Lompat ke isi

Perkampungan Tradisional Rumah Tuo Rantau Panjang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 26 Februari 2019 04.44 oleh Bobby Prabawa (bicara | kontrib) (menambahkan referensi)

Perkampungan Rumah Tuo Rantau Panjang adalah sebuah lokasi perkampungan yang masih mempertahankan bangunan-bangunan tua/lama yang dibangun sekitar 300 - 400 tahun yang lalu. Disebut perkempungan rumah tuo, karena di kampung tersebut masih ada bangunan rumah tua yang didirikan tahun 1330, dan masih bertahan hingga sekarang. Penduduk di Desa Rantau Panjang diperkirakan menjadi suku tertua di Jambi yang dikenal dengan Suku Batin. Rumah tersebut merupakan rumah milik Bapak Iskandar,yang merupakan generasi ke-14 penerus rumah tuo tersebut. Bersamaan dengan berdirinya rumah tuo itulah maka dibuat pula perkampungan tersebut. Rumah yang berbentuk panggung ini berada di Kabupaten Merangin, dan menjadi tempat tinggal bagi Suku Batin. Konstruksinya rumah tuo pun sangat unik, terbuat dari kayu dan dalam pembangunannya sama sekali tak menggunakan paku. Secara administratif, Rumah Tuo Rantau Panjang berada di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin, Jambi. Jaraknya kurang lebih berkisar 30 kilometer dari Kota Bangko, dan bisa ditempuh dengan menggunakan transportasi umum atau pribadi selama kurang lebih 45 menit. Lokasinya pun tak sulit untuk ditemukan, dan kondisi jalan sudah cukup baik untuk dilewati.

Perkampungan Suku Batin

Penduduk di Desa Rantau Panjang diperkirakan menjadi suku tertua di Jambi yang dikenal dengan Suku Batin. Desa ini juga merupakan desa tertua yang ada di Provinsi Jambi, dan diperkirakan telah menempati desa tersebut selama kurang lebih 700 tahun. Penduduk setempat juga dikenal ramah, dan sangat terbuka kepada wisatawan yang ingin melihat keindahan serta warisan budaya di Rantau Panjang.

Masyarakat di sana biasanya menyebut dirinya orang Batin Limo. Adapun luas perkampungan tersebut kurang lebih 4 hektar, terdapat sekitar 40–50 rumah yang masih berdiri kokoh (selain rumah tuo induk) dan telah berumur ratusan tahun. Ada juga masyarakat yang mendirikan bangunan baru karena kayu lama sudah lapuk atau sudah rusak, tetapi bentuk bangunan masih dipertahankan. Adapun bangunan-bangunan atau bentuk rumah di perkampungan ini biasanya dikenal dengan sebutan rumah tinggi. Khusus untuk rumah tuo, atau rumah yang pertama dibuat, maka masih tetap digunakan jika ada acara-acara adat masyarakat setempat. Hingga kini masyarakat masih mempertahankan keberadaan rumah tuo,berikut beberapa tradisi warisan budaya yang berkaitan dengannya. Masyarakat di Perkampungan Rumah Tuo Rantau Panjang, selain mempertahankan rumah-rumah sebagai peninggalan warisan budaya masa lalu, masyarakat masih menjalankan tradisinya, seperti masih melaksanakan budaya bantaian adat, silat penyudon, dan budaya beselang.

Pesona Rumah Tuo Rantau Panjang

Pada desa ini, dapat ditemukan Rumah Tuo Rantau Panjang sebanyak 60 buah yang berdiri tegak hingga kini. Terbuat dari kayu, rumah ini berbentuk seperti rumah panggung dengan disangga dengan beberapa tiang di bawahnya. Rumah ini berbentuk memanjang ke samping, dengan tangga pada pintu masuk dan beberapa jendela dengan ukuran besar. Dahulu atap Rumah Tuo Rantau Panjang dibuat dari ijuk, namun karena semakin sulitnya mencari ijuk kini pun atap diganti dengan seng. Bentuk rumah-rumah di desa ini seragam, dengan warna cokelat terang dan dibagi menjadi tiga ruangan. Uniknya, untuk memasuki rumah wisatawan harus menunduk karena pintu rumah hanya setinggi satu meter. Hal ini juga melambangkan kesopanan dan tata krama yang senantiasa dilestarikan penduduk setempat.

Ruang yang pertama adalah ruang pertemuan dengan lantai yang dibagi menjadi tiga bagian. Antara bagian satu dengan lainnya dipisahkan dengan sekat kayu berukuran 10 cm. Lantai yang agak tinggi disebut Balai Melintang diperuntukkan untuk Ninik Mamak dan ulama. Sedangkan lantai tengah untuk keluarga, serta lantai lorong yang menuju ke ruang kedua diperuntukkan bagi para pekerja.

Sedangkan ruang kedua digunakan sebagai kamar tidur, dan ruang ketiga merupakan dapur untuk memasak. Rumah Tuo Rantau Panjang juga memiliki lumbung padi seperti rumah tradisional Melayu pada umumnya yang terletak terpisah dari rumah utama. Tak hanya unik, Rumah Tuo Rantau Panjang juga memiliki konstruksi kokoh serta dirancang tahan terhadap guncangan gempa bumi. Hal ini bisa terjadi karena adanya Kayu Sendi yang digunakan sebagai bantalan tiang penyangga. Selain kayu sendi, rahasia keawetan rumah panggung berusia ratusan tahun ini terletak pada getah pohon ipuh yang dioleskan pada kayu-kayu setiap lima tahun sekali.

Dari sekian banyak rumah panggung di Desa Rantau Panjang, ada satu rumah yang paling menyita perhatian. Rumah tersebut terletak di ujung kampung dan konon menjadi rumah paling tua dari deretan rumah panggung lainnya. Rumah ini dibangun saat pertama kali pindah dari Kerajaan Koto, yang diperkirakan sekitar 700 tahun yang lalu.

Rumah Tuo Rantau Panjang ini selain menjadi tempat tinggal juga merupakan museum dengan koleksi benda-benda tradisional di dalamnya. Dinding rumah dihiasi dengan ukir-ukiran indah, serta ditemukan pula ukiran pada tiang penyangga rumah. Selain itu masih banyak lagi yang bisa dilihat wisatawan seperti hiasan kepala kerbau, tempat sirih, keramik-keramik kuno, dan juga ambung yang sering digunakan untuk membawa hasil pertanian masyarakat setempat.

Fasilitas Rumah Tuo Rantau Panjang

Bagi para pengunjung yang hendak melihat keunikan Rumah Tuo Rantau Panjang ini, juga bisa menemukan beberapa fasilitas meskipun tak begitu lengkap. Wisatawan bisa memarkirkan kendaraannya dengan aman dan nyaman, karena banyak lahan luas di desa. Selain itu, wisatawan juga tak akan kesulitan menemukan masjid, karena masyarakat setempat mayoritas telah memeluk agama Islam sejak tahun 1600.

Jalan menuju ke desa juga tergolong cukup baik, dan kendaraan roda empat pun bisa melaju dengan leluasa. Berkunjung ke Rumah Tuo Rantau Panjang ini wisatawan akan dimanjakan dengan aneka kuliner khas masyarakat setempat. Jika hendak menginap, wisatawan bisa kembali ke Kota Bangko untuk mencari hotel atau penginapan.

Referensi

[1]

  1. ^ "Rumah Tuo Rantau Panjang, Rumah Adat Berusia Ratusan Tahun di Merangin". Tempat.co.id. Diakses tanggal 2019-02-26. 


Pranala Luar