Lompat ke isi

Radu cel Frumos

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Radu cel Frumos atau dikenal dengan panggilan Radu saja, atau julukan Radu si Cantik atau Radu si Tampan, atau nama Turkinya, Radu Bey, adalah anak keempat dari Raja Wallachia, Vlad II Dracul, dan adik dari legenda drakula Hungaria, Vlad III. Ia juga memiliki dua kakak lainnya, Mircea II dan Vlad Călugărul. Ia dikenal sebagai kebalikan dari kakaknya yang kejam, karena lembut, tampan, dan memeluk Islam.

Kehidupan di Turki

Radu dan Vlad III dikirim ke Turki sebagai jaminan Vlad II Dracul untuk aliansi dengan Turki pada masa itu. Berbeda dengan Vlad III, Radu dengan cepat menjadi kesayangan Sultan Memed II karena ketampanannya. Bahkan berdasarkan catatan Bizantium, ia kekasih dan gundik lelaki dari Sultan. Dari sanalah konon ia mendapat sebutan cel frumos atau si cantik. Berbahayanya hubungan mereka dicatat oleh penulis Yunani, Laonikos Chalkokondyles, bahwa Radu nyaris membunuh Sultan karena memaksakan hubungan dengannya. Sultan mengundangnya ikut dalam jamuan, menawarinya minum, dan membawanya ke ranjang. Tanpa menyadari maksud Sultan, ia mematuhi ajakan tersebut. Namun saat Sultan memaksakan menciumnya, Radu mencabut pisaunya dan melukai paha Sultan. Ia kemudian bersembunyi di pohon dan saat sudah turun, langsung menjadi favorit Sultan. Menurut Chalkokondyles, memelihara anak kesayangan adalah kebiasaan di masa itu. Radu dan Sultan ditulis menghabiskan waktu siang dan malam berdua. Sementara Vlad III sebaliknya, membenci hubungan Radu dan Sultan Memed II.

Selama di Turki, Radu dan Vlad III mendapat pendidikan logika, AlQuran serta kesusasteraan Turki dan Persia. Sementara ayah mereka, Vlad II Dracul, dengan dukungan Turki, merebut tahta dari Raja Basarab II. Saat Vlad II dibunuh John Hunyadi pada tahun 1448, Vlad III kembali ke Wallacia untuk meneruskan tahta, sementara Radu menetap di Turki dan memeluk Islam. Ia ikut berperang bersama Sultan Memed II dan turut serta dalam peristiwa Kejatuhan Konstantinopel pada tahun 1453. Radu mendapat keistimewaan boleh tinggal di Istana Topkapı di Istanbul.

Kehidupan pribadi

Radu cel Frumos sangat terdidik dan bisa mendapatkan kedudukan menguntungkan di Kerajaan Ottoman. Niat kepindahannya ke Islam diragukan karena dua hal, untuk tujuan masuk ke lingkungan Ottoman, dan banyaknya surat yang ia tulis mengaku bahwa ia orang yang mencintai kristus dan setia.

Berdasarkan tulsian Konstantin Mihailović, ia memimpin pasikan janissary, dalam pertempuran melawan saudaranya sendiri, Vlad III, dengan kekuatan 4000 pasukan berkuda. Istrinya Maria Despina, diperkirakan putri dari Serbia atau Albania. Anaknya bernama Maria Voichita, yang kemudian menikahi Pangeran Stephen III dari Moldavia.

Perjuangan ke Tahta Wallacia

Dalam waktu singkat, Ottoman berbalik memerangi Vlad III, dengan Radu memimpin pasukan jannisary pelindung Sultan. Ini menjadi kesempatan bagi Sultan untuk memberikan penghargaan kepada Radu, yang kini akan mendapat tahta rebutan dari kakaknya sendiri. Ia begitu percaya diri karena pasukan pelindungnya saja lebih besar dari keseluruhan pasukan Wallacia.

Pada tahun 1462, pasukan masif Ottoman memasuki Wallachia, dengan Radu sebagai pemimpin pasukan janissary. Vlad mundur ke Transylvania. Ia menerapkan strategi bumi hangus. Saat pasukan Ottoman mencapai Târgoviște, mereka emnemukan 20.000 pasukan mereka disula oleh Vlad III, menciptakan hutan mayat. Pemandangan ini begitu mengerikan hingga pasukan Ottoman mundur untuk berkumpul kembali.