Lompat ke isi

Injil orang Ibrani

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 31 Oktober 2018 05.08 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)
Origen adalah Bapa Gereja yang paling erat terkait dengan penggunaan Injil Ibrani sebagai naskah panduan untuk tafsir teks.[1]

Gospel of the Hebrews ("Injil Ibrani"; "Injil Orang Ibrani"; bahasa Yunani: τὸ καθ' Ἑβραίους εὐαγγέλιον, "Injil menurut orang Ibrani"), adalah sebuah teks Injil sinkretis Yahudi–Kristen yang sekarang telah hilang; hanya ada fragmen-fragmen yang terlestarikan sebagai kutipan singkat oleh Bapa-bapa Gereja awal dan tulisan-tulisan apokrif. Fragmen-fragmen ini memuat tradisi praeksistensi Yesus, inkarnasi, baptisan, dan kemungkinan pencobaan, bersama dengan beberapa perkataan Yesus.[2] Fitur khas termasuk Kristologi yang ditandai dengan keyakinan bahwa Roh Kudus adalah Ibu Ilahi Yesus dan penampakan Yesus setelah kebangkitan kepada Yakobus, saudara Yesus, yang menunjukkan penghormatan tinggi kepada Yakobus sebagai pemimpin gereja Kristen Yahudi di Yerusalem.[3] Kemungkinan disusun dalam bahasa Yunani Koine pada dekade pertama abad ke-2, dan diyakini telah digunakan oleh umat Kristen Yahudi yang berbahasa Yunani di Mesir selama abad itu.[4]

Merupakan satu-satunya Injil Yahudi–Kristen yang disebut dengan nama oleh para Bapa Gereja, diyakini hanya ada satu "Injil Orang Ibrani", mungkin dalam versi-versi yang berbeda.[5] Ayat-ayat Injil ini dikutip atau diringkas oleh tiga Bapa Gereja Aleksandria – Klemens, Origenes dan Didimus si Buta; juga dikutip oleh Jerome, baik secara langsung atau melalui komentar-komentar dari Origen.[6][7] Injil ini digunakan sebagai suplemen untuk injil kanonik untuk menyediakan sumber bahan tafsiran mereka berdasarkan kitab suci.[8] Eusebius memasukkannya dalam "daftar tulisan-tulisan diperdebatkan" yang dikenal sebagai Antilegomena, dan mencatat bahwa kitab itu digunakan oleh "orang Ibrani" dalam Gereja; tidak lagi dalam penggunaan ketika kanon Perjanjian Baru dibakukan pada akhir abad ke-4.[9] Injil bahasa Aram/Ibrani yang digunakan oleh sekte Yahudi dari Ebonit tidak mengandung catatan silsilah yang sekarang ditambahkan ke Injil bahasa Yunani, kelalaian yang dijelaskan oleh Epifanius karena "mereka bersikeras bahwa Yesus adalah benar-benar manusia."[10][11]

Sarjana modern mengklasifikasikan Injil Ibrani sebagai salah satu dari tiga Injil Yahudi–Kristen, bersama dengan Injil Nasrani dan Injil orang Ebionit. Yang lain menyarankan bahwa tiga judul ini mungkin merujuk ke satu buku yang sama.[12] Semua yang diketahui saat ini hanya dari fragmen diawetkan dalam kutipan oleh para Bapa Gereja awal.[4] Hubungan antara Injil Yahudi–Kristen dan Injil Ibrani asli hipotetis masih menjadi spekulasi.[5]

Asal usul dan ciri khas

Gospel of the Hebrews adalah satu-satunya Injil Yahudi-Kristen yang disebutkan namanya oleh para Bapa Gereja. Diyakini disusun dalam bahasa Yunani Koine.[13] Asal usulnya dikaitkan dengan Mesir;[n 1] mungkin mulai beredar di Aleksandria, Mesir pada dekade awal abad ke-2 dan digunakan oleh umat Yahudi-Kristen berbahasa Yunani di sana.[14]

Isi

Gospel of the Hebrews dilestarikan dalam fragmen-fragmen yang dikutip atau disarikan oleh beberapa Bapa Gereja awal. Injil asli secara lengkap tidak diketahui; menurut sebuah daftar karya-karya kanonik dan apokrif yang ditulis pada abad ke-9, dikenal sebagai Stichometry of Nicephorus, kitab Injil ini terdiri dari 2200 baris, hanya 300 baris lebih pendek daripada Injil Matius. Berdasarkan fragmen-fragmen yang terlestarikan, seluruh struktur Injil ini nampaknya mirip dengan Injil-injil kanonik. Memuat suatu naratif kehidupan Yesus termasuk pembaptisan, pencobaan, transfigurasi, perjamuan terakhir, penyaliban, dan kebangkitan-Nya. Injil ini juga memuat perkataan Yesus. Peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus telah ditefsirkan dalam cara yang mencerminkan pandangan Yahudi dalam lingkungan budaya Hellenistik.[15]

