Oost-Java Stoomtram Maatschappij
Ikhtisar | |
---|---|
Kantor pusat | Kota Surabaya, Jawa Timur, Hindia Belanda |
Lokal | Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kabupaten Jombang |
Tanggal beroperasi | 1889–1959 |
Penerus | Kereta Api Indonesia |
Teknis | |
Lebar sepur | 1.067 mm (3 ft 6 in) |
Panjang jalur | 107 kilometer |
Oost-Java Stoomtram Maatschappij (OJS) adalah nama perusahaan kereta api swasta yang pernah beroperasi di Hindia Belanda. Perusahaan ini mengoperasikan trem uap di beberapa wilayah, yakni: Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, dan Kabupaten Jombang. Rute yang dibangun oleh OJS sejauh 107 kilometer.
OJS juga pernah membentuk patungan bersama perusahaan trem uap lainnya yakni Serajoedal Stoomtram Maatschappij, Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij, dan Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij
Saat ini seluruh jalur kereta api OJS termasuk dalam Wilayah Aset VIII Surabaya.
Sejarah
Perusahaan ini mendapat konsesi izin dari Pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada tahun 1886. OJS membangun jalur trem uap di seputaran kawasan industri wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Awalnya perusahaan ini bermodal tiga lintas, yaitu Ujung–Sepanjang–Krian, Mojokerto–Gemekan–Ngoro, dan Gemekan–Dinoyo.[1]
Pada tanggal 14 Mei 1890, OJS membuka stasiun baru di Wonokromo, Surabaya, yakni Stasiun Wonokromo OJS atau Wonokromo Kota (jangan dikelirukan dengan Stasiun Wonokromo milik Staatsspoorwegen).[2] Hal ini membuat trem di Surabaya semakin semarak dan banyak warga yang bepergian dengan trem karena tarifnya relatif murah. Interaksi antarmoda antara SS dan OJS cukup memuaskan.
Pada tahun 1911, OJS memperluas jaringannya hingga hampir seluruh Kota Surabaya terhubung dengan jalur kereta api. Pada tahun 1924, OJS memperkenalkan trem listrik tepat saat panjang lintasnya mencapai 36 km.[3][4]
Pada saat itulah trem juga akan bersaing dengan kendaraan lainnya. Munculnya mobil pribadi dan sepeda ontel yang berseliweran di jalan-jalan Surabaya membuat trem harus ekstra hati-hati saat melewati jalanan kota. Hingga tahun 1927 tercatat 11,4 juta penumpang terangkut dengan trem listrik dan 5,2 juta orang terangkut dengan trem uap OJS.[1]
Pasca-kemerdekaan
Pada tahun 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1959. Isinya antara lain menasionalisasi seluruh jalur kereta api dan trem uap yang dahulu dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan milik Belanda, yang operasionalnya diserahkan kepada Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKA), termasuk jalur eks-OJS.
Ella Ubaidi, EVP Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT KAI, mengatakan bahwa dengan tarif 15 sen untuk kelas I dan 10 sen untuk kelas II, tidak mampu menyelamatkan trem Surabaya dari kepunahan. Sejak tahun 1970-an, trem Surabaya dinyatakan tidak beroperasi karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum serta banyaknya penumpang gelap yang menyebabkan kebocoran pendapatan PJKA.[1]
Reaktivasi jalur ini masuk dalam daftar prioritas reaktivasi yang dilakukan oleh Kemenhub bekerja sama dengan PT KAI dan Pemerintah Kota Surabaya. Walaupun demikian, belum ada tanda-tanda jalur ini akan segera dikerjakan.[5]
Riwayat pembangunan lintas
Wilayah Mojokerto
Jalur | Segmentasi lintas | Tanggal peresmian | Panjang lintas (km) | Keterangan |
---|---|---|---|---|
Pabrik Spiritus Wates–Mojokerto Kota–Gemekan | Mojokerto Kali–Mojoagung | 1 Oktober 1889 | 17 | |
Mojokerto Kali-Wates | 1 April 1909 | 3 | ||
Gemekan-Ngoro | Mojoagung–Ngoro | 1 Januari 1890 | 17 | |
Gemekan-Dinoyo | Gemekan-Dinoyo | 5 Maret 1892 | 8 |
Wilayah Surabaya
Periode pertama (trem uap)[6]
Jalur | Segmen | Tanggal peresmian | Keterangan |
---|---|---|---|
Trem Surabaya | Ujung–Fort Prins Hendrik | 10 Desember 1889 | Dalam peta 1905, tergambar bahwa jalur ini melewati tepian Kali Mas Surabaya.
