Manusia Bertopeng Besi
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Manusia Bertopeng Besi | |
---|---|
Lahir | Nama lahir tidak diketahui c. 1640 |
Meninggal | 19 November 1703 Île Sainte-Marguerite, Lérins Islands, Perancis |
Makam | Fort Royal, Île Sainte-Marguerite |
Kebangsaan | Perancis |
Nama lain | Marchioly, Eustache Dauger |
Dikenal atas | Misteri berkaitan dengan identitasnya |
Gugatan kejahatan | Tidak diketahui |
Hukuman kriminal | Penjara seumur hidup |
Status kriminal | Mati dalam penjara |
Ditangkap | 1669/70 |
Manusia bertopeng besi adalah seorang tawanan yang jatidirinya tidak pernah diketahui. Dia dipenjara sejak tahun 1669 sampai meninggal dunia pada tahun 1703. Dia terpaksa harus mengenakan pakaian hitam sampai menutupi wajahnya di sepanjang waktunya di penjara, tak satupun yang pernah melihat wajah aslinya. Di penjara yang ditempati olehnya, terdapat pengawas penjara yang terus selalu bertugas di dekat penjara. Sebagian besar hujah yang diketahui dari yang berkaitan dengan manusia bertopeng besi ini, biasanya orang yang bertugas mengawasi manusia bertopeng besi ini ditemani dengan atasan. Saat dipenjara untuk pertama kalinya, manusia bertopeng ini dikenali jatidirinya dengan nama Eustache Dauger. Dia dikuburkan di pusara Gereja Saint-Paul-Saint-Louis di kota Paris. Pada batu nisan, nama yang tertulis yaitu Marchiali. Sumber-sumber lainnya pun menyebutkan bahwa namanya yaitu Marchioly dan Marchialy.
Sejarah
Pada mulanya, orang ini tercantum dalam warkat yang dikirim oleh Putri Elizabeth Charlotte Dari Palatine kepada Sofia dari Hanover pada tahun 1711. Warkat tersebut berisi tentang manusia bertopeng besi yang setiap hari harus mengenakan topeng serta ketidaktahuan apa-apa tentang jatidiri orang tersebut. Di dalam warkat yang ditulis sejak tahun 1698, salah seorang yang mengurus keadaan penjara Bastille menyebutkan bahwa ada seorang tawanan lanjut usia yang dibawa ke penjara Bastille lalu dia harus mengenakan topeng. Orang yang mengawasi tawanan lanjut usia ini yaitu bernama Bénigne Dauvergne de Saint-Mars yang telah menulis banyak warkat kepada François Michel Le Tellier de Louvois yang menjabat sebagai menteri peperangan saat itu. Namun, saat itu terjadi pemberangusan saringan yang ketat hingga diperkirakan bahwa 90% dari isi surat itu lenyap.
Pada 24 Agustus 1669, ada seseorang yang dipenjara di kota Pinerolo. Saat itu, kota Pinerolo masih disebut sebagai kota Pignerol yang pernah termasuk dalam wilayah Perancis. Pada 19 Agustus 1669, seseorang bernama Louvois memberitahukan bahwa tawanan yang berasal dari daerah Dunkerque ini merupakan orang yang terpenting dan paling dicari, tapi dia tetap belum pernah dibekuk. Orang-orang menyebut tawanan ini dengan nama Eustache Dauger. Di kota Pinerolo, tawanan ini bertemu dengan tawanan lain yang paling dicari seperti Nicolas Fouquet dan Antoine Nompar de Caumont. Eustache Dauger (manusia bertopeng besi) pun diizinkan untuk berbicara dengan Fouquet. Sewaktu hal tersebut, dirinya mulai bersedia menjadi pembantu Fouquet menggantikan pembantu Fouquet yang sedang tidak enak badan. Fouquet pun meminta untuk mencari udara segar di luar pada tahun 1678 dan permintaannya pun dikabulkan. Pada saat meninggalnya Fouquet di tahun 1680, sebuah lubang ditemukan di antara tangsi yang ditempati Fouquet dan satu lagi yang ditempati oleh Caumont. Sejak saat itu sampai seterusnya, baik pembantu Fouquet maupun Dauger pun telah dipisahkan dari keberadaan Caumont. Baik manusia bertopeng besi maupun pembantu Fouquet pun dialihtempatkan di daerah Exilles yang hanya berjarak sejauh 26 kilometer (16 mi).