Ada kesepakatan luas mengenai tujuh kutipan yang disadur oleh Philipp Vielhauer dalam edisi ke-3 kritikal New Testament Apocrypha oleh Wilhelm Schneemelcher, diterjemahkan oleh George Ogg.[16] Terjemahan berikut mengikuti urutan Vielhauer:[n 2][n 3]

1. Ketika Kristus berniat untuk datang di dunia kepada manusia, Bapa yang baik memanggil kuasa agung di sorga, yang disebut Mikhael, dan mempercayakan Kristus dalam penanganannya. Dan kuasa itu datang ke dalam dunia dan disebut Maria, dan Kristus berada di rahiimnya selama tujuh bulan. (Sirilus dari Yerusalem, Discourse on Mary Theotokos 12)

Fragmen 1 mengidentifikasi Yesus sebagai putra Roh Kudus; pandangan ini juga ditemukan dalam suatu versi Surat Yakobus dalam bahasa Mesir-Koptik, satu indikasi bahwa Injil ini berasal dari Mesir.[n 4]

2. Dan terjadilah ketika Tuhan keluar dari dalam air, seluruh aliran Roh Kudus turun ke atas-Nya dan berdiam pada-Nya dan berkata kepada-Nya: Putra-Ku, dalam semua nabi-nabi Aku menantikan Engkau supaya Engkau datang dan Aku dapat berdiam pada-Mu. Karena Engkaulah kediaman-Ku; Engkaulah Putra sulung-Ku yang memerintah selama-lamanya. (Hieronimus, Commentary on Isaiah 4)

Fragmen 2 menggunakan bahasa sastra Kebijaksanaan Yahudi,[n 5] tetapi menerapkannya kepada Roh Kudus: Roh telah menanti-nanti dengan sia-sia sepanjang semua nabi untuk (kedatangan) sang Putra. "Kediaman" yang ditemukan oleh Roh Kudus dalam sang Putra merupakan ide gnostik pra-eksistensi Penebus yang akhirnya menjelma dalam Yesus.[17]

3. Demikian pula Ibu-Ku, Roh Kudus, mengangkatku dengan salah satu rambutku dan membawaku pergi ke gunung Tabor yang agung. (Origenes, Commentary on John 2.12.87)

Fragmen 2 dan 3, memuat kisah pembaptisan Yesus dan pencobaan atau transfigurasi, muncul dari mitos Yunani-Romawi yang beredar luas mengenai turunnya Hikmat ilahi; ini mendasari perikop paralel dalam Injil Matius (11:25–30), Lukas (7:18–35 dan 11:49–51) dan Yohanes (1:1–18), serta Injil Tomas.[18] Perbedaan antara fragmen 3 dan Injil-injil kanonik ortodoks sangat besar: their naratif orang ketiga menjadi perkataan Yesus sendiri, Setan diganti dengan Roh Kudus, dan Roh Kudus diidentifikasi sebagai ibu Yesus.[19]

4a. Dia yang heran akan memerintah, dan dia yang telah memerintah akan beristirahat. (Klemens, Stromateis 2.9.45.5)

4b. Dia yang mencari tidak akan beristirahat sampai dia menemukan; dan dia yang menemukan akan heran; dan dia yang telah heran akan memerintah; dan dia yang telah memerintah akan beristirahat. (Klemens, Stromateis 5.14.96.3)

Fragmen 4 merupakan "perkataan berantai", mencari-menemukan-heran-memerintah-beristirahat, menggambarkan langkah-langkah menuju keselamatan, di mana "istirahat" setara dengan keadaan keselamatan.[17] Perkataan ini mirip dengan tema yang ditemukan dalam sastra Kebijaksanaan Yahudi,[n 6] dan kemiripan dengan suatu perkataan dalam Injil Tomas mengusulkan bahwa teks ini mungkin dipengaruhi oleh ajaran Kebijaksanaan gnostik.[13][n 7]

5. Dan kamu tidak pernah bersukacita, kecuali ketika kamu merangkul saudara laki-lakimu dengan kasih. (hieronimus, Commentary on Ephesians 3)

