Lompat ke isi

Pertempuran Lepanto

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 19 November 2018 12.07 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Penggantian teks otomatis (-Pranala Luar +Pranala luar))
Pertempuran Lepanto
Bagian dari Perang Keempat Utsmaniyah–Venesia, Perang Utsmaniyah-Habsburg dan Perang Portugis-Utsmaniyah

Perang Lepanto, H. Letter, Museum Maritim Nasional, Greenwich/London.
Tanggal7 Oktober 1571
LokasiTeluk Patras, Laut Ionia
Hasil Kemenangan Liga Kudus
Pihak terlibat

Liga Suci:
Imperium Spanyol
Republik Venesia
Republik Genova
Negara-negara Kepausan
Kadipaten Agung Toscana
Ksatria Hospitaller
Kadipaten Savoia

Ordo Santo Lazarus
Kesultanan Utsmaniyah
Tokoh dan pemimpin
Liga Suci:[1][2]
Regu Tengah:
Don Juan de Austria
Sebastiano Venier
Marcantonio Colonna
Regu Sayap Kiri:
A. Barbarigo 
Regu Sayap Kanan:
Gianandrea Doria
Regu Cadangan:
Álvaro de Bazán
Armada Utsmaniyah:[3][4]
Sisi Tengah:
Ali Pasha 
Sisi Kanan:
Mehmed Siroco 
Sisi Kiri
Uluç Ali Reis
Kekuatan

212 kapal[2]

  • 6 galias
  • 206 galai

28.500 prajurit[5]
40.000 pelaut dan pendayung[2]

1.815 pucuk senjata api[6]

251 kapal

  • 206 galai
  • 45 galiot

31.490 prajurit
50.000 pelaut dan pendayung

750 pucuk senjata api[6]
Korban
7.500 orang mati
17 kapal hilang[7]
20.000 orang mati, terluka atau ditawan[7][8]
137 kapal direbut
50 kapal tenggelam
10.000 orang Kristen dibebaskan

Pertempuran Lepanto adalah sebuah pertempuran laut yang meletus pada 7 Oktober 1571 dan berakhir dengan kemenangan telak di pihak Liga Suci, sebuah koalisi negara-negara maritim Katolik Eropa yang dirancang oleh Paus Pius V, dipimpin oleh Laksamana Spanyol Don Juan de Austria, dan sebagian besar didanai oleh Kekaisaran Spanyol, setelah secara meyakinkan mengalahkan armada Kesultanan Utsmaniyah di ujung utara Teluk Korintus, lepas pantai barat Yunani. Armada Kesultanan Utsmaniyah yang berlayar ke barat dari pangkalan lautnya di Lepanto (bahasa Turki: İnebahtı; bahasa Yunani: Ναύπακτος atau Έπαχτος, Naupaktos atau Épaktos) berpapasan dengan Armada Liga Suci, yang berlepas dari Messina, Sisilia, tempat mereka mula-mula berhimpun.

Kemenangan Liga Suci menghalangi gerak ekspansi Kesultanan Utsmaniyah ke sisi Eropa dari Mediterania. Pertempuran Lepanto adalah pertempuran laut berskala besar terakhir di Mediterania yang menggunakan kapal-kapal galai, dan oleh beberapa sejarawan dianggap memiliki arti penting baik secara simbolis maupun secara historis.[9][10][11]

Latar belakang

Penggambaran Angkatan Laut Utsmaniyah dalam Pertempuran Lepanto

Sebuah Koalisi negara-negara Kristen digagas oleh Paus Pius V demi menyelamatkan Famagusta, jajahan Venesia di pulau Siprus, yang dikepung Turki pada awal 1571 setelah jatuhnya Nikosia dan daerah-daerah jajahan Venesia lainnya di Siprus ke tangan Turki pada 1570.

Pataka armada koalisi, yang telah diberkati Sri Paus, tiba di Kerajaan Napoli (kala itu berada di bawah pemerintahan Raja Spanyol) pada 14 Agustus 1571. Di Napoli, di dalam Basilica di Santa Chiara, pataka itu dengan khidmat diserahkan kepada Don Juan de Austria, yang telah ditunjuk sebagai pucuk pimpinan koalisi melalui perundingan panjang antar negara anggota. Armada itu bertolak dari Messina menuju Sisilia dan mencapai (setelah beberapa kali singgah) bandar Fiskardo di Kefalonia, tatkala tiba warta tentang kejatuhan Famagusta dan tentang penyiksaan yang dilakukan orang-orang Turki terhadap panglima Venesia yang mengepalai benteng, Marco Antonio Bragadin.

