Museum Lukut
Museum Lukut (bahasa Melayu: Muzium Lukut) adalah situs bersejarah yang terletak di sebuah bukit sekitar 6 kilometer di utara Port Dickson, Negeri Sembilan, Malaysia. Museum ini dulunya adalah sebuah benteng yang dibangun Raja Bugis yang bernama Jumaat pada 1947 dan diteruskan oleh anaknya Raja Bot. Sekarang benteng ini tidak digunakan lagi dan kawasan bekasnya dijadikan taman wisata sejarah yang dilengkapi sebuah museum. Dalam museum ini terdapat peninggalan-peninggalan benteng serta artefak dan foto-foto terkait sejarah penambangan timah di daerah Lukut.
Letak
Benteng Lukut dulunya terletak di atas bukit yang disebut Bukit Mati atau Bukit Gajah Mati, dan museum ini sekarang terletak di kaki bukit tersebut. Letaknya sekitar 6 kilometer di utara Port Dickson, kota pelabuhan di Negeri Sembilan, Malaysia.[1][2][3][4]
Sejarah
Benteng Lukut dibangun oleh pendekar Bugis yang bernama Raja Jumaat ada tahun 1847. Benteng ini ditujukan untuk memperkuat posisinya sebagai pemonopoli perdagangan timah di kota Lukut.[3][4] Pada dekade 1870an, terjadi sengketa wilayah antara Selangor dan Negeri Sembilan atas kawasan yang termasuk benteng ini dan daerah sekitarnya. Lalu terjadi perjanjian antara kedua kerajaan tersebut dan Negeri Sembilan-lah yang diputuskan menguasai benteng ini.[5] Setelah kematian Jumaat, ia digantikan anaknya Raja Bot yang juga menguasai seluruh kawasn Lukut.[6]
Saat ini
Kini, museum ini terdaftar sebagai peninggalan sejarah yang berada di bawah tanggung jawab Jabatan Muzium Malaysia.[7]
Bekas benteng
Benteng asli Lukut telah runtuh, kecuali beberapa sisa tembok yang terbuat dari tanah laterit dan parit pertahanan sedalam 5 meter.[2] Daerah bekas benteng sekarang dikembangkan pemerintah menjadi kawasan wisata sejarah sesuai kebijakan Kementrian Pariwisata Malaysia. Pemerintah membangun pondok-pondok dan menara.[3][8] Sebuah meriam besar diletakkan di posisi bekas benteng.[5] Meriam-meriam kecil yang dulunya berada di benteng sekarang dipindahkan ke bangunan museum.[9]
Bangunan museum
Bangunan museum didirikan oleh Jabatan Muzium dan Antikuiti (sekarang Jabatan Muzium Malaysia) bekerja sama dengan pemerintah negara bagian Negeri Sembilan untuk menyediakan informasi tentang sejarah dan budaya kawasan Sungai Lijiang abad ke-19. Museum ini diresmikan pada 9 April 1999.[10] Museum ini terletak di kaki bukit dan berlantai dua. Terdapat empat galeri yang menjelaskan sejarah Lukut (terutama pertambangan yang dulu marak di sana) dan sejarah Negeri Sembilan secara umum.[2]
Galeri yang menjelaskan sejarah Lukut dimulai dari awal abad ke-19 hingga daerah tersebut menjadi daerah Sungai Ujong di Negeri Sembilan di tahun 1880. Galeri tersebut juga menjelaskan sejarah raja-raja seperti Raja Busu, Raja Jaafar, Raja Jumaat dan Raja Bot yang turut andil dalam kemajuan ekonomi kawasan ini.[7] Galeri museum ini juga menjelaskan budaya masyarakat setempat, termasuk adat dan tradisi seperti Adat perpatih yang khas dari Negeri Sembilan. Museum ini juga menampilkan peninggalan dari Kapal VOC Nassau yang tenggelam dalam Pertempuran Cape Rachado di laut dekat Port Dickson pada tahun 1606.[2][11]
Referensi
Catatan kaki
- ^ Singam 1962, hlm. C157.
- ^ a b c d "Where nature and history abound". Malayasia Nature Society. 10 March 2011. Diakses tanggal 9 November 2015.
- ^ a b c "Kota Lukut Museum, Fort". portdickson.info. Diakses tanggal 9 November 2015.
- ^ a b Richmond & Harper 2006, hlm. 225.
- ^ a b Cook 1994, hlm. 180.
- ^ Jaaffar, Hussain & Ahmad 1992, hlm. 270.
- ^ a b "Lukut Museum". Official website of Department of Museums, H Government of Malayasia. Diakses tanggal 9 November 2015.
- ^ Pelancongan 2002, hlm. 16.
- ^ Peet 1983, hlm. 132.
- ^ "Muzium Lukut" (dalam bahasa Malay). Museums Department of Government of Malayasia. Diakses tanggal 9 November 2015.
- ^ "Lukut Museum, Port Dickson". Tourism Department of Government of Malayasia. Diakses tanggal 8 November 2015.
Daftar pustaka
- Centre, SEAMEO Project in Archaeology and Fine Arts. Library and Documentation (1986). Historical and Archaeological Sites and Monuments of Southeast Asia: Malaysia, the Philippines, Singapore. SPAFA Library and Documentation Centre.
- Cook, Debbie (1994). Malaysia, Land of Eternal Summer. Wilmette Publications. ISBN 978-983-99908-0-5.
- Jaaffar, Johan; Hussain, Safian; Ahmad, Mohd. Thani (1992). History of modern Malay literature. Dewan Bahasa dan Pustaka, Ministry of Education, Malaysia. ISBN 978-983-62-2745-4.
- Peet, George L. (1983). A Journal in the Federal Capital. Council of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. ISBN 978-9971-65-120-6.
- Pelancongan, Malaysia, Kementerian Kebudayaan, Kesenian dan (2002). Directory of museums in Malaysia. Ministry of Culture, Arts and Tourism, Malaysia. ISBN 978-967-9935-11-0.
- Richmond, Simon; Harper, Damian (December 2006). Malaysia, Singapore & Brunei. Ediz. Inglese. Lonely Planet. ISBN 978-1-74059-708-1.