6. Dalam Injil menurut orang Ibrani ... ada yang terhidung di antara pelanggaran yang paling berat: Dia yang telah mendukakan roh saudara laki-lakinya. (Hieronimus, Commentary on Ezekiel 6)

Fragmen 5 (mengenai Efesus 5:4) dan 6 (mengenai Yehezkiel 18:7) rupanya adalah perkataan etika dari Yesus, menunjukkan bahwa pengajaran semacam itu merupakan bagian penting dari Injil ini.[18]

7. Injil menurut orang Ibrani ... mencatat bahwa setelah kebangkitan Sang Juruselamat: Dan ketika Tuhan telah memberikan kain lenan kepada hamba imam, Ia pergi kepada Yakobus dan menampakkan diri kepadanya. Karena Yakobus telah bersumpah tidak akan makan roti sejak ia telah minum cawan Tuhan sampai ia melihat-Nya bangkit dari antara mereka yang tertidur. Dan sesaat setelahnya Tuhan berkata: Bawalah sebuah meja dan roti! Dan segera ditambahkan: Ia mengambil roti, memberkatinya dan memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada Yakobus yang Adil dan berkata kepadanya: Saudaraku, makanlah rotimu, karena Anak Manusia sudah bangkit dari antara mereka yang tertidur. (Hieronimus, De viris illustribus 2)

Fragmen 7 menekankan pentingnya Yakobus, saudara Yesus dan kepala gerakan Yahudi-Kristen di Yerusalem setelah kematian Yesus, dan dengan demmikian memberi kesaksian karakter Yahudi dari komunitas Injil ini.[20]

Selain kutipan langsung, kisah-kisah lain dalam Injil ini diringkas atau dikutip oleh para Bapa Gereja.

Penerimaan

Eusebius dari Kaisarea menyusun daftar tulisan-tulisan yang diperdebatkan, dikenal sebagai Antilegomena, yang mencantumkan Gospel of the Hebrews.

Eusebius memasukkan Gospel of the Hebrews dalam daftarnya di Antilegomena sebagai salah satu tulisan yang diperdebatkan oleh gereja Kristen awal.[n 8][n 9]

Catatan

  1. ^ Klijn 1992, hlm. 42 – "The GH is an authentic product of Egyptian Christianity."
  2. ^ Vielhauer & Strecker 1991, hlm. 177–8; Bahan dalam huruf miring adalah kutipan dari Gospel of the Hebrews, dan materi dalam huruf normal dalam fragmen 6 dan 7 adalah dari Hieronimus.
  3. ^ Elliott 2005, hlm. 5,9–10; Ehrman 2005b, hlm. 15–6; and Klijn 1992, hlm. 31; all omit fragment 1.
  4. ^ Vielhauer & Strecker 1991, hlm. 150,174–6; Vielhauer memasukkan fragmen 1 dengan keraguan, p. 150 – "Dapat dipertanyakan apakah ini sesungguhnya berasal dari Cyril, dan di atas segalanya apakah kutipan ini berasal dari GH". Klijn 1992, hlm. 134–7; Klijn menyimpulkan bahwa ini bukan dari salah satu Injil Yahudi-Kristen dan mengusulkan kemungkinan sumbernya adalah "Injil Petrus".
  5. ^ Kloppenborg 1994, hlm. 427–34 Kebijaksanaan Salomo 7.27 Kebijaksanaan Sirakh 24.6–7
  6. ^ Kloppenborg 1994, hlm. 427–34; Wisdom of Solomon 6.20, Wisdom of Sirach 6.26–28
  7. ^ Klauck 2003, hlm. 39 – "The logion contains an intentional paradox: only the restless activity of seeking leads to the rest for which one yearns." (For further details, see p. 39 table comparing Strom. 2.45.5 and Strom. 5.96.3 with GThom 2 and POxy 645.5–9.)
  8. ^ Ehrman 2005a, hlm. 164–8,243–4; Ehrman 2005b, hlm. 337–9; Ehrman offers a popular account of the canon of Eusebius and the controversies of the 4th century Church which led up to the closing of the canon.
  9. ^ Metzger 1997, hlm. 203–5; Eusebius places the Gospel of the Hebrews in the list of disputed writings he refers to as notha, or spurious. He classifies books of this type as orthodox but uncanonical because they were not believed to be written by the apostles or their immediate followers – Schneemelcher 1991, hlm. 47; "Moreover, many have also reckoned among these writings the Gospel according to the Hebrews, in which those especially from among the Hebrews who have accepted Christ find delight" (Eusebius, Hist. eccl. 3.25.5).

Referensi

Sumber

Pustaka tambahan

Pranala luar