M. Sjaaf
Mohamad Sjaaf | |
---|---|
Lahir | 16 November 1889 Koto Gadang, Agam, Hindia Belanda |
Meninggal | Juni 1980 (umur 90) Jakarta, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Universitas Amsterdam |
Pekerjaan | Dokter, pengajar |
Dikenal atas | Presiden (Rektor) Universitas Andalas (Unand) pertama |
Suami/istri | Mainar |
Anak | Omar Basri Sjaaf Fatiniza Nurjati Sjaaf |
Orang tua | Oemar St. Baheram (ayah) Saoedah (ibu) |
Prof. Dr. Mohamad Sjaaf (lahir di Koto Gadang, Agam, Hindia Belanda, 16 November 1889[1] – meninggal Juni 1980) adalah seorang ahli kesehatan mata (oftalmologi) dan pengajar Indonesia.[2] Ia merupakan presiden (rektor) yang pertama di Universitas Andalas (Unand), Padang, Sumatera Barat, yang diangkat pada tahun 1956 setelah universitas tersebut diresmikan pendiriannya pada tanggal 23 Desember 1955 oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Mohammad Hatta.
Sebelumnya, pada tahun 1955 M. Sjaaf pernah menjabat Kepala Bagian Histologi dan Dekan Fakultas Kedokteran FIPIA (Fakultas Kedokteran serta Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam) di Bukittinggi.[3] Pada tahun 1950, ia juga pernah jadi ketua Faculteit der Geneeskunde (Fakultas Kedokteran) Surabaya, cabang dari Nooduniversiteit van Indonesie Jakarta.[4]
M. Sjaaf menjabat presiden (rektor) Unand sampai tahun 1958, kemudian ia digantikan oleh Prof. A. Roesma MD sebagai rektor ke-2 yang menjabat sampai tahun 1964.[5] M. Sjaaf merupakan putra Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat. Ia menikah dengan seorang perempuan bernama Mainar.
Biografi
Dr. Mohamad Sjaaf lahir pada 16 November 1889 di Koto Gadang. Setelah masuk sekolah partikelir Belanda di Fort de Kock (kini: Bukittinggi), dia melanjutkan studinya di Sekolah Belanda di kota yang sama (kemungkinan Kweekschool).[1]
Tahun 1904 Mohamad Sjaaf melanjutkan studinya ke Sekolah Dokter (Stovia) di Batavia (kini: Jakarta). Pada bulan Juli 1913 dia tamat dari Stovia, kemudian terhitung per 1 Agustus tahun yang sama dia diangkat menjadi dokter Hindia di Ngawi di wilayah Keresidenan Madiun, Jawa Timur. Kemudian dia dipindahkan ke Medan pada bulan Mei 1916 dan bekerja di sana sampai 1 April 1919. Selanjutnya dia dipindahtugaskan ke Solok, Sumatra Barat, dan bekerja di sana sampai 15 November 1919.[1]
Karena kepintarannya, pada bulan itu juga (November 1919) Pemerintah Kolonial Belanda mengirim dr. Sjaaf ke Belanda untuk melanjutkan studinya di bidang ilmu kedokteran. Dia lulus ujian dokter Belanda (arts) pada bulan Desember 1921, dan itu berarti dia boleh melanjutkan studinya ke tingkat doktoral. Pada bulan Juni 1923, dalam usia yang cukup muda, 34 tahun, dr. Sjaaf berhak menyandang gelar Doktor (Dr) setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Vezelverloop in netvlies en oogzenuw di Universiteit Amsterdam di bawah bimbingan supervisor Prof. Willem Pieter Cornelis Zeeman.[1][6]
Dr. Sjaaf kemudian pulang kampung dan menjadi Direktur Dokter (Geneesher Directeur) rumah sakit mata yang pertama di Sumatra Barat yang didirikan di Padang pada 1 Mei 1925. Rumah sakit mata itu disebut ‘Whitlaustichting’ sebagai penghormatan terhadap Gubernur Sumatra’s Westkust W.A.C. Whitlau yang telah mendorong pendirian rumah sakit itu.[1]
Pendidikan
- ELS Fort de Kock 1900-1904
- STOVIA 1904-1913
- Universiteit Amsterdam, Diploma Arts 1920-1921
- Universiteit Amsterdam, Doctor Medicine (Ph.D.), 1923 dengan disertasi Vezelverloop in netvlies en oogzenuw dibimbing oleh Willem Pieter Cornelis Zeeman.[6]
Referensi
- ^ a b c d e "Minang Saisuak #166 - Dr. Mohamad Sjaaf : Doktor Minang Pertama" Surya Suryadi - Singgalang, 10-03-2014. Diakses 29-12-2018.
- ^ Azizah Etek, Mursjid A.M., Arfan B.R. "Koto Gadang masa kolonial" LKiS Pelangi Aksara.
- ^ "Sejarah Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Unand" Situs Fakultas Kedokteran Unand.
- ^ "Sejarah FK Unair" Reocities.com.
- ^ "Sejarah Singkat Universitas Andalas" Situs Unand.
- ^ a b "Mohamad Sjaaf - The Mathematic Genealogy Project". Mathematics Genealogy Project, Department of Mathematics, North Dakota State University. Diakses tanggal 29 Desember 2018.