Sultana MH Faradz
Sultana MH Faradz adalah ahli genetika medik. Lahir di Purbalinggga 2 Februari 1952. Menempuh pendidikan S-1 pada Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) tahun 1978. Kemudian menamatkan studi S-2 dibidang Histologi (1987) dan dilanjutkan dengan studi S-3 Sitogenetika (1988-1990) di Tottori University Jepang.
Sultana MH Faradz
Universitas Diponegoro
Anggota Sejak : 2012
Keanggotaan : Komisi Ilmu Kedokteran
Keahlian : Genetika Kedokteran
Prof Dr. Sultana MH. Faradz, Ph.D.
Sultana adalah Guru Besar Ilmu Kedokteran dengan peminatan ilmu Genetika Medik, yang lahir di Purbalingga pada 2 Februari 1952.
Sultana lulus sebagai dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) pada tahun 1978. Ia diangkat menjadi dosen PNS di Departemen Histologi FK Undip pada 1979.
Sultana mendapatkan ijasah S-2 Keahlian Histologi pada 1987. Ia lantas melanjutkan studi Sitogenetika di Tottori University Jepang (1988-1990). Pada tahun 1992, dia mengikuti pelatihan Sitogenetika kanker di Prince of Wales Hospital Sydney, Australia, dilanjutkan 1994-1998 dengan pendidikan S-3 di bidang Genetika Medik di University of New South Wales, Sydney.
Selama masa pendidikan S-3, Sultana mengikuti pendidikan Genetika Klinis di Sydney Children Hospital (1994-1995), Epidemiologi Klinis di School of Community Medicine UNSW Sydney (1995), sebagai research fellow di bidang Genetika Molekuler di Laboratorium Riset DNA, Ongwanada Resource Centre, Queen’s University Kingston Kanada (1996 dan 1997).
Pada 1999 Sultana bekerja sebagai Kepala Unit Molekuler dan Sitogenetika, Laboratorium Bioteknologi Fakultas Kedokteran dan sebagai dosen dalam genetika medik untuk mahasiswa pascasarjana Undip. Dia mengikuti research fellow post doctoral di Rumah Sakit AMC, Amsterdam (2000), Departemen Genetika Manusia, RUNMC Nijmegen (2000) dan MIND Institute di University of California, Davis (2002). Pada tahun 2010 dia mendapatkan beasiswa Dikti untuk program akademik recharging di Murdoch Children Research Institute/University of Melbourne selama 3 bulan.
Pada tahun 2003, dia dikukuhkan sebagai profesor ilmu kedokteran. Pada 2006, dia memprakarsai pendirian program Magister Konseling Genetik “joint degree” dengan beberapa universitas di luar negeri, lalu menjadi ketua program tersebut. Sejak 2007 Sultana diangkat sebagai Direktur Pusat Penelitian Biomedik/center for Biomedical research (Cebior) di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Pada 2009 Sultana ditunjuk sebagai Kepala Departemen Histologi. Pada tahun 2011-2015 dia menjabat sebagai Wakil Rektor Undip untuk bidang pengembangan dan kerja sama.
Pada tahun 2000, Sultana mendapat penghargaan Penulisan Ilmiah Program dari Direktorat Pendidikan Tinggi untuk Penelitian Skrining Molekuler sindrom Fragile-X pada anak-anak dengan keterbelakangan mental (Am J Med Genet. 1999). Lima tahun kemudian, ia mendapat penghargaan sebagai dosen berprestasi di Fakultas Kedokteran Undip. Pada 2008 dia dianugerahi sebagai seorang ilmuwan terbaik pemprakarsa laboratorium genetik di Jawa Tengah dari Walikota Kotamadya Semarang dan pada tahun 2009 menjadi Finalis Australian Alumni dalam bidang Penelitian dan Inovasi dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta.
Sultana menerima penghargaan Achmad Bakrie dari Freedom Institute sebagai peneliti terbaik bidang Kedokteran pada 2012. Dalam acara Dies Natalis Undip tahun 2013, Sultana menerima Penghargaan Dosen Universitas Diponegoro dengan jumlah artikel ilmiah teringgi.
Keanggotaan yang diikutinya adalah American Society of Human Genetics dan Human Genetics Australia sejak 1994. Ia juga anggota Asia Pacific Society of Human Genetics sejak 2012. Sultana menjadi anggota dari Dewan Riset Nasional pada tahun 2005-2011.
Sejak tahun 2009 Sultana menjadi anggota komite dari Asosiasi Dokter untuk teknik jaringan dan terapi sel dan anggota Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI). Sultana menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) pada 2013.
Pada tahun 2009 dia menjadi editor untuk Asia-Pasifik Journal of Molecular Medicine (AP-JMM) dan peer reviewer dari Journal of Federasi ASEAN Masyarakat Endokrin (JAFES). Sultana
juga editor ketua pada Journal Biomedicine and Translational Reserach FK Undip, sejak 2014.
Aktivitasnya didedikasikan untuk bidang Genetika Medik terutama dalam riset dan penanganan anak-anak dengan disabilitas intelektual dan kerancuan kelamin. Dia telah mengusulkan ke BPOM untuk pembuatan asam folat murni (golongan vitamin B) sebagai pencegahan cacat tabung saraf pada bayi dalam kandungan.
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia - Mendorong Buda