Citra Sasmita
Citra Sasmita (kelahiran 30 Maret 1990), adalah perupa yang lahir di Tabanan, Bali, Indonesia. Namanya mulai dikenal dalam seni rupa Indonesia melalui karya-karyanya yang tidak hanya berupa lukisan, seni instalasi dan performance art dan telah dipamerkan di dalam dan di luar negeri. Citra merupakan salah satu penerima penghargaan Gold Award Winner dalam kompetisi seni lukis UOB Painting of The Year kategori seniman profesional[1]. Karya-karya Citra banyak merepresentasikan isu-isu perempuan terutama mengenai identitas kultural, posisi perempuan dalam kultur patriarki dan realitas sosial dan budaya[2]
Latar Belakang
Citra Sasmita, dilahirkan di Tabanan, Bali pada tahun 1990. Keluarganya merupakan seniman pertunjukan tradisi yang sering pentas dari desa ke desa dalam ritual Hindu di Bali. Bermula dari itulah ia tumbuh dan tertarik dengan dunia kesenian. Sempat kuliah di Fakultas Sastra Universitas Udayana (2008) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas pendidikan Ganesha, jurusan ilmu fisika (2009), karena keinginannya untuk melanjutkan studi lukis tidak direstui oleh almarhum ayahnya yang saat itu menjadi guru Kimia. Namun cita-citanya sebagai perupa kembali tumbuh ketika ia mengikuti grup teater kampus dan menjadi ilustrator cerpen di sebuah koran lokal di Bali[3]. Ketika ia menjadi ilustrator cerpen inilah ia mulai mendalami dunia seni rupa dan aktif mengikuti pameran di Bali dan diluar Bali. Pada tahun 2016, karyanya yang berjudul "Torment" yang dipamerkan pada pameran "Bali Art Intervention #1, Violent in Bali" mendapat sorotan karena menghadirkan figur perempuan yang mencium kepala babi, menghadirkan imaji kehidupan kultural perempuan Bali dalam tekanan psikologis dan sosial, sebagaimana tajuk dari pameran tersebut yang menghadirkan karya-karya kritis mengenai sisi gelap pulau Bali[4]. Kemudian pada tahun 2016 dalam pameran Merayakan Murni, sebuah pameran persembahan untuk pelukis Murniasih (1966-2006), Citra menghadirkan karya installasi 100 buah keramik yang dikombinasikan dengan timbangan gantung "Mea Vulva, Maxima Vulva" sebagai kritiknya terhadap ketimpangan kelas sosial yang terlihat dari habitus masyarakat yang menjadi salah satu ekses dan akibat budaya patriarkhi di Bali[5].
Refrensi
- ^ "2017 UOB Painting of the Year". UOB Painting of the Year (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-03-23.
- ^ "Mendobrak Nilai-Nilai Patriarki Melalui Karya Seni: Analisis terhadap Lukisan Citra Sasmita". Jurnal Perempuan (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-03-23.
- ^ "Bali's Citra Sasmita: In The Spotlight of Indonesian Contemporary Art - NOW! Bali". NOW! Bali (dalam bahasa Inggris). 2018-01-29. Diakses tanggal 2018-03-23.
- ^ "The Bali Art Scene 2016 – An Overview". Life As Art Asia (dalam bahasa Inggris). 2016-07-26. Diakses tanggal 2018-03-23.
- ^ "Citra Sasmita | Ketemu Project". ketemu.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-03-23.