Lompat ke isi

GO-JEK

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2018 12.19 oleh Amrudien (bicara | kontrib) (Memperbarui kotak Informasi)
PT Aplikasi Karya Anak Bangsa
IndustriTeknologi informasi
Transportasi
Didirikan2010 (2010)
Pendiri
Kantor
pusat
Wilayah operasi
50 kota di Indonesia[1]
Tokoh
kunci
  • Nadiem Makarim (Co-Founder)
  • Michaelangelo Moran (Co-Founder)
  • Kevin Aluwi (Co-Founder)
  • Andre Soelistyo (President)
  • Rohan Monga (COO)
  • Ajey Gore (Group CTO)
  • Piotr J (CMO)
  • Thomas Husted (Group CFO)
  • Monica Oudang (CHRO)
Situs webwww.go-jek.com

PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau yang lebih dikenal dengan GO-JEK merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani angkutan melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim.[2][3] Saat ini, GO-JEK telah tersedia di 50 kota di Indonesia.[1] Hingga bulan Juni 2016, aplikasi GO-JEK sudah diunduh sebanyak hampir 10 juta kali di Google Play pada sistem operasi Android.[4] Saat ini juga ada untuk iOS, di App Store.

Kontroversi

Menjamurnya penggunaan jasa GO-JEK membuat adanya kecemburuan di antara tukang ojek pangkalan. Pada tanggal 9 Juni 2015 seseorang dalam akun Path menuliskan insiden bahwa pengemudi GO-JEK yang dipesannya diusir oleh tukang ojek pangkalan di Kuningan, Jakarta Selatan yang tidak terima rezekinya dirampas.[5] Dua kali dia memanggil sopir GO-JEK, dua kali pula pengemudi GO-JEK lari karena takut dipukuli tukang ojek pangkalan. Akhirnya dia naik ojek pangkalan dengan tarif jauh lebih mahal dibanding tarif sopir GO-JEK. Sekadar diketahui, tarif ojek GO-JEK lebih pasti karena ditentukan lewat aplikasi sehingga tidak perlu tawar-menawar.[5]

Kontroversi GO-JEK dengan ojek pangkalan terjadi karena adanya perbedaan logika. Ojek pangkalan memegang teguh logika "sopan-santun". Di dalam pangkalan ojek ada banyak norma-norma sosial yang harus dipatuhi, seperti harus antre ketika akan mengambil penumpang dan tidak diperbolehkan mengambil penumpang di wilayah yang bukan area-nya. Sementara itu, logika GO-JEK adalah logika korporasi yang semua harus serba teratur dan pasti, baik dari segi harga, pelayanan, dan asuransi. Ketika driver GO-JEK datang mengambil penumpang tanpa antre dan tanpa mematuhi batas-batas wilayah, ojek pangkalan menganggapnya sebagai tindakan yang tidak mematuhi norma sosial pangkalan. Hal ini yang menyebabkan keduanya seringkali berkonflik.

Tanggapan

Menjamurnya penggunaan layanan GO-JEK di Jabodetabek membuat perusahaan layanan transportasi pemesanan taksi asal Malaysia, GrabTaxi, meluncurkan aplikasi yang serupa GO-JEK yaitu GrabBike.[6] Layanan tersebut diluncurkan pada bulan Mei 2015.[6]

Fitur dan layanan GO-JEK

  1. GO-SEND, layanan transportasi barang
  2. GO-RIDE, layanan transportasi penumpang dengan sepeda motor
  3. GO-FOOD, layanan pemesanan makanan
  4. GO-MART, layanan berbelanja
  5. GO-BOX, layanan pengantaran barang berukuran besar
  6. GO-CLEAN, layanan membersihkan rumah
  7. GO-GLAM, layanan kecantikan
  8. GO-MASSAGE, layanan pemijatan
  9. GO-BUSWAY, layanan pengantaran penumpang ke halte TransJakarta
  10. GO-TIX, layanan pemesanan tiket
  11. GO-CAR, layanan transportasi dengan mobil
  12. GO-AUTO, layanan montir
  13. GO-MED, layanan pembelian obat
  14. GO-PULSA, layanan isi pulsa elektronik
  15. GO-SHOP, layanan belanja barang
  16. GO-BLUEBIRD, layanan transportasi dengan Blue Bird

Referensi

  1. ^ a b https://www.go-jek.com/about/. Diakses tanggal 21 Februari 2018.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  2. ^ "NADIEM MAKARIM, CEO GO-JEK Indonesia". New Cities Summit 2015. Diakses tanggal 20 Juni 2015. 
  3. ^ "Nadiem Makarim, Pendiri Go-Jek yang Sudah Bantu 10 Ribu Sopir Ojek". Diakses tanggal 20 Juni 2015. 
  4. ^ "GO-JEK". http://play.google.com. Google, Inc. Diakses tanggal 20 Juni 2015.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  5. ^ a b "Pengemudinya Diteror, Ini Tanggapan Go-jek". Diakses tanggal 20 Juni 2015. 
  6. ^ a b "GrabTaxi perkenalkan layanan booking ojek GrabBike di Jakarta". Diakses tanggal 20 Juni 2015. 

Pranala luar