Rute Ampang dan Sri Petaling
Rute Ampang & Sri Petaling | |
---|---|
<mapframe>: Isi JSON bukan GeoJSON+simplestyle yang sah. Daftar ini menunjukkan semua upaya untuk menafsirkannya menurut Skema JSON. Tidak semuanya merupakan galat.
|
|
Ikhtisar | |
Jenis | Angkutan cepat |
Sistem | Pengangkutan rel transit berkapasitas sederhana |
Status | Beroperasi |
Lokasi | Lembah Klang |
Terminus | Sentul Timur Ampang & Sri Petaling |
Stasiun | 25 |
Layanan | Sentul - KL - Ampang/Sri Petaling |
Situs web | Rapid Rail |
Operasi | |
Dibuka | 16 Desember 1996 |
Pemilik | Prasarana |
Operator | Rapid Rail |
Depo | Ampang & Kuala Sungai Baru (S3 2016) |
Rangkaian | 25 set kereta api 6 gerabak Adtranz 8 set kereta api 6 gerabak CSR Zhuzhou |
Data teknis | |
Panjang lintas | 344 km (214 mi) |
Lebar sepur | 1.435 mm (4 ft 8+1⁄2 in) sepur standar |
Elektrifikasi | ThirdRail (Landasan Ketiga) di sisi bawah tren |
Kecepatan operasi | 70 km/h (43 mph) |
Rute Ampang adalah salah satu dari dua jenis transit aliran ringan dalam jaringan Sistem Transit Rel Lembah Klang yang dikendalikan oleh Rapid Rail, di samping Rute Kelana Jaya.
Rute ini terdiri dari dua rute utama yaitu
- Sentul Timur ke Ampang
- Sentul Timur ke Sri Petaling
Sistem ini pernah diberi nama-nama yang berbeda sepanjang waktu perkhidmatannya. Mulai-mulanya dikenali sebagai STAR yaitu (Sistem Transit Aliran Ringan) STAR LRT atau STAR Line, nama sistem ini ditukar lagi pada tahun 2005 untuk merujuk kepada dua cabang sistem ini: Aliran Sri Petaling/Ampang. Pada bulan April 2007, seluruh sistem dinamakan kembali menjadi Rute Ampang sebagai satu aliran umum tanpa nama-nama resmi untuk kedua-dua cabang tersebut. Dengan pembukaan stasiun baru sampai ke Putra Heights, Rapid Rail telah mengganti modus operandi dengan memberi prioritas kepada Rute Sri Petaling sebagai rute utama dan menjadikan Rute Ampang sebagai rute perantara.[butuh rujukan]
Rute yang menghubungkan Kuala Lumpur
Rute Ampang terdiri dari dua rute yang panjangnya sejumlah 27 kilometer yang dimulai di dua stasiun berbeda di daerah selatan, kemudian bertemu di sebuah stasiun perubahan dan berakhir di stasiun yang sama di utara. Rute Ampang-Sentul Timur dimulai di stasiun terminus Ampang, sedangkan rute Sri Petaling-Sentul Timur dimulai di stasiun Sri Petaling. Kedua-dua rute bertemu di stasiun perubahan Chan Sow Lin; rute yang bergabung ini kemudian menghala ke utara, lalu berhenti di Sentul Timur. Rute Ampang-Sultan Ismail merupakan fase yang pertama sistem ini untuk dibuka, pada 16 Desember 1996, diikuti oleh bagian kedua dari stasiun Chan Sow Lin ke stasiun Sri Petaling dimulai 11 Juli 1998, terutama untuk memudahkan perjalanan ke Kompleks Olahraga Negara ketika Olahraga Komanwel 1998 melalui stasiun Bukit Jalil. Fase terakhir di antara stasiun Sultan Ismail dan Sentul Timur dibuka pada 6 Desember 1998.
Rute di antara stasiun Plaza Rakyat ke stasiun Sentul Timur terletak pada jejambat, termasuklah bagian di antara stasiun Bandaraya ke stasiun Titiwangsa yang melalui sepanjang Sungai Gombak. Bagian Chan Sow Lin-Ampang pula kebanyakannya terletak di daratan, sedangkan bagian Chan Sow Lin-Plaza Rakyat dan bagian Sri Petaling-Chan Sow Lin menggunakan gabungan landasan-landasan di tanah dan di jejambat. Di sepanjang sistem ini tidak rute bawah tanah.
Sistem ini mencakup 25 stasiun kesemuanya: 11 di sepanjang rute Chan Sow Lin-Sentul Timur, tujuh di sepanjang rute Ampang-Chan Sow Lin dan tujuh di sepanjang rute Sri Petaling-Chan Sow Lin. Depoh servis dan depot tren utama untuk sistem ini terletak sebelum stasiun terminus Ampang dan di ujung rute yang menghala ke Ampang. Depoh tren sekunder terletak setelah stasiun Sri Petaling.
