Lompat ke isi

Pembicaraan:Medang

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 18 Agustus 2018 05.11 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Saya tidak tahu landasan dari pencantuman kerajaan medang ini. Setahu saya dari beberapa literatur, nama Medang merupakan nama ibukota dari Mataram kuno, dan sud digunakan sebelum kekuasaan Pu Sindok. Di prasasti canggal, hal itu termaktub, di mana prasastinya sudah ada di awal dinasti Sanjaya.– komentar tanpa tanda tangan oleh 202.165.40.50 (bk).

Nama Medang populer dalam peristiwa Pralaya Medang (1006), yakni serbuan sekutu Sriwijaya di ibukota Dinasti Isyana. Hmm.., jadi kalau nama Medang telah ada pada era Mataram di Jawa Tengah, apa donk nama Kerajaan Medang seharusnya? Apakah tetap bernama Mataram? Menurut buku Memories of Majapahit, ibukota kerajaan ini berada di Watugaluh, tepi Sungai Brantas. wic2020bicara 02:32, 11 Mei 2006 (UTC)

Saya punya beberapa pertanyaan terhadap isi artikel ini:

  • Artikel ini merujuk ke sumber pustaka mana? Apakah yang disebut di atas (Memories of Majapahit)?
  • Setahu saya, Carita Parahyangan dibuat pada abad ke-15, sedangkan dalam artikel ini disebutkan abad ke-10.

Trims. kandar 00:16, 12 Mei 2006 (UTC)

Mungkin nama Medang yang Anda maksudkan adalah Medang di Jawa Barat. Sedang di Medang di Jawa Timur adalah abad ke-10 (tahun 947 M, yakni ketika Mpu Sindok memindahkan pusat kerajaan Mataram ke Jatim). Memang Memories of Majapahit tidak secara eksplisit menyebut "Medang". Kebetulan tempat tinggal saya berada di dekat eks-pusat kerajaan Medang:=) dan mungkin ini bisa menjadi rujukan: [1], [2], atau [3].

wic2020bicara 03:43, 12 Mei 2006 (UTC)

Dari beberapa pustaka yang sembat saya baca, kata medang acap disebut sebelum menyebut mataram. Biasanya berstruktur i medang i bhumi mataram. Kata ini diartikan secara literal sebagai di medang di negara mataram. beberapa prasasti masa jawa tengah sekalipun menggunakan kata itu, di mana sebelumnya suka diberi imbuhan suatu daerah yang berbeda-beda (misalnya pohpitu atau watukura). Beberapa pakar arkeologis sepakat Medang diartikan sebagai nama ibu kota (bukan nama kerajaan). Nama kerajaan dan nama Medang tetap, akan tetapi ibukotanya berubah (pohpitu, misalnya). Biasanya masa pemerintahan Mpu Sindok-Airlangga dikategorikan dalam masa Tawlang-Kahuripan. Penjelasan tentang hal ini tercantum dalam beberapa buku arkeologi. Buku terbaru yang bisa Anda cari adalah Peradaban Jawa Supratikno Rahardjo. Sebagai bandingan lain Anda bisa membaca di [4] dan [5] Anggorogunawan 04:51, 12 Mei 2006 (UTC)

Trims atas jawaban Anda, tapi yang saya tanyakan adalah mengenai naskah Carita Parahyangan yang menurut artikel ini ditulis pada abad ke-10. Padahal, menurut literatur yang pernah saya baca, Carita Parahyangan ini ditulis sekitar abad ke-16 (koreksi, sebelumnya saya menyebut abad ke-15). kandar 10:25, 15 Mei 2006 (UTC)

PINDAHAN DARI: PEMBICARAAN KERAJAAN MATARAM KUNO

Saya setujuh dengan usul menggabung dua artikelnya.--Sepa 08:20, 19 Agustus 2006 (UTC)

Saya juga setuju. Kedua artikel ini membicarakah kerajaan yang sama.202.155.90.42 15:35, 10 September 2006 (UTC)

Saya setuju juga. Kemungkinan karena ada sedikit rasa sungkan untuk mengeditnya sehingga menjadi double.202.169.231.213 03:30, 10 Februari 2007 (UTC)

