Lompat ke isi

Olimpiade Geografi Internasional

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Logo iGeO

Olimpiade Geografi Internasional (Inggris: International Geography Olympiad/iGeO) merupakan kompetisi geografi antarbangsa tahunan untuk siswa berusia 16 sampai 19 tahun. iGeo merupakan salah satu dari 12 olimpiade sains internasional.

Kompetisi ini terdiri dari tiga bagian: tes tertulis, tes multimedia, dan tes kerja lapangan. Kompetisi ini menguji kemampuan setiap peserta dalam pola dan proses spasial kegeografian. Pola dan proses spasial ini mencakup tentang batas, pusat dan pendukung, tentang wisatawan, teroris, dan pengungsi, perdagangan makanan, pakaian, obat-obatan dan data digital, pertumbuhan penduduk, El Niño, tsunami dan gempa bumi, dan kajian keruangan lainnya. Olimpiade Geografi Internasional diselenggarakan oleh Satuan Tugas Olimpiade Perkumpulan Geografi Internasional (Inggris: International Geographical Union/IGU)[1]

Sejak 2012, kompetisi telah diselenggarakan setiap tahun, bukan dua tahun sekali seperti tahun-tahun sebelumnya.

Sejarah Perlombaan dan Negara-Negara Jawara

Selama Kongres Perkumpulan Geografi Internasional 1994 di Praha, peserta kongres dari Polandia dan Belanda mengemukakan gagasan tentang Olimpiade Geografi Internasional (iGeo) atau olimpiade untuk siswa berusia antara 15 dan 19 tahun. Olimpiade pertama diselenggarakan di Den Haag, Belanda, dengan 5 negara peserta. Jumlah negara peserta berkembang menjadi 24 negara saat iGeo tahun 2008 di Kartago, Tunisia.

Pada iGeo yang diselenggarakan di Krakow, Polandia pada Agustus 2014, 36 negara berpartisipasi sebagai peserta. Thailand, Argentina, Armenia, dan Swiss juga mengirimkan perwakilan sebagai pengamat resmi, dengan tujuan untuk dapat berpartisipasi di olimpiade berikutnya.

Penyelenggaraan iGeo berikutnya pada tahun 2016 akan dilaksanakan di Beijing, Tiongkok pada Agustus 2016.

Foto bersama dalam pelaksanaan Olimpiade Geografi Internasional ke-12 di Rusia pada Agustus 2015.

Negara Terbaik dalam Raihan Podium (Sepanjang masa)

Posisi Tim nasional I, II, III Tahun jawara Tahun dengan raihan tempat kedua Tahun dengan raihan tempat ketiga
1  Polandia 6, 1, 1 1996 (5), 1998 (5), 2000 (13), 2004 (12), 2006 (23), 2015 (40) 2002 (12) 2012 (31)
2  Rumania 3, 2, 2 2002 (12), 2008 (24), 2013 (32) 2012 (31), 2015 (40) 2006 (23), 2014 (36)
3  Singapura 3, 0, 1 2010 (27), 2012 (31), 2014 (36) - 2013 (32)
4  Australia 0, 2, 1 - 2010 (27), 2014 (36) 2008 (24)
5  Estonia 0, 2, 0 - 2006 (23), 2008 (24) -
6  Kroasia 0, 1, 0 - 2013 (32) -
6  Belanda 0, 1, 0 - 2000 (13) -
6  Slovenia 0, 1, 0 - 1996 (5) -
9  Belarusia 0, 0, 1 - - 2002 (12)
9  Korea Selatan 0, 0, 1 - - 2000 (13)
9  Belgia 0, 0, 1 - - 1996 (5)
Pelaksanaan tes tertulis pada iGeo 2015 di Rusia.

Negara dengan Jawara Perseorangan Terbanyak (Sepanjang masa)

Posisi Negara Jumlah kemenangan Nama jawara perseorangan (Tahun)
1  Polandia 4 Jacek Próchniak (2006), Maciej Hermanowicz (2004), Adam Biliski (2000), Katarzyna Kwiecińska (1998)
1  Rumania 4 Barbu Ion Alexandru (2010, 2008), Florin Olteanu (2002), Victor VESCU (2017)
2  Singapura 2 Daniel Wong (2013), Samuel Chua (2012)
3  Republik Tiongkok 1 Chang-Chin Wang (2015)
3  Thailand 1 Wuttipat Kiratipaisarl (2016)
3  Amerika Serikat 1 James Mullen (2014)
3  Belgia 1 Steven Pattheeuws (1996)

Tujuan Penyelenggaraan

Tujuan penyelenggaran Olimpiade Geografi Internasional adalah:

  •  Untuk mengenalkan geografi
  •  Untuk mengembangkan pemahaman geografi kepada khalayak muda
  •  Untuk mengembangkan kualitas yang lebih baik untuk ilmu geografi di seluruh dunia[1]

Pelaksanaan

iGeo adalah sebuah kompetisi geografi antarsiswa. Setiap negara atau kawasan yang berpartisipasi harus mengirimkan sebuah tim yang terdiri dari 4 siswa.