Pada 1 Agustus, orang-orang Venesia telah menyerah setelah diyakinkan bahwa mereka akan diizinkan meninggalkan Siprus dengan bebas. Akan tetapi, Panglima Utsmaniyah, Lala Kara Mustafa Pasha, yang telah kehilangan sekitar 50.000 prajurit dalam pengepungan Famagusta,[12] mengingkari janjinya dan memenjarakan orang-orang Venesia. Pada 17 Agustus, Bragadin dikuliti hidup-hidup dan mayatnya digantung di galai Mustafa bersama dengan kepala-kepala para panglima Venesia yang dipancung, yakni Astorre Baglioni, Alvise Martinengo, dan Gianantonio Querini.

Meskipun dihantam cuaca buruk, kapal-kapal Kristen berlayar menuju selatan, dan pada 6 Oktober mencapai bandar Sami, Kefalonia (kala itu juga disebut Val d'Alessandria), tempat armada mengaso untuk sementara waktu. Pada 7 Oktober, armada berlayar menuju Teluk Patras dan berpapasan dengan armada Utsmaniyah. Meskipun masing-masing pihak tidak memiliki sumber-sumber daya maupun maksud-maksud strategis di teluk itu, kedua-duanya memutuskan untuk bertempur. Armada Utsmaniyah dalam waktu singkat menerima titah dari Sultan untuk bertempur, dan Don Juan de Austria merasa perlu menyerang guna mempertahankan integritas ekspedisi itu di tengah-tengah perselisihan politis dan pribadi dalam Liga Suci.[13]

Tindakan Dinasti Habsburg

Pemimpin Pertempuran Lepanto dari Dinasti Habsburg (dari kiri: Don Juan de Austria, Marcantonio Colonna, Sebastiano Venier).

Pada akhirnnya, Orang Venesia membentuk aliansi bersama dengan paus Paus Pius V bersama dengan Philip II dari Spanyol. Pada tanggal 25 Mei 1571, orang orang Venesia pada akhirnya membentuk sebuah aliansi. Philip mengirim adik tirinya, Don Juan de Austria. Pada saat sekutu berkumpul di Sisilia, Kesultanan Utsmaniyah sudah menaklukkan Nikosia pada 5 September 1570. Setelah menaklukkan Nikosia, dilanjutkan dengan mengepung Famagusta dan masuk ke Laut Adriatik. Armada Kesultanan Utsmaniyah sudah bersandar di Teluk Patras, dekat Lepanto (Návpatkos), Yunani[14].

Hasil Akhir

Sebuah kapal besar Angkatan Laut Kesultanan Utsmaniyah yang akan tenggelam dalam keadaan terbakar.

Kemenangan didapat oleh Dinasti Habsburg yang dikomando oleh Don Juan de Austria. Ia pulang dari Lepanto menuju Roma, Italia selama 2 minggu dengan membawa berita gembira akan kemenangan Dinasti Habsburg. Kemenangan itu diumumkan pada 7 Oktober 1571[15]. Dinasti Habsburg juga mengambil 117 kapal dan ribuan laki-laki[14].

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Drane, Augusta Theodosia (1858). The Knights of st. John: with The battle of Lepanto and Siege of Vienna. London. 
  2. ^ a b c Konstam, Angus (2003). Lepanto 1571: the greatest naval battle of the Renaissance. Oxford. 
  3. ^ George Ripley and Charles A. Dana (1867). The new American cyclopaedia: Volume 10. New York. 
  4. ^ Setton, Kenneth Meyer (1984). The Papacy and the Levant, 1204-1571, Volume 161. Philadelphia. 
  5. ^ Rodgers, William Ledyard (1939). Naval Warfare Under Oars, 4th to 16th Centuries: A Study of Strategy, Tactics and Ship Design. United States: Naval Institute Press. hlm. 175. ISBN 978-0-87021-487-5. 
  6. ^ a b Geoffrey Parker, The Military Revolution, hal. 87—88
  7. ^ a b Confrontation at Lepanto oleh T.C.F. Hopkins, intro
  8. ^ Geoffrey Parker, The Military Revolution, hal. 88
  9. ^ John L. Esposito (1999). The Islamic Threat: Myth or Reality?. Oxford U.P. hlm. 42, 85. 
  10. ^ Paul K. Davis (1999). 100 Decisive Battles: From Ancient Times to the Present. Oxford U.P. hlm. 170. 
  11. ^ Jackson J. Spielvogel (2012). Western Civilization: A Brief History, Jilid II: Since 1500, Edisi ke-8. Cengage Learning. hlm. 343. 
  12. ^ Goffman (2002), hal. 158
  13. ^ Glete, Jan: Warfare at Sea, 1500–1650: Maritime Conflicts and the Transformation of Europe. Routledge. 2000. hal. 105. Diakses dari Ebrary.
  14. ^ a b http://www.britannica.com/EBchecked/topic/336733/Battle-of-Lepanto Ensiklopedia Britannia
  15. ^ santomikael.wordpress.com/2008/10/07/bunda-maria-ratu-rosario/

Pranala luar