Tidak seperti rute-rute rel bertolok meter yang mengelilingi negara, rel Rute Ampang bertolok standar, menjadi sistem rel pertama di negara yang memakai tolok standar. Bagian di antara Ampang-Chan Sow Lin-Plaza Rakyat dan Chan Sow Lin-Salak Selatan pernah dijadikan sebagian jaringan Malayan Railways (cabang Ampang/Jalan Sultan) yang ditutup pada 1960-an (di antara stasiun Chan Sow Lin dan Plaza Rakyat) dan awal 1990-an (bagian rel yang tinggal).[butuh rujukan]
Stasiun-stasiun
Rute Sri Petaling
Nomor Stasiun | Nama Stasiun | Jenis Peron | Transit Stasiun/Catatan |
SP01 | Sentul Timur | Terminal | |
SP02 | Sentul | Sisi | |
SP03 MR11 |
Titiwangsa | Sisi | Bersambung dengan Rute KL Sentral-Titiwangsa. |
SP04 | PWTC | Sisi | |
SP05 | Sultan Ismail | Sisi | |
SP06 | Bandaraya | Sisi | |
SP07 KJ13 |
Masjid Jamek | Sisi | Bersambung dengan Rute Terminal PUTRA-Kelana Jaya. |
SP08 | Plaza Rakyat | Sisi | |
SP09 MR04 |
Hang Tuah | Sisi | Bersambung dengan Rute KL Sentral-Titiwangsa. |
SP10 | Pudu | Sisi | |
SP11 | Chan Sow Lin | Pulau | Transitdi Platform 1B & 2B untuk StasiunAmpang. |
SP12 | Cheras | Sisi | |
SP13 | Salak Selatan | Sisi | |
SP14 | Bandar Tun Razak | Sisi | |
SP15 | Bandar Tasik Selatan | Pulau | Stasiun transit ke KTM Komuter dan ERL. |
SP16 | Sungai Besi | Sisi | |
SP17 | Bukit Jalil | Sisi | |
SP18 | Sri Petaling | Sisi |
Kerta api baru enam gerbong CSR Zhuzhou digunakan untuk layanan di antara stasiun Sri Petaling dan Putra Heights sehingga 16 Juli 2016. Penumpang tidak harus mengganti platform semenjak layanan penuh dilancarkan pada 17 Juli 2016.[1][2] Dimulai 17 Juli 2016, stasiun Putra Heights akan menjadi stasiun terminal untuk layanan penuh antara Sentul Timur dan stasiun ini, yang menggunakan tren baru enam gerbong.
Rute Ampang
Nomor Stasiun | Nama Stasiun | Jenis Peron | Transit Stasiun/Catatan |
AG01 | Sentul Timur | Terminal | |
AG02 | Sentul | Sisi | |
AG03 MR11 |
Titiwangsa | Sisi | Bersambung dengan Rute KL Sentral-Titiwangsa. |
AG04 | PWTC | Sisi | |
AG05 | Sultan Ismail | Sisi | |
AG06 | Bandaraya | Sisi | |
AG07 KJ13 |
Masjid Jamek | Sisi | Bersambung dengan Rute Terminal PUTRA-Kelana Jaya. |
AG08 | Plaza Rakyat | Sisi | |
AG09 MR04 |
Hang Tuah | Sisi | Bersambung dengan Rute KL Sentral-Titiwangsa. |
AG10 | Pudu | Sisi | |
AG11 | Chan Sow Lin | Pulau | Transit di Peron 2A ke Sri Petaling dan Peron 1A ke Sentul Timur. |
AG12 | Miharja | Sisi | |
AG13 | Maluri | Sisi | |
AG14 | Pandan Jaya | Sisi | |
AG15 | Pandan Indah | Sisi | |
AG16 | Sungai Besi | Sisi | |
AG17 | Bukit Jalil | Sisi | |
AG18 | Ampang | Sisi |
Stasiun Chan Sow Lin adalah stasiun transit antara kedua-dua cabang ke Ampang dan Sri Petaling. Rute ke stasiun Ampang mencakup tujuh buah stasiun yang menuju ke arah timur Lembah Klang:
Transit
Sejak peluncurannya, Rute Ampang pernah dicadangkan untuk mencakup bentuk-bentuk perhubungan dengan sistem rel lain di kawasan Lembah Klang. Ketika STAR Line dilancarkan pada tahun 1996, stasiun Bandaraya menjadi stasiun STAR pertama yang ditetapkan sebagai stasiun penyepaduan yang berhubung dengan stasiun Komuter Bank Negara, sebuah stasiun KTM Komuter yang terletak beratus-ratus meter jauhnya. Setelah lengkapnya bagian Sri Petaling-Chan Sow Lin, stasiun Kota Danau Selatan dibuka sebagai perubahan yang lebih terpadu antara aliran STAR dan KTM Komuter. Aliran ini kemudian mencakup perhubungan dengan layanan PUTRA LRT, ERL dan KL Monorail pada tahun-tahun berikutnya. Sistem ini kini memiliki sejumlah lima buah stasiun yang berhubung dengan sistem rel yang lain.
Rute Ampang adalah satu-satunya sistem rel dalam jaringan transit rel Kuala Lumpur yang tidak berhenti di dalam datu berdekatan KL Sentral.
