |
Referensi
- ^ Penampakan Rangkaian Kereta Bandara Soekarno-Hatta di Manggarai - Detik.com
- ^ Hore! Kereta Bandara Soekarno-Hatta Tiba di Stasiun Manggarai - Detik.com
- ^ Beginilah Tampak Rangkaian KRL Bandara
- ^ Jakarta Airport Train Order
- ^ Bombardier to Provide MITRAC Propulsion System for Jakarta's New Trainsets
- ^ Database KRL - Gerakan Muda Penggemar Kereta Api