Saya mengusulkan agar "Kerajaan Mataram Kuno" adalah nama yang dipilih untuk artikel gabungannya, sebab lebih ringkas daripada "Kerajaan Mataram (Mataram Kuno)". Salam, Naval Scene 04:38, 10 Februari 2007 (UTC)

Saya tidak sependapat dengan judulnya (apabila pendiri Mataram masih hidup, pasti tidak rela nama "Mataram" diubah menjadi "Mataram Kuno" dan kemungkinan kita akan dibunuh karena merubah nama Mataram). "Kerajaan Mataram Kuno" memang ringkas tetapi tidak benar. Orang asing akan mengira nama kerajaan ini adalah "Mataram Kuno". Padahal kata "Kuno" itu bukanlah sebuah nama, melainkan pemberian generasi-generasi selanjutnya. Kelak anak-cucu kita juga akan mengira bahwa nama kerajaan ini adalah "Mataram Kuno" dan akan berbias pada hal lain seperti Sriwijaya Kuno, Majapahit Kuno, Indonesia Kuno, Indonesia Baru dsb. Bagi segelintir orang, kata "Kuno" juga memiliki bias negatif. Jadi harapan saya jangan melakukan 'korupsi sejarah' demi memprioritaskan sebuah kata yang ringkas. Salam. 202.169.231.213 19:25, 12 Februari 2007 (UTC)

Kalau "Kerajaan Bhumi Mataram" bagaimana? Lihat ini. •• ivanlanin 19:35, 12 Februari 2007 (UTC)

Bukan. "Bhumi Mataram" adalah julukan terhadap kerajaan ini. Suatu bahasa yang bersifat propagandisme dan nasionalisme, yang sama artinya dengan Tanah Mataram, Bumi Mataram, atau Daratan Mataram. Sama halnya dengan Indonesia yang mendapat julukan dengan Tanah Air Indonesia, Tumpah Darah Indonesia, Bumi Nusantara. Sedangkan nama aslinya tetap "Indonesia" bukan "Indonesia Baru" (dalam kasus ini adalah "Mataram"). 202.169.231.213 19:55, 12 Februari 2007 (UTC)

Bisa beri rujukan mengenai "tidak boleh memberi nama Mataram Kuno atau Kuna?", karena banyak sekali historiografi yang saya coba cari di google yang menggunakan nama ini. Thx. •• ivanlanin 20:08, 12 Februari 2007 (UTC) Ini beberapa rujukan penggunaan nama "Mataram Kuno":

Maksud saya begini, cukup dituliskan di badan artikel saja, bahwa nama sebenarnya adalah hanya Mataram dan bahwa penambahan Kuno atau Kuna atau Lama hanya untuk membedakan dengan Kesultanan Mataram (Baru). Toh cukup banyak historiografi yang cukup terpercaya yang menggunakan istilah ini. Kecuali jika mereka semua salah, tentu saja. Thx. •• ivanlanin 20:28, 12 Februari 2007 (UTC)

Terbalik, justru tidak ada prasasti yang menyebutkan "Mataram Kuno". 202.169.231.213 23:48, 12 Februari 2007 (UTC)
Mataram = Mataram. Baik itu versi baru maupun lama. 202.169.231.213 22:21, 12 Februari 2007 (UTC)
Mataram (Kesultanan) = Mataram (Baru) atau Mataram (II). Sehingga tidak perlu ditambah kata "(Baru)". 202.169.231.213 22:53, 12 Februari 2007 (UTC)
Diantara semua pengguna disini, tidak ada yang melarang anda seperti yang anda pikirkan itu. Kembali berfikir positif. Kita lakukan perbaikan pada hal yang sudah salah kaprah ini, demi generasi selanjutnya. 202.169.231.213 20:42, 12 Februari 2007 (UTC)

Ok. Thx. Jadi setuju kita gabung saja dengan menuliskan pada badan artikel ya? •• ivanlanin 20:38, 12 Februari 2007 (UTC)