Peserta adalah siswa sekolah menengah (SMA), atau paling tidak belum melanjutkan ke perguruan tinggi. Usia peserta harus di bawah 20 tahun sebelum 30 Juni di tahun yang sama dengan penyelenggaraan.

Apabila ada penambahan jumlah siswa, harus ada 2 perwakilan dewasa, salah satu sebagai pemimpin tim dan yang lainnya berperan dalam tugas khusus seperti penerjemahan.[1]

Ujian

Pelaksanaan tes lapangan pada iGeo 2015.

Ujian dalam iGeo terdiri dari 3 bagian. Satu bagian tes tertulis (40%), satu bagian tes kerja lapangan dan pembuatan keputusan (40%), dan satu bagian tes multimedia (20%). Jawara diambil dari peraih nilai akumulasi tertinggi dari semua tes. Tiap peserta iGeo juga merupakan bagian dari tim nasional masing-masing negara, sehingga setiap negara juga akan memiliki penggabungan nilai dari 4 anggota tim mereka. Tabel peringkat dari kedua kategori biasanya dipublikasikan dalam suatu halaman web tertentu.

Topik Ujian

Ujian dilaksanakan berdasarkan 12 topik berikut ini:

  1. Iklim dan perubahan iklim
  2. Kebencanaan dan manajemen bencana
  3. Sumber daya dan manajemen sumber daya
  4. Geografi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan
  5. Bentuk lahan, bentang lahan, dan penggunaan lahan
  6. Geografi pertanian dan permasalahan pangan
  7. Populasi dan perubahan populasi
  8. Geografi ekonomi dan globalisasi
  9. Geografi pembangunan dan ketimpangan keruangan
  10. Geografi perkotaan, peremajaan kota, dan perencanaan kota
  11. Pariwisata dan manajemen pariwisata
  12. Geografi budaya dan identitas regional

Medali

Penganugerahan medali emas iGeo 2015.

Medali emas, perak, dan perunggu diberikan kepada para peserta yang unggul, dengan jumlah medali yang disesuaikan dengan jumlah peserta. Pada 2014, dianugerahkan 12 emas, 24 perak, dan 36 perunggu, dan meningkat pada 2015 menjadi 13 emas, 27 perak, dan 40 perunggu. Pada 2015 nilai terendah untuk peraih medali adalah 57 dalam skala 100 dan yang tertinggi adalah 80,7 dalam skala 100.

Negara Penyelenggara dan Pemenang

Tahun No. Negara penyelenggara Kota penyelenggara Jawara Individu Tim Nasional Terbaik Timnas Terbaik Kedua Timnas Terbaik Ketiga Negara Peserta
2020 XVII  Turki Istanbul - - - - - -
2019 XVI  Hongkong Hongkong - - - - - -
2018 XV  Kanada Kota Quebec - - - - - -
2017 XIV  Serbia Beograd  Rumania

Victor VESCU

 Polandia  Republik Tiongkok  Amerika Serikat 41 300
2016 XIII  Republik Rakyat Tiongkok Beijing  Thailand

Wuttipat Kiratipaisarl

 Australia  Singapore  Thailand 45 174
2015 XII  Rusia Moskow dan Oblast Tver  Republik Tiongkok

Chang-Chin Wang

 Polandia  Rumania  Republik Tiongkok 40 159
2014 XI  Polandia Kraków  Amerika Serikat

James Mullen

 Singapura  Australia  Rumania 36 144
2013 X  Jepang Kyoto  Singapura

Daniel Wong

 Rumania  Kroasia  Singapura 32 128
2012 IX  Jerman Koln  Singapura

Samuel Chua

 Singapura  Rumania  Polandia 32 124
2010 VIII  Republik Tiongkok Taipei  Rumania

Barbu Ion Alexandru

 Singapura  Australia - 27 108
2008 VII  Tunisia Kartago  Rumania

Barbu Ion Alexandru

 Rumania  Estonia  Australia 24 96
2006 VI  Australia Brisbane  Polandia

Jacek Próchniak

 Polandia  Estonia  Rumania 23 92
2004 V  Polandia Gdańsk  Polandia

Maciej Hermanowicz

 Polandia - - 16 64
2002 IV  Afrika Selatan Durban  Rumania

Florin Olteanu

 Rumania  Polandia  Belarusia 12 48
2000 III  Korea Selatan Seoul  Polandia

Adam Biliski

 Polandia  Belanda  Korea Selatan 13 52
1998 II  Portugal Lisboa  Polandia

Katarzyna Kwiecińska

 Polandia - - 5 20
1996 I  Belanda Den Haag  Belgia

Steven Pattheeuws

 Polandia  Slovenia  Belgia 5 20

Keikutsertaan Indonesia

Indonesia pertama kali mengikuti Olimpiade Geografi Internasional pada tahun 2012 yang diselenggarakan di Koln, Jerman. Seleksi menuju iGeo dilakukan melalui Olimpiade Geosains dan Geografi Nasional di ITB, mengingat pada saat itu mata pelajaran Geografi belum diujikan di Olimpiade Sains Nasional (OSN). Kriteria untuk mengikuti olimpiade di ITB tersebut adalah siswa SMA yang lolos pada OSN Kebumian tingkat Nasional dan juara-juara olimpiade geografi di universitas-universitas. 4 siswa dengan peringkat terbaik di Olimpiade Geosains dan Geografi Nasional di ITB tersebut berhak mewakili Indonesia di iGeo tahun 2012 yang dilaksanakan pada 21-22 Agustus 2012.

