Lompat ke isi

Giganotosaurus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 24 November 2018 10.11 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Penggantian teks otomatis (-  + ))

Giganotosaurus
Rentang waktu: Late Cretaceous, 97 jtyl
Replica skeleton, Senckenberg Museum
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Takson tak dikenal (perbaiki): Giganotosaurus
Spesies:
Nama binomial
Template:Taxonomy/GiganotosaurusGiganotosaurus carolinii
Coria & Salgado, 1995

Giganotosaurus carolinii (berarti "kadal raksasa dari selatan") adalah sejenis dinosaurus. Dari segi bentuk tubuh, jenis ini amat mirip dengan Tyrannosaurus rex, tetapi ukurannya sekitar 2 atau 3 meter lebih besar daripada Tyrannosaurus rex (sebagai acuan, panjang Tyrannosaurus rex ± 13 meter). Pemangsa yang ganas, bersifat sama dengan Tyrannosaurus Rex. Yang membedakan Giganotosaurus dengan yang lain hanyalah ukuran tubuhnya, 3 cakar berlengan besar (Tyrannosaurus rex hanya memiliki 2 cakar dan lengan sangat kecil), dan tulang-tulang seperti sirip pada seluruh permukaan atas tubuhnya, dari ujung moncongnya sampai ujung ekornya. Sirip inipun tidak terlalu terlihat karena amat kecil dibandingkan dengan tubuhnya yang amat besar. Giganotosaurus disebut-sebut sebagai saingan raja kadal Tyrannosaurus karena besar tubuh dan keganasannya.

Ukuran

Giganotosaurus adalah Theropoda terbesar yang pernah hidup, kedua setelah Spinosaurus. Fosil yang ditemukan sejauh ini menunjukkan panjangnya sekitar 13,2 m. Para paleontolog belum sepakat mengenai ukuran Giganotosaurus sebab fosil tersebut berasal dari binatang yang belum tumbuh maksimal. Beberapa ahli menduga dinosaurus ini dapat mencapai 14,5 m, tinggi hingga lebih dari 5 m dan beratnya bisa mencapai 8 atau 9 ton. Itu 2 m lebih panjang daripada T.rex dan dua ton lebih berat. Ukuran mereka benar-benar besar—bahkan untuk jenisnya. Tengkorak Giganotosaurus panjangnya antara 1,5- 2 m, paling besar dari semua tengkorak dinosaurus Theropoda, dengan gigi-gigi yang sangat banyak, masing-masing bisa mencapai 17 cm panjangnya. Giganotosaurus termasuk salah satu dari banyak dinosaurus yang mendapat pengaruh gigantisme di Amerika Selatan pada Pertengahan Kretaseus, yang menurut beberapa ilmuwan diduga disebabkan oleh sisa-sisa gen evolusi dari dinosaurus-dinosaurus raksasa dari Akhir Jurasik.

Cara Berburu

Karnivora ini berburu sendirian. Mereka adalah pemangsa terbesar di zamannya. Namun, fosil Giganotosaurus pernah menunjukkan bahwa karnivora raksasa ini sering berburu bersama-sama untuk menyerang herbivora raksasa seperti Puertasaurus, Futalognkosaurus, dan bahkan Argentinosaurus, yang merupakan salah satu hewan darat terbesar sepanjang masa.

Tengkorak Giganotosaurus cukup untuk menelan seorang manusia dewasa untuh-untuh, namun sebenarnya cukup ringan karena memiliki banyak rongga. Gigi Giganotosaurus lebih banyak jika dibandingkan gigi Tyrannosaurus, namun kurang bervariasi, lebih tipis dan lebih panjang, serta memiliki gerigi di bagian belakangnya, cocok untuk memotong daging dibandingkan meremukkan tulang mangsa. Otot leher Giganotosaurus sangat kuat, namun otot rahangnya tidak begitu berkembang. Karnivora ini lebih bagus dalam hal mencederai dan mengibas-ngibas daging daripada membunuh mangsa dengan gigitan yang sangat kuat. Giganotosaurus tidak harus berburu mangsa hidup, mereka dapat mengandalkan tubuh raksasa mereka untuk menakuti predator lain dan memaksa mengambil hasil buruan mereka.

Mata Giganotosaurus menghadap ke samping, jadi mereka punya medan pengelihatan yang luas. Akan tetapi dinosaurus ini mesti menggerakkan kepalanya ke berbagai arah untuk melihat sesuatu. Bubungan tulang tumbuh di depan dan di atas matanya, yang sampai sekarang belum diketahui secara pasti apa fungsinya, namun para ahli paleontologi berpendapat bubungan tulang tersebut berguna melindungi mata Giganotosaurus saat bertarung.

Referensi