Lompat ke isi

Oost-Java Stoomtram Maatschappij

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Oost-Java Stoomtram Maatschappij, N.V.
Logo OJS yang terakhir berdasarkan tanda air lembar obligasi yang dikeluarkan tahun 1949.
Ikhtisar
Kantor pusatHindia Belanda Kota Surabaya, Jawa Timur, Hindia Belanda
LokalKota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kabupaten Jombang
Tanggal beroperasi1889–1959
PenerusKereta Api Indonesia
Teknis
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in)
Panjang jalur107 kilometer

Oost-Java Stoomtram Maatschappij (OJS) adalah nama perusahaan kereta api swasta yang pernah beroperasi di Hindia Belanda. Perusahaan ini mengoperasikan trem uap di beberapa wilayah, yakni: Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, dan Kabupaten Jombang. Rute yang dibangun oleh OJS sejauh 107 kilometer.

OJS juga pernah membentuk patungan bersama perusahaan trem uap lainnya yakni Serajoedal Stoomtram Maatschappij, Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij, dan Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij

Saat ini seluruh jalur kereta api OJS termasuk dalam Wilayah Aset VIII Surabaya.

Sejarah

Jalur trem OJS di Pasar Besar Surabaya.

Perusahaan ini mendapat konsesi izin dari Pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada tahun 1886. OJS membangun jalur trem uap di seputaran kawasan industri wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Awalnya perusahaan ini bermodal tiga lintas, yaitu Ujung–Sepanjang–Krian, Mojokerto–Gemekan–Ngoro, dan Gemekan–Dinoyo.[1]

Pada tanggal 14 Mei 1890, OJS membuka stasiun baru di Wonokromo, Surabaya, yakni Stasiun Wonokromo OJS atau Wonokromo Kota (jangan dikelirukan dengan Stasiun Wonokromo milik Staatsspoorwegen).[2] Hal ini membuat trem di Surabaya semakin semarak dan banyak warga yang bepergian dengan trem karena tarifnya relatif murah. Interaksi antarmoda antara SS dan OJS cukup memuaskan.

Pada tahun 1911, OJS memperluas jaringannya hingga hampir seluruh Kota Surabaya terhubung dengan jalur kereta api. Pada tahun 1924, OJS memperkenalkan trem listrik tepat saat panjang lintasnya mencapai 36 km.[3][4]

Pada saat itulah trem juga akan bersaing dengan kendaraan lainnya. Munculnya mobil pribadi dan sepeda ontel yang berseliweran di jalan-jalan Surabaya membuat trem harus ekstra hati-hati saat melewati jalanan kota. Hingga tahun 1927 tercatat 11,4 juta penumpang terangkut dengan trem listrik dan 5,2 juta orang terangkut dengan trem uap OJS.[1]

Pasca-kemerdekaan

Layanan trem listrik membelah Kota Surabaya

Pada tahun 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1959. Isinya antara lain menasionalisasi seluruh jalur kereta api dan trem uap yang dahulu dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan milik Belanda, yang operasionalnya diserahkan kepada Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKA), termasuk jalur eks-OJS.

Ella Ubaidi, EVP Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT KAI, mengatakan bahwa dengan tarif 15 sen untuk kelas I dan 10 sen untuk kelas II, tidak mampu menyelamatkan trem Surabaya dari kepunahan. Sejak tahun 1970-an, trem Surabaya dinyatakan tidak beroperasi karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum serta banyaknya penumpang gelap yang menyebabkan kebocoran pendapatan PJKA.[1]

Reaktivasi jalur ini masuk dalam daftar prioritas reaktivasi yang dilakukan oleh Kemenhub bekerja sama dengan PT KAI dan Pemerintah Kota Surabaya. Walaupun demikian, belum ada tanda-tanda jalur ini akan segera dikerjakan.[5]