Sama-sama. Untuk penggabungan kedua artikel ini saya setuju. Namun untuk nama dan judul yang benar saya masih menanti usul teman-teman yang lain. Saya usul pemberian kata pembeda didalam tanda kurung, seperti: Mataram (Kuno), Mataram (Baru), Mataram (I), Mataram (II) atau pemberian kata pembeda dicetak miring, seperti: Mataram Kuno, Mataram Baru. Namun saya tidak sependapat apabila judul diberi nama agama sebagai pembedanya, seperti pada Mataram (Hindu-Buddha) atau Mataram (Islam). 202.169.231.213 20:49, 12 Februari 2007 (UTC)
Bagaimana bila digunakan istilah Kerajaan Mataram untuk Mataram-nya dinasti Mpu Sidok, dan Kesultanan Mataram untuk Mataram-nya dinasti Sutawijaya? Istilahnya jadi berbeda dan pada tiap2 artikel disebutkan pula disambiguasi/referensi ke artikel lainnya.

Tentang Sanjaya

Penjelasan tentang pribadi Sanjaya sepertinya tidak perlu terlalu panjang. Mungkin dapat diedit dan direferensikan ke artikel utama Sanjaya (raja) saja. Salam, Naval Scene 18:45, 17 Oktober 2007 (UTC)

Usulan tentang Judul Artikel

Salam Sejahtera!

Saya mencoba kembali pada masalah seputar judul artikel ini. Saya termasuk golongan orang yang tidak setuju apabila Kerajaan Mataram periode ini disebut dengan nama Mataram Kuno, karena istilah kuno dan baru sifatnya bias. Saya juga kurang setuju apabila disebut Mataram Hindu karena sebagian anggota kerajaan ini terbukti beragama Buddha.

Istilah Mataram Kuno atau Mataram Hindu memang sangat populer dan lazim dipakai. Nama ini diperkenalkan oleh para sejarawan dan seolah diterima begitu saja oleh para guru di sekolahan untuk diajarkan kepada murid-muridnya.

Namun tidak semua sejarawan berpendapat demikian. Prof. Dr. Slamet Muljana misalnya, dalam buku-buku karangannya jarang memakai istilah Mataram Kuno atau Mataram Hindu. Beliau lebih suka menyebut kerajaan ini dengan nama Kerajaan Medang. Meskipun pada umumnya, Kerajaan Medang dianggap sebagai kerajaan yang didirikan oleh Mpu Sindok di Jawa Timur sebagai kelanjutan Kerajaan Mataram (Kuno) di Jawa Tengah. Padahal sebenarnya tidak demikian.

Pendapat Slamet Muljana sesuai dengan isi prasasti-prasasti yang telah ditemukan, yang ternyata menyebut nama kerajaan ini dengan nama Kerajaan Medang, antara lain:

  • Medang i Bhumi Mataram (prasasti Minto tahun 824)
  • Medang i Mamrati (prasasti Jatiningrat tahun 856)
  • Medang i Poh Pitu (prasasti Kedu tahun 907)

Apabila kita menerjemahkannya secara harfiah, maka yang akan terbaca adalah Medang di tanah Mataram, atau Medang di Mamrati, atau Medang di Poh pitu. Seolah-olah nama Medang adalah nama ibu kota, sedangkan Bhumi Mataram adalah nama kerajaannya.

Namun, apabila kita lebih cermat dalam menafsirkannya, maka yang akan terbaca adalah: Medang yang berpusat di Tanah Mataram, Medang yang berpusat di Mamrati, dan Medang yang berpusat di Poh Pitu. Dengan kata lain, Medang adalah nama kerajaan, sedangkan Mataram, Mamrati, dan Poh Pitu adalah nama ibu kota.

Selama ini Kerajaan Mataram Kuno dianggap identik dengan Jawa Tengah, sedang Kerajaan Medang dianggap identik dengan Jawa Timur. Dan pendapat ini terlanjur diajarkan di sekolah.

Padahal kenyataannya, pada zaman sekarang istilah Mataram tidak identik dengan seluruh Jawa Tengah. Mataram merupakan nama lama untuk Yogyakarta dan sekitarnya, dan ini diakui sendiri oleh masyarakat Yogya pula. Raja-raja Kartasura dan Surakarta memang keturunan Mataram namun mereka tidak pernah disebut sebagai raja Mataram. Misalnya, naskah-naskah babad tidak pernah menyebut Amangkurat II sebagai raja Mataram, melainkan raja Kartasura, karena Kartasura dianggap bukan berada di wilayah Bhumi Mataram.