Walaupun terkesan persiapannya tidak sebaik tim kontingen Indonesia untuk olimpiade internasional lain, Tim Olimpiade Geografi Indonesia saat itu berhasil meraih pencapaian yang membanggakan. Bintang Rahmat Wananda dari SMA Negeri 8 Jakarta yang saat itu baru diterima di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB telah berhasil mengharumkan Indonesia di ajang internasional dengan memperoleh medali perak, serta Tim Indonesia mendapatkan penghargaan The Best Poster and Presentation untuk studi kasus “Karst Hydrology in Relation with Drought Problem in Gunung Kidul, Yogyakarta, Indonesia". Berkat kesuksesan Tim Olimpiade Geografi Indonesia ini, mata pelajaran geografi dimasukkan dalam bidang lomba pada OSN pada tahun 2013. [2]

Tahun berikutnya, Indonesia mengikuti iGeo kedua kalinya yang dilaksanakan di Kyoto, Jepang. Indonesia lagi-lagi meraih prestasi yang membanggakan dengan perolehan 1 medali perak (Nuresa Riana Nugraha) dan 2 medali perunggu (Asahi Idarmanto dan Aditya Pradana). Pada IGeo 2013, Tim Indonesia juga meraih prestasi 2nd Best Poster Presentation dengan judul "Local Wisdom of Sanitation System in Kampong Naga".[3] Mengulang kembali kesuksesan di 2013, Indonesia kembali berprestasi dalam iGeo 2014 dengan 1 perak (Aditya Pradana) dan 2 perunggu (Uyun Charisa Aziza dan Asri Hadiyanti Giastuti). Pada IGeo 2014, raihan penghargaan best poster presentation juga diraih oleh tim Indonesia, yakni memenangkan 3rd Best Poster Presentation dengan judul karya "Booming Trash, Glooming Crash: Waste Management Challenge on Bandung Metropolitan". [4]

Dalam iGeo 2015, Indonesia membuktikan kekuatannya dengan memperoleh 1 medali emas (Andito Jeremia Adhyatma), 2 medali perunggu (Melinda Gularso dan Asri Hadiyanti Giastuti), Honorable Mention (Namaskara Bagus Sani), dan memperoleh penghargaan 2nd Best Poster Presentation dari poster berjudul "Jakarta Giant Great City Wall".[5]

Dan pada iGeo 2016 Indonesia mendapatkan 3 Medali perunggu (Thalia Salsabila), (Zachary Afif dan Farhan Anshary), dari 4 perwakilan yang ditambah dengan Zithni Ilman adalah mereka yang telah melalui tahapan seleksi panjang untuk bisa mewakili Indonesia lho, Polkageng. Thalia Salsabila dan Zachary Afif adalah siswa SMAN 8 Jakarta yang mewakili Jakarta, sedangakan Farhan Anshary yang memang sering memenangkan olimpiade Sains ini berasal dari Madrasah Aliyah Husnul Khotimah Kuningan, Jawa Barat. Terakhir ada Zithni Ilman yang berasal dari SMA Kesatuan Bangsa BBS Yogyakarta.

Lagi lagi pada iGeo 2017 Tim Indonesia dipimpin oleh Syamsul Bahri sebagai pembimbing dan Dewayany Sutrisno. Sedangkan keempat pelajar bernama Fadhlan Ramadhan Sahid (SMAN 8 Jakarta), Kathy Salsabila (SMAN 2 Tangerang Selatan), Iqbal Ardiansyah (SMA Labschool Kebayoran Jakarta), dan Ari Wijaya Abadi (SMAN 3 Semarang). Berhasil membanggakan Indonesia dengan perolehan 1 Medali Emas (Iqbal Ardiansyah) dan 2 Medali Perunggu (Fadhlan Ramadhan Sahid dan Ari Wijaya Abadi).

Mengingat sudah adanya bidang lomba Geografi di OSN sejak 2013, untuk mempersiapkan iGeo TOGI menyelenggarakan Pelatnas untuk menyeleksi siswa yang akan dikirim setiap tahunnya ke Olimpiade Geografi Internasional tersebut. Siswa yang berhak mengikuti Pelatnas adalah peraih medali OSN Geografi. ".[6] Dalam setiap Olimpiade Sains Nasional Bidang Geografi, dipilih 5 peraih medali emas, 10 peraih medali perak, dan 15 peraih medali perunggu untuk diundang ke Pelatnas setiap tahunnya.

Referensi