Lompat ke isi

Teori segala sesuatu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 Februari 2018 16.13 oleh Hidayatsrf (bicara | kontrib)

Teori segala sesuatu (theory of everything: ToE), teori final, teori akhir, atau teori master adalah suatu hipotesis tunggal, yang meliputi semua kerangka fisika teori koheren yang sepenuhnya menjelaskan dan menghubungkan semua aspek fisik dari alam semesta.[1]:6 Menemukan ToE adalah salah satu masalah yang belum terpecahkan dalam fisika. Selama beberapa abad terakhir, dua kerangka teoretis telah dikembangkan, yang secara keseluruhan, sangat mirip dengan ToE. Kedua teori ini, dimana semua fisika modern berada diatasnya, adalah relativitas umum (GR) dan teori medan kuantum (QFT). Relativitas umum adalah kerangka teoritis yang hanya berfokus pada gravitasi untuk memahami alam semesta di wilayah-wilayah dari skala besar dan massa tinggi: bintang, galaksi, kelompok galaksi, dan lain-lain. Di sisi lain, teori medan kuantum adalah kerangka teoritis yang hanya berfokus pada tiga gaya non-gravitasi untuk memahami alam semesta di daerah-daerah skala kecil dan massa rendah: partikel sub-atom, atom, molekul, dan lain-lain. Teori medan kuantum berhasil menerapkan Model Standar dan menyatukan interaksi (yang disebut Grand Unified Theory) di antara tiga gaya non-gravitasi: gaya lemah, gaya kuat, dan gaya elektromagnetik.[2]:122

Selama bertahun-tahun penelitian, fisikawan telah melakukan eksperimen dengan akurasi yang luar biasa hampir pada setiap prediksi yang dibuat oleh kedua teori ini ketika mereka diterapkan pada domain penerapan yang sesuai. Sesuai dengan temuan mereka, para ilmuwan juga mengetahui bahwa relativitas umum dan teori medan kuantum, yang saat ini mereka rumuskan, saling tidak kompatibel—keduanya tidak mungkin sama-sama benar. Karena biasanya domain penerapan relativitas umum dan teori medan kuantum sangat berbeda, kebanyakan situasi mengharuskan hanya satu dari dua teori ini yang digunakan.[3][4]:842–844 Ketidakcocokan antara relativitas umum dan teori medan kuantum tampaknya hanya menjadi masalah di daerah dengan skala sangat kecil atau sangat tinggi, seperti yang terdapat di dalam lubang hitam atau pada tahap awal alam semesta (yaitu sesaat setelah Dentuman Besar). Untuk mengatasi konflik ini, harus ditemukan suatu kerangka teoretis yang mengungkapkan kenyataan mendasar secara mendalam, pemersatu gravitasi dengan tiga interaksi lainnya, untuk memadukan secara harmonis bidang-bidang relativitas umum dan teori medan kuantum ke dalam keseluruhan yang mulus: sebuah teori tunggal yang, pada prinsipnya, mampu menggambarkan semua fenomena. Dalam mengejar tujuan ini, gravitasi kuantum telah menjadi area penelitian aktif.

Pada akhirnya ada suatu kerangka penjelasan, yang disebut "teori dawai", yang kemunculanya dimaksudkan untuk menjadi teori utama alam semesta. Teori string mengemukakan bahwa pada awal alam semesta (hingga 10−43 detik setelah dentuman besar), Empat gaya fundamental itu pernah menyatu menjadi satu gaya fundamental. Menurut teori dawai, setiap partikel di alam semesta, pada tingkat yang paling mikroskopik ([panjang Planck]]), terdiri dari berbagai kombinasi dawai bergetar (atau helai) yang masing-masing memiliki pola getaran tersendiri. Teori dawai selanjutnya mengklaim bahwa melalui pola osilasi khusus dari dawai, sebuah partikel massa dan muatan gaya yang unik terbentuk (artinya, elektron adalah jenis dawai yang bergetar satu arah, sedangkan up-quark adalah Jenis string bergetar dengan cara lain, dan sebagainya).

Awalnya, istilah teori segala sesuatu digunakan dalam konotasi ironis untuk merujuk pada berbagai teori yang terlalu umum. Misalnya, kakek dari Ijon Tichy – karakter dari sebuah episode Stanisław Lem dari cerita fiksi ilmiah tahun 1960-an – diketahui bekerja pada "Teori Umum Segala Sesuatu". Fisikawan John Ellis mengklaim[5] to have introduced the term into the technical literature in an article in Nature in 1986.[6] Seiring waktu, istilah tersebut sering digunakan dalam mempopulerkan penelitian teori fisika.

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Steven Weinberg. Dreams of a Final Theory: The Scientist's Search for the Ultimate Laws of Nature. Knopf Doubleday Publishing Group. ISBN 978-0-307-78786-6. 
  2. ^ Stephen W. Hawking (28 February 2006). The Theory of Everything: The Origin and Fate of the Universe. Phoenix Books; Special Anniv. ISBN 978-1-59777-508-3. 
  3. ^ Carlip, Steven (2001). "Quantum Gravity: a Progress Report". Reports on Progress in Physics. 64 (8): 885. arXiv:gr-qc/0108040alt=Dapat diakses gratis. Bibcode:2001RPPh...64..885C. doi:10.1088/0034-4885/64/8/301. 
  4. ^ Susanna Hornig Priest (14 July 2010). Encyclopedia of Science and Technology Communication. SAGE Publications. ISBN 978-1-4522-6578-0. 
  5. ^ Ellis, John (2002). "Physics gets physical (correspondence)". Nature. 415 (6875): 957. Bibcode:2002Natur.415..957E. doi:10.1038/415957b. PMID 11875539. 
  6. ^ Ellis, John (1986). "The Superstring: Theory of Everything, or of Nothing?". Nature. 323 (6089): 595–598. Bibcode:1986Natur.323..595E. doi:10.1038/323595a0. 

Bibliografi

Pranala luar