Sejak tahun 1682, baik manusia bertopeng besi maupun pembantu Fouquet pun dipisahkan. Pembantu Fouquet pun meninggal dunia di tahun 1687 akibat kota Exilles terancam oleh peperangan, sedangkan manusia bertopeng besi dialihtempatkan di pulau Sainte-Marguerite yang bersebelahan dengan kota Cannes, Perancis. Pada saat itu, hanya terdapat satu orang lain yang dipenjara di pulau Sainte-Marguerite. Pada bulan September 1698, manusia bertopeng besi dialihtempatkan lagi di daerah Bastille yang berada dalam kota Paris di mana dirinya wafat di sana pada tahun 1703--persisnya pada 19 November 1703. Setiap kali, tawanan-tawanan yang tidak dikenali jatidirinya dan dialihtempatkan ke daerah Bastille pun sering diserahkan dalam pengawasan Saint-Mars yang memegang teraju semua penjara di daerah Bastille. Perihal perpindahan tempat itu juga diterapkan bagi sebilangan tawanan lainnya yang harus dikawal oleh Saint-Mars.
Ketika Dauger berada di tengah kerumunan orang serta bersama beberapa orang baru, dia pun harus mengenakan topeng. Bahkan, dia tak dapat melakukan tatap muka, berbicara secara langsung dan berhubungan dengan siapapun. Saat dia dialihtempatkan ke daerah luar, banyak orang yang berujar bahwa tidak ada siapapun yang bisa menengok wajahnya, mendengar suaranya dan berbicara dengannya.
Walau begitu, dirinya terlihat sama sekali nyaman menurut pandangan orang banyak. Sebanyak dua kali dalam seminggu, manusia bertopeng besi menerima pakaian yang siap dikenakan serta bisa meminta buku apa saja yang diinginkan. Dia memang mendapat keleluasaan untuk memainkan alat musik kecapi serta bisa berobat dengan dokter tanpa susah payah apabila ada hal-hal yang wajib dilakukan sesuai kata dokter. Saint-Mars menerima 12 buah kumpulan bacaan dalam sehari untuk tawanan ini. Tempat kurungan tahanan yang diduduki oleh Saint-Mars di pulau Sainte Marguerite harus memberikan pengeluaran untuk sebanyak 5.000 kumpulan bacaan. Di daerah Pinerolo, ada kurungan tahanan khusus yang didirikan serta harus melalui tiga buah pintu untuk memasukinya. Kurungan tahanan yang satu ini memang jelas kedap suara. Dengan kata lain, tak ada yang bisa didengar dari luar kurungan tahanan khusus ini. Saint-Mars memiliki pertanggungjawaban yang pribadi atas keadaan hidup manusia bertopeng besi ini. Terdapat pembuktian yang kuat dan sah bahwa petugas penjara harus menanggalkan topi mereka saat manusia bertopeng besi ini hadir dan petugas tersebut hanya boleh diizinkan untuk meletakkan topi mereka apabila dikatakan yang demikian kepada petugas tersebut.
Terdapat keterangan mengenai penggambaran kejadian yang mengungkapkan bahwa saat wafatnya manusia bertopeng besi ini, dia berumur sekitar 60 tahun. Ketika dia dialihtempatkan menuju kota Exilles sejak tahun 1687, rambutnya berwarna abu-abu.
Topeng
Tidak sepanjang waktu topeng itu dikenakan olehnya. Kelihatannya diyakini bahwa dia hanya mengenakannya saat sedang dialihtempatkan ke daerah lain supaya tidak bisa dipandang secara langsung oleh orang-orang. Kalau saja dia mengenakan topeng di setiap waktu, maka dapat menimbulkan peradangan bagi dirinya. Selain itu, tahanan ini berjenis kelamin laki-laki dan rambutnya harus dipotong secara tetap karena semakin tumbuh melebat. Topeng itu hanya dikenakan hingga dua kali berdasarkan sahifah yang berisikan suruhan dalam memindahkan tempat keberadaan manusia bertopeng besi ke daerah Bastille dan ke suatu pulau yang tidak jauh dari kota Cannes.