Slamet Muljana dalam bukunya yang berjudul Sriwijaya (1960) juga menyatakan kalau kota Mataram tidak sama dengan kota Mamrati. Mataram didirikan oleh Sanjaya, sedangkan Mamrati dibangun oleh Rakai Pikatan setelah menang perang melawan Balaputradewa. Mungkin akibat perang itu, kota Mataram hancur sehingga dibangun ibu kota baru di Mamrati.

Kesimpulan yang dapat diambil dari ulasan di atas ialah, Sanjaya mendirikan kerajaan Medang dengan ibu kota di Mataram. Kemudian dipindah istananya ke Mamrati oleh Rakai Pikatan. Kemudian pada pemerintahan Balitung ibu kota Medang sudah pindah lagi ke Poh Pitu.

Kemudian muncul nama kerajaan Medang i Tamwlang di Jawa Timur yang didirikan oleh Mpu Sindok, yang kemudian pindah menjadi Medang i Watugaluh. Beberapa prasasti yang dikeluarkan Mpu Sindok menyebutkan kalau Medang i Tamwlang adalah kelanjutan dari Medang i Bhumi Mataram. Mungkin, pada masa pemerintahan raja Wawa, pusat kerajaan sudah pindah dari Poh Pitu kembali ke Bhumi Mataram. Dan ini sesuai dengan dugaan mayoritas sejarawan, bahwa, kerajaan Mataram Kuno runtuh akibat letusan gunung Merapi. Seperti kita ketahui bersama, Bhumi Mataram alias Yogyakarta dan sekitarnya memang dekat dengan Gunung Merapi.

Jadi, tidak benar apabila dikatakan bahwa, Kerajaan Medang didirikan oleh Mpu Sindok sebagai kelanjutan Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu. Yang benar adalah Kerajaan Medang di Jawa timur merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang di Jawa tengah sebagai satu kesatuan. Yang pindah adalah pusat kerajaannya, sedangkan nama Kerajaan Medang bukan nama baru ciptaan Mpu Sindok, melainkan sudah ada sejak zaman sebelumnya.

Sekali lagi saya ulangi, berdasarkan bukti-bukti prasasti yang telah ditemukan, nama-nama kerajaan yang sedang kita bicarakan ini adalah:

Sehingga judul yang tepat untuk artikel ini adalah Kerajaan Medang, bukan Mataram Kuno atau Mataram Hindu, karena meskipun kedua nama yang terakhir lebih populer, namun kenyataannya tidak pernah dipakai oleh para raja yang pernah memerintah di sana. Sanjaya sendiri dalam prasasti Canggal tidak pernah menyebut kalau kerajaannya bernama Kerajaan Mataram.

Diakui atau tidak, selama ini kita terjebak oleh pendapat mayoritas sejarawan yang memopulerkan pemakaian nama Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu, dan membedakannya dengan Kerajaan Medang. Melalui Wikipedia ini saya mengajak Saudara-saudara untuk mencoba meluruskan sejarah. Kita sendiri memang bukan pelaku sejarah sehingga wajar bila kita tidak mengetahui versi kebenaran yang sesungguhnya. Namun hendaknya kita cermat dalam memilih versi mana yang paling mendekati kebenaran itu sendiri.

Jadi, solusi yang saya ajukan untuk menghindari pemakaian nama Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu adalah dengan mengganti judul artikel ini menjadi Kerajaan Medang, dan isinya berkisah tentang pemerintahan Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan Wangsa Isana. Sementara itu, artikel Kerajaan Medang yang sudah ada bisa digabungkan ke dalam artikel ini, karena sekali lagi saya tegaskan, nama Medang bukan ciptaan Mpu Sindok, tapi sudah ada sejak zaman Sanjaya.

Sedangkan apabila ada Pengguna Wikipedia yang melakukan Pencarian dengan memakai kata kunci Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram Hindu, maka dapat dibantu dengan fitur Pengalihan ke Kerajaan Medang.