Sejarah
- 13 November 1992 – Sistem Transit Aliran Ringan Sdn Bhd (STAR LRT) diperbadankan unruk melaksanakan proyek LRT pertama di Kuala Lumpur.
- 22 Desember 1992 – Persetujuan waralaba antara pemerintah Malaysia dan STAR LRT ditandatangani untuk pembangunan, milikan dan operasi sistem LRT.
- 30 Agustus 1994 – Kerja-kerja konstruksi proyek dimulakan secara resmi.
- 16 Desember 1996 – Fase 1 antara stasiun-stasiun Ampang dan Sultan Ismail memulai operasinya.
- 11 Juli 1998 – Rute cabang dari stasiun Chan Sow Lin ke stasiun Sri Petaling memulai operasinya. Cabang ini membentuk sebagian dari aliran Sentul Timur-Sri Petaling.
- 6 Desember 1998 – Sambungan dari stasiun Sultan Ismail ke stasiun Sentul Timur dimulakan operasinya.
- 1 September 2002 – Serikat Prasarana Negara Berhad (SPNB) mengakuisisi milikan dan operasi STAR LRT di bawah fase pertama langkah restrukturisasi kembali transportasi publik di Kuala Lumpur. SPNB menamakan kembali sistem ini sebagai STARline.
- November 2004 – Operasi STARline diambil alih oleh RapidKL. Milikan aktiva-aktiva tetap dengan SPNB.
- 19 Juli 2005 – RapidKL mengumumkan bahwa kedua-dua aliran STARline dinamakan kembali sebagai Aliran Ampang dan Sri Petaling. Segala papan tanda tersebut akan ditukar menjelang tahun 2006.
- 28 Nowember 2011 – Karcis Aliran Ampang, Aliran Kelana Jaya dan KL Monorail diganti sepenuhnya dengan token perjalanan, memungkinkan penumpang berubah tren tanpa membeli karcis dua kali.
- 21 Oktober 2014 – SPNB akan membeli 50 set tren enam gerbong baru atau kendaraan rel ringan (LRV) berharga RM990 juta dari serikat CSR ZELC dari Cina dan dijangka tiba ujung tahun 2014. Tren itu akan beroperasi secara berperingkat mulai Oktober 2015.
- Desember 2014 − Layanan Aliran Ampang ke Kota Kinara kini beroperasi.
Kecelakaan
- 27 Oktober 2006 – Tren LRT enam gerbong yang tiba dari Ampang melampaui ujung rel jejambat di stasiun Sentul Timur, menyebabkan separuh depan gerbong pertama berayun-ayun di udara kira-kira 25m dari lantai tanah.
- 25 September 2008 – Enam orang terluka ketika tren yang dinaiki mereka bertabrakan dengan sebuah lagi tren berhampiran stasiun Bukit Jalil. Dipercayai bahwa tren pertama tiba-tiba berhenti 200 meter dari stasiun sebelum dihentak oleh sebuah lagi trek atas landasan yang sama, menyebabkan layanan LRT tergendala sepanjang hari sehingga pulih pada hari keesokannya.[3]
Galeri
-
Stasiun LRT Bandaraya salah satu contoh stasiun yang bertingkat di atas tingkat tanah.
-
Tren model buatan Adztran yang mengunakan pola seragam asal STAR-LRT tiba di stasiun LRT Kota Danau Selatan.
-
Tren mendekati stasiun LRT Masjid Jamek dari stasiun LRT Bandaraya.
-
Tren ke stasiun LRT Ampang berhenti di stasiun Sultan Ismail.
-
Ruang internal tren Rute Ampang & Rute Sri Petaling tanpa periklanan.
-
Pemandangan depot LRT Ampang di waktu pagi dari platform pulau di stasiun LRT Ampang.
-
Gerbong tren bernomor 1138 di stasiun LRT Masjid Jamek.
-
Setelah waktu tengah malam, kerja-kerja pemeriksaan dan pemeliharaan landasan dimulai pada jaringan Rute Ampang dan rute Sri Petaling.
-
Mesin karcis otomatis (TVM) untuk karcis jalur magnetis khusus untuk Rute Ampang and Rute Sri Petaling saja sebelum RapidKL mengunakan karcis terpadu berteknologi radio frenkuesi pada waktu kini.
Lihat juga
- Transportasi publik di Kuala Lumpur
- Transportasi rel di Malaysia
Referensi dari
- ^ Prasarana Gets Green Light from SPAD for Commence Operations
- ^ [1]
- ^ Elizabeth Looi (2008-09-25). "Six injured in LRT accident". The Star.
Pranala luar
- Rapid KL
- Serikat Prasarana Malaysia Bhd
- Peta Interaktif Rute Transit Aliran Ringan dari Masjid Jamek ke Ampang
- Pencarian rute - Panduan Transportasi Interaktif untuk Sistem Transportasi Publik Kuala Lumpur
- Saran Perjalanan Tren & Perhitungan Tambang dari thepricechat.com
- Peta rute dari malaysiaexpat.com
- Peta rute dari prasarana.com.my
- Peta rute dari sinisini.com