Dijadikan perumpamaan oleh Voltaire
Voltaire pernah dipenjara di daerah Bastille pada tahun 1717. Menurut Voltaire, tawanan ini berkerabat dengan raja Louis Ke-14. Pada tahun 1751, karya buatan Voltaire pun diterbitkan dengan judul Le Siècle de Louis XIV yang di dalam isinya terdapat rincian cerita tentang manusia bertopeng besi. Menurut Voltaire, orang ini pernah dipenjara pada tahun 1661 setelah meninggalnya seorang menteri kepala yaitu Cardinal Mazarin yang sezaman dengan Louis Ke-14. Dari hal tersebut, boleh jadi bahwa sebagian besar dari setiap sumber maklumat yang diketahui adalah hasil rencana Voltaire yang menjadikan manusia bertopeng besi ini sebagai bukti nyata tentang seberapa buruknya kesudahan seorang penguasa penganut paham kemutlakan.
Jatidiri asli Eustache Dauger
Ketika kedatangan manusia bertopeng besi ini diumumkan melalui surat untuk pertama kalinya, nama manusia bertopeng ini dipanggil oleh Louvois sebagai "Eustache Dauger". Para ahli sejarah telah mengendus keaslian seseorang yang memiliki nama seperti itu dan masih belum wafat pada saat itu. Sebutan lengkap untuk manusia bertopeng besi ini yaitu Eustache Dauger de Cavoye.[1] Menurut berbagai sumber catatan, manusia bertopeng besi ini lahir sejak 30 Agustus 1637 dan salah satu ayah bundanya diketahui bernama François Dauger. Eustache Dauger juga diketahui pernah terlibat dalam suatu peristiwa nahas yang dikenal dengan sebutan L'affaire des poisons. Peristiwa nahas ini dimulai sejak tahun 1675 hingga tahun 1680. Diketahui bahwa sebagian besar kaum berdarah biru yang diracuni serta diadili dengan hukuman mati akibat menggunakan ilmu gaib. Eustache Dauger pun mulai kehilangan harga diri setelah diketahui bahwa dirinya pernah bergabung mengambil bagian dalam suatu perhelatan yang diadakan secara melimpah ruah--yang mana perhelatan tersebut diiringi oleh upacara pemujaan setan serta hampir tidak diragukan juga diisi dengan hubungan bersenggama sejenis. Pada tahun 1930-an, terungkap bahwa Eustache Daugher yang asli sudah wafat di penjara Saint-Lazaire yang terletak pada kota Paris. Pada abad ke-17, penjara tersebut merupakan sebuah rumah sakit jiwa yang ditempati oleh orang-orang berpenyakit kejiwaan dengan dibantu oleh para rahib. Banyak keluarga berdarah biru yang berkunjung ke tempat tersebut supaya mereka tidak dikambinghitamkan. Berbagai sumber catatan telah menunjukkan bahwa Dauger yang asli itu pernah ditempatkan di penjara Saint-Lazaire di kota Paris—pada saat itu juga, orang yang ditempatkan di daerah Pignerolo itu bukanlah Dauger yang sebenarnya. Menurut penuturan Louis-Henri de Loménie de Brienne yang juga pernah dipenjara di Saint-Lazaire pada saat yang demikian bahwa Eustache Dauger de Cavoye yang asli telah wafat akibat mabuk berat pada penghujung tahun 1680-an. Para ahli sejarah saling berembuk tanpa awut-awutan mengenai hal tersebut sampai akhirnya diputuskan bahwa Dauger yang asli itu tidak memiliki keterlibatan dengan manusia bertopeng besi dalam bentuk apapun.[1][2]
Bahan petunjuk dari bacaan-bacaan
Terdapat sejumlah buku dan gambar hidup yang berkaitan dengan manusia bertopeng besi, mungkin sangat-sangatnya hanya merujuk terhadap cerita karangan Alexandre Dumas berjudul "The Vicomte de Bragelonne" (cerita lanjutan ketiga dari karangan bebas berjudul Les Trois Mousquetaires) beserta cerita lain yang berasal dari karya Victor Hugo dan Marcel Pagnol. Melalui karya buatan Dumas, terdapat pengandaian pemikiran yang diungkapkan secara ijmal oleh Dumas mengenai sejumlah hal yang berkaitan dengan manusia bertopeng besi.