Riwayat pembangunan lintas

Wilayah Mojokerto

Jalur Segmentasi lintas Tanggal peresmian Panjang lintas (km) Keterangan
Pabrik Spiritus Wates–Mojokerto Kota–Gemekan Mojokerto Kali–Mojoagung 1 Oktober 1889 17
Mojokerto Kali-Wates 1 April 1909 3
Gemekan-Ngoro Mojoagung–Ngoro 1 Januari 1890 17
Gemekan-Dinoyo Gemekan-Dinoyo 5 Maret 1892 8

Wilayah Surabaya

Periode pertama (trem uap)[6]

Jalur Segmen Tanggal peresmian Keterangan
Trem Surabaya Ujung–Fort Prins Hendrik 10 Desember 1889 Dalam peta 1905, tergambar bahwa jalur ini melewati tepian Kali Mas Surabaya.

Sebagian dibongkar bersamaan dengan peresmian trem listrik (kecuali ke arah Groedo hingga masa pendudukan Jepang)

Fort Prins Hendrik–Staatsspoorweg-Station (Surabaya Kota) 17 Desember 1890
Stadtstuin–Willemplein–Kalimas 1 Juni 1897
Staatsspoorweg Station (Surabaya Kota)–Telefoonkantoor dengan percabangan di Simpang 15 April 1890
Telefoonkantoor–Station Groedo
Stasiun Groedo–Wonokromo Kota 14 Mei 1890
Wonokromo Kota–Sepanjang OJS 27 September 1890
Sepanjang OJS–Krian 14 Februari 1898

Periode kedua (trem listrik Surabaya)

Jalur Segmentasi lintas Tanggal peresmian Panjang lintas (km) Keterangan
Trem Surabaya Ujung–Fort Prins Hendrik 10 Desember 1889 3 Sejumlah jalur trem merupakan jalur ganda
Fort Prins Hendrik–Semut 17 Desember 1890 2
Regentstraat–Pasar Turi–Wonokromo Kota 2 Maret 1916 7
Regentstraat–Tanjung Perak 1 Agustus 1920 16
Wonokromo–Willemsplein 15 Mei 1923 8,4
Kayon–Hoek Palmenlaan 16 Mei 1923 1
Sawahan (dipo trem)–Tunjungan 16 Mei 1923 3
Willemsplein–Tanjung Perak 12 Juli 1923 5
Kayon–Stasiun Surabaya Gubeng–Kampung Gubeng 11 Februari 1924 2
Wonokromo Kota–Krian Wonokromo Kota–Sepanjang (Karangpilang) 27 September 1890 7
Sepanjang (Karangpilang)–Krian OJS 14 Februari 1898 7

Armada

Untuk armada, OJS memiliki lokomotif uap dengan nomor seri B12.[4] Trem listrik mulai mendominasi Surabaya sejak 1924.

Referensi

  1. ^ a b c "Sepenggal Perjalanan Sejarah Trem di Surabaya". historia.id. Diakses tanggal 2018-02-23. 
  2. ^ Widodo, Dukut Imam (2002). Soerabaia tempo doeloe. Surabaya: Dinas Pariwisata, Kota Surabaya. hlm. 419. 
  3. ^ Freek., Colombijn,; Joost., Coté,; Joost., Cote⁺ѓ, (2014). Cars, conduits, and kampongs the modernization of the Indonesian city, 1920-1960. Leiden: BRILL. ISBN 9004280723. OCLC 894170623. 
  4. ^ a b "Oost Java Stoomtram Maatschappij". searail.malayanrailways.com. Diakses tanggal 2018-02-23. 
  5. ^ Idris, Muhammad. "Selain Rel Kereta, Kemenhub Juga Aktifkan Jalur Trem di Surabaya". detikfinance. Diakses tanggal 2018-02-23. 
  6. ^ Oost-Java Stoomtram Maatschappij (1902). Verslag der Oost-Java Stoomtram Maatschappij. Den Haag: OJS.