Lompat ke isi

Sesajen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 28 Januari 2019 20.03 oleh Danu Widjajanto (bicara | kontrib) (←Suntingan Wisely Anton (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh AABot)
Sebuah contoh sesajen sederhana pada upacara hari pertama mengayun bayi dalam masyarakat Suku Sunda Dayeuhluhur

Sesajen atau sajen adalah sejenis persembahan kepada dewa atau arwah nenek moyang pada upacara adat di kalangan penganut kepercayaan kuno di Indonesia,[1] seperti pada Suku Sunda, Suku Jawa, Suku Bali dan suku lainnya.[butuh rujukan]

Makna Kata

Menurut filsafat sunda Sajen asal kata dari sesaji yang mengandung makna Sa-Aji-an atau kalimah yang disimbolkan dengan bahasa rupa bukan bahasa sastra, dimana didalamnya mengandung mantra atau kekuatan metafsik atau supranatural.


Kata Sajen berasal dari kata Sa dan ajian,

- Sa bermakna Tunggal

- Aji bermakna Ajaran

- Sa bermakna Seuneu, bara atau Api (Aura-energi)

Bermakna Sa Ajian atau ajaran yang Tunggal atau menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sesajen mengisyaratkan bahwa keganasan atau kedinamisan alam, dapat diatasi atau ditangani dengan upaya menyatukan diri dengan Alam atau beserta alam, bukan dengan cara merusak atau menguasai alam. Ritual ini merupakan bentuk metafora atau Siloka penyatuan manusia dengan Alam. Kata Sa-ajian secara keseluruhan bermakna menyatukan keinginan (kahayang-kahyang) dengan keinginan alam atau beserta alam (menyatu dengan alam).


Benda sesajen

Benda sesajen berbeda dengan benda untuk persembahan, kurban atau tumbal, di mana sesajen hanya dibuat untuk kepentingan upacara adat skala kecil dengan tujuan yang berupa rutinitas adat dan memiliki "tujuan baik".[butuh rujukan]

Benda sesajen biasanya hanya sederhana berupa rangkaian bunga dan daun yang berbau wangi seperti melati dan irisan daun pandan, kemudian buah-buahan dan makanan jajanan pasar, yang kemudian diiringi pembakaran kemenyan sebagai pengantar kepada nenek moyang.[butuh rujukan]

Referensi

  1. ^ Majalah Asy-Syariah edisi 112 Topeng Tebal Islam Nusantara. Yogyakarta. hlm. 25. Penanda Google Books: EXJiCwAAQBAJ.