Melalui Wikipedia ini, marilah kita lakukan pembenahan dan pelurusan sejarah untuk mengganti pendapat-pendapat lama yang kurang sesuai, demi kemajuan kita bersama, terutama untuk generasi selanjutnya. Salam Hormat dari saya untuk Saudara-Saudara sekalian. (Antapurwa 03:56, 14 April 2008 (UTC))


Salam hormat!

Setelah menunggu tanggapan selama dua minggu, akhirnya saya memberanikan diri untuk menampilkan artikal berjudul KERAJAAN MEDANG yang isinya mencakup periode Jawa Tengah sampai periode Jawa Timur. Dinasti yang saya tulis di sini meliputi Sanjaya, Sailendra dan Isana, namun saya tulis seperlunya saja, mengingat artikel utama untuk ketiganya sudah ada. Selain itu saya juga meringkas penjelasan tentang pribadi Sanjaya sesuai usulan Bung Naval. Tidak hanya itu, saya juga memindahkan pembicaraan Kerajaan Mataram Kuno ke sini.

Artikel kerajaan Medang yang berisi gabungan tiga wangsa ini merupakan PENAWARAN dari saya. Apabila isinya kurang berkenan bagi saudara-saudara sekalian, saya persilakan untuk dikembalikan seperti semula. Namun, apabila isinya memenuhi syarat, saya akan merasa terhormat jika saudara-saudara sudi untuk ikut serta mengembangkannya.

Salam sejahtera dari saya (Antapurwa 03:35, 28 April 2008 (UTC)).

Sampurasun.., setelah membaca berbagai buku sejarah Indonesia kuna, saya sangat sepakat dengan pendapat Antapurwa, bahwa nama sesungguhnya kerajaan ini adalah Medang, bukan Mataram (yang semula hanya kawasan ibu kota). Penamaan dengan Mataram adalah "kecelakaan" sejarah penulisan awal sejarah Indonesia yang telah berlangsung (dan dilestarikan) sejak saya membaca buku teks pelajaran sejarah di SMP dulu, karena kerajaan ini dikaitkan dengan jantung awal berdirinya, tanah Mataram (Yogya dan sekitarnya kini). Penamaan yang keliru ini mungkin untuk mengkaitkan hubungan (bentuk penghormatan?) untuk Kesultanan Mataram. Legenda Sunda kuna tentang Dewi Sri atau Nay Pwah Aci Sanghyang Asri pun kerap menyebut (mengambil tempat) di kerajaan Medang. Saya akan mencoba untuk "meluruskannya" pula di wikipedia bahasa Inggris dan kini tengah mencoba untuk membuat petanya seperti yang telah saya lakukan untuk Tarumanagara, Kerajaan Sunda, Sriwijaya, Majapahit, dan kesultanan Aceh. Salam... (Gunkarta (bicara) 21:57, 20 Mei 2010 (UTC)).
Peta telah siap untuk edisi Inggris dan Indonesia. (Gunkarta (bicara) 23:08, 20 Mei 2010 (UTC)).
Positif Top markotop petanya, mas Gun. Tapi kok resolusinya kecil sekali ya, cuma 600? tulisannya saya tidak bisa baca tuh.
βέννγλιν 11:57, 24 Mei 2010 (UTC)
Terimakasih... =). Banyak peta yang telah saya buat dalam format svg, yaitu vector graphic. Jadi bisa diperbesar tanpa pecah dan teks dapat diedit dalam bahasa lain. 600 dpi itu hanya tampilan, cobalah buka dari Wikimedia commons: Medang Kingdom id.svg Selain dapat diunduh dalam vormat vector graphics svg (dapat dibuka oleh Adobe illustrator atau Corel Draw), tersedia render PNG dengan ukuran: 200px, 500px, 1000px, 2000px. Kelemahan svg adalah fontnya cenderung "berantakan", tidak serapi tulisan bentuk aslinya seperti yang saya buat dalam Adobe Illustrator, bentuknya seperti ini Medang_Kingdom_id.svg Silakan coba. (Gunkarta (bicara) 16:17, 24 Mei 2010 (UTC)).