Lompat ke isi

Julianus Sunarka

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 12 September 2018 10.36 oleh 110.138.28.63 (bicara)
Mgr.

Julianus Kema Sunarka

Uskup Emeritus Purwokerto
GerejaGereja Katolik Roma
KeuskupanPurwokerto
Penunjukan10 Mei 2000
(24 tahun, 102 hari)
Masa jabatan berakhir
29 Desember 2016
(7 tahun, 235 hari)
PendahuluPaschalis Soedita Hardjasoemarta, M.S.C.
PenerusChristophorus Tri Harsono
Imamat
Tahbisan imam
3 Desember 1975[1]
(48 tahun, 261 hari)
oleh Kardinal Justinus Darmojuwono
Tahbisan uskup
8 September 2000
(23 tahun, 347 hari)
oleh Kardinal Julius Darmaatmadja, S.J.
Informasi pribadi
Nama lahirJulianus Kema Sunarka
Lahir25 Desember 1941 (umur 82)
Belanda Minggir, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Kewarganegaraan Indonesia
DenominasiKatolik Roma
KediamanKeuskupan Purwokerto
Jabatan sebelumnya
SemboyanNon mea sed Tua Voluntas fiat (Lukas 22:42)
(Bukan kehendakKu, melainkan kehendakMulah yang terjadi)
LambangLambang Julianus Kema Sunarka

Mgr. Julianus Kema Sunarka, S.J. (lahir 25 Desember 1941) adalah Uskup Purwokerto yang menjabat dari 10 Mei 2000 sampai 29 Desember 2016.

Mgr. Sunarka dikenal sebagai pribadi yang sangat sederhana dan pandai melucu serta segar dalam menyampaikan ucapan-ucapannya.[2] Ia juga dikenal sebagai pribadi yang eksentrik, namun punya gaya pastoral yang benar-benar ciamik, bersemangat miskin, dan berpenampilan sangat sederhana.[3] Karena sudah berusia 75 tahun, Mgr. Sunarka pensiun dari jabatan Uskup Purwokerto pada tanggal 29 Desember 2016. Ia kemudian menghabiskan masa pensiunnya di Wisma Emmaus, Girisonta.

Karya

Sunarka menyelesaikan studi filsafat dan teologi di Belanda. Sunarka ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 3 Desember 1975. Pastor Sunarka dikenal cerdas dan piawai dalam urusan pengelolaan keuangan setelah menjadi Bendahara Keuskupan Agung Semarang pada kepemimpinan Kardinal Julius Darmaatmadja dan juga Bendahara Provinsi SJ Indonesia.[4]

Ia terpilih menjadi Uskup Purwokerto pada tanggal 10 Mei 2000, untuk meneruskan kepemimpinan Mgr. Paschalis Soedita Hardjasoemarta, M.S.C. yang telah meninggal dunia. Ia ditahbiskan menjadi uskup pada 8 September 2000, dengan Penahbis Utama adalah Julius Kardinal Darmaatmadja, S.J., Uskup Agung Jakarta. Bertindak sebagai ko-konsekrator adalah Mgr. Alexander Soetandio Djajasiswaja, Uskup Bandung dan Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Semarang.

Selama kepemimpinannya, ia memiliki impian besar akan banyak hal dalam upaya mewujudkan Keuskupan Purwokerto sebagai tanda hadirnya Kerajaan Allah di dunia.[2] Selama sepuluh tahun kurun waktu 1991–2001, Keuskupan Purwokerto hidup dalam arah pengguliran visi Gereja Misioner, yakni Gereja yang diutus Yesus Kristus untuk melaksanakan kerasulan memberikan kesaksian dan juga mewartakan kabar gembira.[5] Mgr. Sunarka sempat menjadi Anggota Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik untuk periode 1987–1990 dan 1990–1993.[6]

Kehidupan pribadi

Mgr. Sunarka dikenal memiliki kemampuan lebih sebagai 'dukun' pencari lokasi sumber air, dengan telah diminta oleh berbagai kalangan untuk mencarikan tuk (sumber air).[7][8] Hal ini terkait juga dengan kegiatannya dalam bidang keparanormalan, termasuk dalam tulisannya berjudul "Kemampuan Paranormal sebagai Anugerah Kodrati dan secara Istimewa sebagai Anugerah Adikodrati".[9]

Referensi

Pranala luar

Jabatan Gereja Katolik
Didahului oleh:
Paschalis Soedita Hardjasoemarta, M.S.C.
Uskup Purwokerto
10 Mei 200029 Desember 2016
Diteruskan oleh:
Christophorus Tri Harsono