Lompat ke isi

Konflik Fatah–Hamas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konflik Fatah-Hamas
Bagian dari Konflik Israel-Palestina dan Perang melawan Terorisme

Peta Jalur Gaza memperlihatkan kota kunci dan negara tetangganya.
Tanggal15 Desember 2006 – sekarang
LokasiJalur Gaza (umumnya), Tepi Barat
Status

Conflict ongoing[butuh rujukan]

Pihak terlibat
Hamas Fatah
Tokoh dan pemimpin
Ismail Haniya
Khaled Meshaal
Mohammed Deif
Mahmoud Abbas
Mohammed Dahlan
Kekuatan
Izz ad-Din al-Qassam Brigades: 15,000
Executive Force: 6,000[1][2]
National Security: 30,000
Preventive Security Service: 30,000
General Intelligence: 5,000
Presidential Guard: 4,200
Al Aqsa Martyrs Brigade: Several thousand[1][2]
Korban
83 killed 165 killed
98 civilians killed
1,000+ wounded on both sides

Konflik Hamas-Fatah yang dalam bahasa (Arab: النزاع بين فتح و حماس Al-Fatah Nizā ʿ Bain wa Hamas), juga disebut sebagai Perang Saudara Palestina (Arab: Surah Al الحرب الأهلية الفلسطينية-Ḥarb al-ʾ Ahliyyah al-Filisṭīnīyah), dan Konflik sesama saudara (Bahasa Arab: صراع الأخوة sira ʿ al-Ikhwah), dimulai pada tahun 2006 dan terus berlanjut, dalam satu bentuk atau lain, ke tahun 2008. Konflik antara dua pihak fraksi utama Palestina yaitu Fatah dan Hamas. Mayoritas peperangan adalah terjadi di Jalur Gaza dimana dimulai pertikaian terjadi setelah Hamas memenangkan dalam pemilihan legislatif dan Hamas kemudian menguasai Jalur Gaza. ketegangan antara Hamas dan Fatah mulai meningkat pada 2005 setelah kematian pemimpin lama PLO Yasser Arafat yang meninggal pada 11 November 2004 dan kembali intensif setelah Hamas memenangkan pemilihan umum 2006.

Konflik ini disebut Wakseh antara Palestina, yang berarti merusak, dan roboh akibat kerusakan yang diakibatan oleh perbuatan sendiri.

Sejarah pertentangan Hamas dan Fatah

Hamas dan Fattah memiliki ideologi yang berbeda. Hamas dengan ideologi Islam sedangkan Fatah dengan ideologi nasionalis sekuler. Perbedaan ini semakin tajam ketika Fatah dan PLO bersedia berunding, bahkan mengakui eksistensi Israel, meskipun sering dikhianati oleh Israel.

Diantara perundingan PLO-Israel yang dimediasi oleh AS, yaitu Perundingan Oslo yang hasilnya adalah berdirinya Otoritas Nasional Palestina (PNA) pada tahun 1944. Otoritas Palestina ini dipimpin langsung oleh Yasser Arafat. Sepanjang kepemimpinan Arafat, Otoritas Palestina telah menjadi perpanjangan tanganIsrael dalam menekan perjuangan gerilyawan Palestina, termasuk Hamas. Segala bentuk serangan kepada Israel dikategorikan sebagai aksi terorisme dan Palestina berkewajiban membasmi gerakan tersebut.

Januari 2005, diadakan pemilihan Presiden Otoritas Palestina. Hamas memboikot pemilu ini, dimana pemilu ini dimenangkan Mahmoud Abbas , pemimpin Fatah pasca Arafat. Tapi kemudian, Hamas ikut dalam pemilu Legislatif bulan Januari 2006 dan berhasil meraup 42,9% suara. Hal ini membuktikan mayoritas masyarakat Palestina mendukung perjuangan Hamas.

Kemenangan Hamas dalam pemilu legislatif mengakibatkan terpilihnya Ismail Haniyah sebagai Perdana Menteri Palestina. Namun karena selama ini Hamas cenderung melakukan serangan-serangan kepada Zionis Israel, negara-negara barat telah menempatkan Hamas sebagai organisasi teroris, apalagi setelah pernyataan Ismail Haniyah yang menyatakan bahwa tidak akan mengakui keberadaan Israel.

Israel tidak pernah menghentikan serangannya ke wilayah Palestina. Hamas membalas serangan itu dengan melemparkan roket ke wilayah Israel. Hal ini membuat Israel dan Barat ( termasuk Sekjen PBB) menghentikan aksi senjata bahkan menyebutnya sebagai aksi teroris. Fatah pun ikut-ikutan menentang Hamas bahkan membunuh tokoh-tokoh Hamas. Perang antara keduanya meletus dan menewaskan ratusan orang. Puncaknya pada 14 Juni 2007, Presiden Otoritas Palestina membubarkan kabinet dan memecat Ismail haniyah. Hamas menolak keputusan itu dan tetap menganggap Ismail haniyah sebagai Perdana Menteri. hingga kini Gaza dikuasai Hamas dan Tepi barat dikuasai Fatah. Sejak bulan Juni 2007 pula, Israel memblokade Gaza.[3]

Lihat pula

  1. Persaingan Hamas-Fatah
  2. Konflik Israel-Palestina
  3. konflik Israel-Gaza 2007
  4. Moussa Arafat
  5. Fauda
  6. Hamastan

Rujukan

  1. ^ a b "Religious war in Gaza". Ynet. 2007-02-03. 
  2. ^ a b Henry Chu (2007-05-17). "Factional fighting in Gaza imperils unity government". Los Angeles Times. 
  3. ^ Sulaeman, Dina Y (2008). Ahmadinejad on Palestine. Depok: Pustaka Iman. hlm. 148–150. ISBN 978-979-3371-87-0. 

Pranala luar