Lompat ke isi

Saccharomyces cerevisiae

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 24 Februari 2019 04.55 oleh Laili Mabrur Rohma (bicara | kontrib) (merubah sesuai sub bab dan membautnya lebih rapi. serta memberikan kutipan tentang suatu hal yang akan memudahkan pemabaca.)
Saccharomyces cerevisiae
S. cerevisiae dilihat dengan DIC microscopy
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Subfilum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
S. cerevisiae
Nama binomial
Saccharomyces cerevisiae

Saccharomyces cerevisiae adalah nama spesies yang termasuk dalam khamir berbentuk oval.

Struktur

Saccharomyces cerevisiae mempunyai mikrostruktur yang terdiri dari :

1. Kapsul

2. Dinding Sel

Dinding sel khamir[1] pada sel-sel yang muda sangat tipis, namun semakin lama semakin menebal seiring dengan waktu. Pada dinding sel terdapat struktur yang disebut bekas lahir (bekas yang timbul dari pembentukan oleh sel induk) dan bekas tunas (bekas yang timbul akibat pembentukan anak sel). Setiap sel hanya dapat memiliki satu bekas lahir, namun bisa membentuk banyak bekas tunas. Saccharomyces cerevisiae dapat membentuk 9 sampai 43 tunas dengan rata-rata 24 tunas per sel, dan paling banyak lahir pada kedua ujung sel yang memanjang.

Dinding sel khamir terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:

> Glukan Khamir (30-35% berat kering dinding sel)

> Mannan (30% dari berat kering dinding khamir)

> Protein (6% berat kering dinding sel)

> Kitin (1-2 %)

> Lipid (8.5-13.5 %)

3. Membran Sitoplasma[2]

4. Nukleus

5. Vakuola

6. Mitokondria

7. Globula Lipid

Saccharomyces cerevisiae mengandung lipid dalam jumlah sangat sedikit. Lipid ini disimpan dalam bentuk globula yang dapat dilihat dengan mikroskop setelah diberi pewarna lemak seperti Hitam Sudan atau Merah Sudan.

8. Sitoplasma


Cara berkembang biak

Saccharomyces cerevisiae berkembang biak dengan cara berikut:

  1. Pertunasan multipolar, dimana tunas muncul dari sekitar ujung sel
  2. Pembelahan tunas, yaitu gabungan antara pertunasan dan pembelahan. Pada proses ini mula-mula terbentuk tunas, tetapi tempat melekatnya tunas pada sel induk relatif besar, kemudian terbentuk septa yang memisahkan tunas dari induk selnya. Pada Saccharomyces, areal tempat melekatnya tunas pada induk sedemikian kecilnya sehingga seolah tidak pernah terbentuk septa (tidak dapat dilihat oleh mikroskop biasa)
  3. Pembentukan askospora. Pada khamir diploid seperti Saccharomyces cerevisiae, meiosis dapat terjadi langsung dari sel vegetatif. Spora berbentuk bulat atau oval dengan permukaan halus.

fungsi

Saccharomyces cerevisiae berfungsi dalam pembuatan roti dan bir, karena Saccharomyces bersifat fermentatif (melakukan fermentasi, yaitu memecah glukosa menjadi karbon dioksida dan alkohol) kuat. Namun, dengan adanya oksigen, Saccharomyces juga dapat melakukan respirasi yaitu mengoksidasi gula menjadi karbon dioksida dan air.

Referensi

  1. ^ "Khamir". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2019-02-08. 
  2. ^ "Sitoplasma". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2018-10-29. 

Bacaan lebih lanjut

Pranala luar