Sebagian dibongkar bersamaan dengan peresmian trem listrik (kecuali ke arah Groedo hingga masa pendudukan Jepang) |
Fort Prins Hendrik–Staatsspoorweg-Station (Surabaya Kota) | 17 Desember 1890 | ||
Stadtstuin–Willemplein–Kalimas | 1 Juni 1897 | ||
Staatsspoorweg Station (Surabaya Kota)–Telefoonkantoor dengan percabangan di Simpang | 15 April 1890 | ||
Telefoonkantoor–Station Groedo | |||
Stasiun Groedo–Wonokromo Kota | 14 Mei 1890 | ||
Wonokromo Kota–Sepanjang OJS | 27 September 1890 | ||
Sepanjang OJS–Krian | 14 Februari 1898 |
Periode kedua (trem listrik Surabaya)
Jalur | Segmentasi lintas | Tanggal peresmian | Panjang lintas (km) | Keterangan |
---|---|---|---|---|
Trem Surabaya | Ujung–Fort Prins Hendrik | 10 Desember 1889 | 3 | Sejumlah jalur trem merupakan jalur ganda |
Fort Prins Hendrik–Semut | 17 Desember 1890 | 2 | ||
Regentstraat–Pasar Turi–Wonokromo Kota | 2 Maret 1916 | 7 | ||
Regentstraat–Tanjung Perak | 1 Agustus 1920 | 16 | ||
Wonokromo–Willemsplein | 15 Mei 1923 | 8,4 | ||
Kayon–Hoek Palmenlaan | 16 Mei 1923 | 1 | ||
Sawahan (dipo trem)–Tunjungan | 16 Mei 1923 | 3 | ||
Willemsplein–Tanjung Perak | 12 Juli 1923 | 5 | ||
Kayon–Stasiun Surabaya Gubeng–Kampung Gubeng | 11 Februari 1924 | 2 | ||
Wonokromo Kota–Krian | Wonokromo Kota–Sepanjang (Karangpilang) | 27 September 1890 | 7 | |
Sepanjang (Karangpilang)–Krian OJS | 14 Februari 1898 | 7 |
Armada
Untuk armada, OJS memiliki lokomotif uap dengan nomor seri B12.[4] Trem listrik mulai mendominasi Surabaya sejak 1924.
Referensi
- ^ a b c "Sepenggal Perjalanan Sejarah Trem di Surabaya". historia.id. Diakses tanggal 2018-02-23.
- ^ Widodo, Dukut Imam (2002). Soerabaia tempo doeloe. Surabaya: Dinas Pariwisata, Kota Surabaya. hlm. 419.
- ^ Freek., Colombijn,; Joost., Coté,; Joost., Cote⁺ѓ, (2014). Cars, conduits, and kampongs the modernization of the Indonesian city, 1920-1960. Leiden: BRILL. ISBN 9004280723. OCLC 894170623.
- ^ a b "Oost Java Stoomtram Maatschappij". searail.malayanrailways.com. Diakses tanggal 2018-02-23.
- ^ Idris, Muhammad. "Selain Rel Kereta, Kemenhub Juga Aktifkan Jalur Trem di Surabaya". detikfinance. Diakses tanggal 2018-02-23.
- ^ Oost-Java Stoomtram Maatschappij (1902). Verslag der Oost-Java Stoomtram Maatschappij. Den Haag: OJS.