Candra
Candra | |
---|---|
Dewa Bulan | |
Ejaan Dewanagari | चन्द्र |
Golongan | Graha |
Wahana | Kereta yang ditarik sepuluh kuda; kadangkala antelop |
Pasangan | 27 Naksatra |
Dalam agama Hindu, Candra (Dewanagari: चन्द्र; IAST: Candra ) adalah dewa bulan, sekaligus seorang Graha. Candra juga disamakan dengan Soma, dewa bulan dalam kitab Weda. Kata Soma merujuk kepada minuman manis dari tanaman, sehingga Candra menjadi penguasa tanaman dan tumbuhan.
Candra digambarkan sebagai dewa yang berparas muda dan tampan, berlengan dua dan memegang gada dan teratai. Konon setiap malam ia mengendarai keretanya untuk melintasi langit. Keretanya ditarik oleh sepuluh kuda putih, atau kadangkala ditarik antilop. Meski antilop adalah hewan yang biasa dilukiskan bersamanya dalam simbol-simbol, kelinci juga dikeramatkan olehnya dan seluruh kelinci berada dalam perlindungannya. Candra dikaitkan dengan embun, dan ia juga salah satu dewa kesuburan. Candra sebagai Soma, mengetuai Somawara atau hari Senin.
Candra merupakan ayah Budha. Ia merupakan suami bagi Rohini, Anurada dan Bharani, yang merupakan 27 Naksatra (rasi bintang), para putri Daksa
Mitologi
Dalam mitologi Hindu, terdapat banyak legenda mengenai Candra.
Pada salah satu legenda, Candra bertemu Tara, istri dari Wrehaspati (dewa planet Yupiter). Dari perkawinan mereka, Tara kemudian hamil dan melahirkan Budha (dewa planet Merkurius). Wrehaspati menjadi kecewa dan mengadakan perang. Para dewa pun terlibat, kemudian Tara kembali ke Wrehaspati. Putra Budha adalah Pururawa yang mendirikan Dinasti Candra.[1]
Candra menikahi 27 putri dari Daksa. Candra lebih mencintai Rohini di antara semua istri-istrinya. Istri-istri lainnya merasa cemburu dan mengadu kepada Daksa yang kemudian memberikan kutukan kepada Candra. Kutukan pun kemudian terlepaskan hanya ketika Candra mengabdikan dirinya kepada dewa Siwa, yang melepaskan sebagian kutukannya.[1]
Menurut sebuah legenda yang lain, ketika Ganesha pulang diatas kendaraannya Dinka (tikus) pada malam akhir bulan purnama setelah pesta besar yang diadakan oleh Kubera. Dalam perjalanan pulang, sebuah ular menghalangi jalannya dan mengejutkannya, Ganesha kemudian terjatuh dari keretanya.Ganesha yang terlalu kenyang jatuh ke tanah dan perutnya terbuka, menumpahkan semua Modak yang dimakannya. Melihat ini, Candra menertawainya. Ganesha yang kehilangan kesabarannya kemudian mematahkan salah satu gadingnya dan melemparkannya langsung ke bulan dan menyakitinya serta mengutuknya sehingga ia pun tidak pernah utuh kembali. Oleh karena itu, dilarang untuk memandang bulan pada perayaan Ganesha Chaturhi. Legenda ini bertanggung jawab atas bentuk-bentuk bulan di langit, seperti membesar dan memudarnya bulan, perubahan bentuk bulan dari bulan mati, bulan sabit, hingga bulan purnama, serta kawah besar dan bintik hitam yang juga terlihat bahkan dari bumi.
Aspek lain
Candra secara harfiah berarti "bulan" dari bahasa Sanskerta, bahasa Hindi, dan bahasa-bahasa India lainnya. Di India, "Candra" menurupakan nama yang umum, dan juga sebagai nama keluarga. Banyak variasi nama pria dan wanita di Asia Tenggara yang berasal dari bahasa Sanskerta.
Indu, salah satu nama lain untuk Chandra, juga merupakan nama cakra pertama ragoda Melakarta dalam musik Carnatic. Nama-nama cakra didasarkan pada angka-angka yang terkait dengan masing-masing nama. Dalam hal ini, ada satu, sang Bulan dan karenanya cakra pertama adalah Indu.
Dalam budaya populer
Candra memainkan peran penting dalam salah satu novel di Inggris, The Moonstone.
Kata Sansekerta Chandrayāna (Sansekerta: चन्द्रयान, Kendaraan Bulan) digunakan untuk merujuk pada pengorbit bulan India.
Referensi
- ^ a b Roshen Dalal (2010). Hinduism: An Alphabetical Guide. Penguin Books India. hlm. 393–394. ISBN 978-0-14-341421-6.