Lompat ke isi

Pesanggrahan Ngeksiganda

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pesanggarahan Ngeksiganda atau dikenal juga sebagai Pesanggrahan Ngeksigondo[1] merupakan salah satu bangunan pesanggrahan bersejarah yang dimiliki oleh Kasultanan Yogyakarta. Bangunan berasitektur lokal dengan luas bangunan 1.104 m2 dan luas lahan sebesar 17.888 m2 ini terletak di kawasan dataran tinggi Kaliurang, Pakem, Sleman, Yogyakarta[2]. Pada tahun 2011 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan secara resmi menetapkan Pesanggrahan Ngeksiganda sebagai cagar budaya dari provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan SK Menteri Nomor PM.89/PW.007/MKP/2011[3].

Asal Mula Ngeksiganda

Berdasarkan buku Serat Wedhatama[4], kata Ngeksiganda terdiri dari 2 buah kata dari bahasa Sansekerta yaitu Ngeksi dan Ganda atau Gondo. Ngeksi yang berasal dari kata aksa / eksi / iksi artinya mata. Sementara ganda artinya harum. Jika kedua kata tersebut berarti Mata Harum yang kemudian melebur menjadi Mataram.

Sejarah Bangunan

Bangunan Pesanggrahan Ngeksiganda

Pada abad XX zaman kolonial Belanda, bangunan Pesanggrahan Ngeksiganda ini awalnya milik seorang Belanda yang dibangun untuk tempat beristirahat. kemudian pada sekitar tahun 1927 bangunan ini kemudian dibeli oleh Sri Sultan Hamengku Buwana VIII untuk dimodifikasi menjadi tempat pesanggrahan Keraton Yogyakarta. Modifikasi berupa penambahan ruangan untuk ruang gamelan, pagar seketheng, pendapa, dan pemandian atau pasiraman. Pesanggrahan biasanya digunakan oleh sultan untuk tempat beristirahat bagi Raja beserta keluarganya.

Komisi Tiga Negara (KTN) tahun 1947

Dimasa Agresi Militer Belanda I atau disebut clash 1, Sri Sultan Hamengku Buwana IX berinisiatif untuk meminjamkan Pesaggrahan Ngeksiganda beserta Wisma Kaliurang kepada pemerintah Indonesia untuk mengadakan perundingan Komisi Tiga Negara (KTN) yang terdiri dari negara Australia menunjuk Richard Kirby untuk mewakili pemerintah Indonesia, negara Belgia menunjuk Paul van Zeeland mewakili Kerajaan Belanda, dan negara Amerika Serikat menunjuk Dr. Frank Graham sebagai pihak penengah kedua belah pihak[3]. Perundingan KTN diselenggarakan tepat pada tanggal 26 Agustus 1947 ini kemudian dilanjutkan dengan Perjanjian Renville pada tanggal 17 Januari 1948. KTN dibentuk oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) sebagai penengah antara pihak kerajaan Belanda dengan pemerintah Indonesia dengan dalih ingin membentuk pemerintahan federal sementara sampai terbentuknya negara Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan agresi militer.

Tradisi

Berawal ketika Sri Sultan Hamengku Buwana IX beristirahat di Pesanggrahan Ngeksiganda, tiap bulan Ruwah (Syaban) diselenggarakan uyon-uyon pada pukul 08.00 - 14.00 dan 19.00 - 24.00. Ketika malam, diselenggarakan pembacaan tembang[5]. Uyon-uyon itu sendiri merupakan salah satu kesenian tradisional Jawa.

Bagian Bangunan

Bangunan yang menghadap barat daya ini terdiri dari 4 bangunan utama yaitu Bangunan Induk, Bangunan Gedong Gongso, Bangunan Gedong Telpon, dan Bangunan Diesel.

Bangunan Induk

Bangunan induk sendiri terdiri dari 3 bagian yaitu bangunan utama, paviliun, dan bangunan tambahan.

Bangunan Utama

Bangunan utama terdiri dari ruang tamu, ruang tidur, ruang keluarga, ruang duduk, ruang makan, dapur, dan teras dengan konstruksi atap dari kayu jati dditutupi dengan genteng. Bangunan utam juga terdapat cerobong asap seluas 1,5 m². Plafon atap menggunakan plat logam tipis dengan eternit. Dinding (sekat) terbuat dari bata dan papan kayu. Lantai masih berupa tegel berwarna merah tua, abu-abu, dan coklat muda. Lantai bangunan berukuran 20 x 20 dan tebal 1 cm. Kusen untuk jendela, pintu, serta ventilasi juga dibuat dari kayu berpanil kaca. Untuk jendela lapisan dalam terbuat dari panil kaca dengan ketebalan ± 2 mm, sementara untuk jendela lapisan luar dan pintu terbuat dari kayu saja.

Paviliun

Paviliun yang berbentuk limasan ini terdiri dari 2 kamar tidur, sebuah teras dengan tambahan atap miring, dan koridor. Konstruksi atap paviliun ini menggunakan kayu dengan penutup dari genteng dan seng. Plafon pada paviliun menggunakan plat logam tipis dengan variasi tipis. Kusen jendela, pintu dan ventilasi paviliun ini dominan terbuat dari kayu jati. Untuk lantai, paviliun ini masih berupa tegel abu-abu dengan ukuran 20 x 20 dan ketebalan sebesar 1 cm.

Bangunan Tambahan

Bangunan tambahan ini terletak di sebelah timur dari bangunan utama dibatasi oleh tembok pagar setebal 1 bata berplester. Bangunan tambahan terdiri dari , ruang tetirah, ruang servis, dapur, selasar, garasi, dan kamar mandi. Semua ruangan (dinding) disekat dengan bahan konstruksi bata tebal ½ bata. Konstruksi atap dari kayu dengan penutup seng tanpa plafon dengan lantai yang masih terbuat dari plesteran semen.

Bangunan Gedong Gongso

Gedong Gongso inilah yang dijadikan sebagai tempat konferensi yang terbatas bagi para delegasi Komisi Tiga Negara (KTN). Dalam agenda konferensi tersebut terdapat pementasan tarian Jawa diiringi musik gamelan sebagai sambutan dari pihak Yogyakarta. Bangunan berbentuk limasan ini memiliki konstruksi atap genteng, plafon dari eternit, dan list plank dari papan kayu yang menempel langsung pada usuk. Kusen pada pintu, jendela, dan ventilasi sebagian besar terbuat dari kayu dengan panil kaca. Kondisi Bangunan Gedong Gongso hampir sama dengan kondisi fisik pada bangunan utama. Bangunan ini terdiri dari ruang utama, teras belakang dan kamar mandi.

Bangunan Gedong Telpon

Dahulu bangunan ini berfungsi sebagai tempat untuk menelpon dikarenakan akses telepon yang masih sulit terjangkau saat itu. Bangunan berbentuk limasan terbentuk dari konstruksi kayu dengan list plank dari papan kayu menempel pada usuk dan beratap genteng. Struktur dinding bangunan ini terbentuk dari plesteran batu bata. Plafon masih menggunakan plat logam tipis bergaris. Pada sebelah utara bangunan ini terdapat bangunan tambahan yang berfungsi sebagai garasi. Pintu, jendela, dan ventilasi kuse terbuat dari kayu serta berpanil kaca dengan ukuran tebal 2 mm. Lantai bangunan ini masih berupa tegel bermotif dengan ukuran 20 x 20 cm.

Bangunan Diesel

Bangunan berukuran 4 x 4,5 m ini digunakan untuk tempat penyimpanan diesel dengan kondisi fisik masih baik.

Referensi