Lompat ke isi

Kritik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 2 Maret 2019 05.08 oleh Izal Batubara (bicara | kontrib) (Penambahan kategori kritik, yaitu kritik seni)

Kritik adalah proses analisis dan evaluasi terhadap sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan.[1].

Secara etimologis berasal dari bahasa Yunani κριτικός, 'clitikos - "yang membedakan", kata ini sendiri diturunkan dari bahasa Yunani Kuno κριτής, krités, artinya "orang yang memberikan pendapat beralasan" atau "analisis", "pertimbangan nilai", "interpretasi", atau "pengamatan". Istilah ini biasa dipergunakan untuk menggambarkan seorang pengikut posisi yang berselisih dengan atau menentang objek kritikan.

Kritikus modern mencakup kaum profesi atau amatir yang secara teratur memberikan pendapat atau menginterpretasikan seni pentas atau karya lain (seperti karya seniman, ilmuwan, musisi atau aktor) dan, biasanya, menerbitkan pengamatan mereka, sering di jurnal ilmiah. Kaum kritikus banyak jumlahnya di berbagai bidang, termasuk kritikus seni, musik, film, teater atau sandiwara, rumah makan dan penerbitan ilmiah.

Kritik Seni

Kritik Seni merupakan usaha pemahaman dan penikmatan karya seni. Kritik merupakan kajian rinci dan apresiatif dengan analisis yang logis dan argumentatif untuk menafsirkan karya seni. Sebagai aktivitas evaluasi kritik harus sampai pada kenyataan nilai baik dan buruk. Bahkan sampai dalam konteks karya yang sejenis (Aschner, 1956; Prall, 1967; Flaccus, 1981, Feldman, 1981) [2]

Kritikus harus memiliki keahlian untuk menjembatani karya seniman kepada apresiator agar mudah dimengerti. Peran Kritikus disini menjadi amat penting apabila apresiator tidak memiliki pemahaman tentang seni rupa.


Bagan ini menjelaskan peran kritikus sebagai penghubung setiap sisi. Kritikus harus memiliki pemahaman tentang karya yang dibuat oleh seniman tersebut, maknanya, apa yang berusaha diekspresikan atau informasikan. Kritikus juga harus memahami subjek pembuat karya tersebut, karena karya tersebut pastinya memiliki ikatan terhadap senimannya itu sendiri. Dari karya dan senimannya, kritikus harus memahami kebudayaan yang sedang populer dimasyarakat. Kritikus harus bisa mengemas karya seni tersebut sedemikian rupa agar dimengerti oleh masyarakat, strategi-strategi sebaiknya dibuat oleh kritikus sebagai langkah penunjang karya seni tersebut diterima dimasyarakat.

Kritik sebaiknya dapat membantu apresiator membangun hubungan dengan karya tersebut. Kritik akan berhasil ketika apresiator memiliki simpati terhadap karya tersebut. Simpati disini maksudnya si apresiator dapat memahami kejadian atau informasi yang disampaikan oleh suatu karya seni. Level setelah terbangunnya simpati adalah terbangunnya empati. Apresiator dapat membayangkan kejadian atau informasi yang disampaikan apabila empati telah terbangun. Level yang tertinggi adalah apabila telah muncul interpenetrasi antara karya dan apresiator. Di level ini, apresiator telah dapat membayangkan kejadian dan memasukkan dirinya dalam kejadian tersebut sehingga tercipta hubungan yang sangat erat antara karya dan dirinya. Di level-level ini lah biasanya kolektor-kolektor membeli karya-karya seniman.

Tipe Kritik Seni

Setidaknya terdapat 4 tipe kritik seni yang dikategorikan menurut struktur dan pendekatannya

  • Tipe Jurnalistik

Tipe kritik ini memiliki karakteristik utama sebagai media pemberitaan. Kritik ini biasa disampaikan kepada pembaca lewat surat kabar dan majalah. Tujuan utama kritik ini adalah memberikan informasi kepada pembaca mengenai berbagai peristiwa kesenian. Jenis Kritik ini jarang dibuat dalam format yang panjang, serta komprehensif menitik beratkan tulisan kepada aspek informatif.

  • Tipe Pedagogik

Kritik pedagogik diterapkan dalam proses belajar dan mengajar di lembaga/institusi pendidikan seni. Jenis kritik ini dikembangkan oleh guru/dosen dengan tujuan utama mengembangkan bakat dan potensi artistik dan estetik perserta didik sehingga mereka memiliki kemampuan mengenali bakat dan potensi pribadinya masing-masing.

  • Tipe Ilmiah

Tipe kritik ini sangat bersifat akademis membutuhkan kepekaan yang tinggi untuk menanggapi suatu karya seni. Tipe ini digunakan biasanya sebagai panduan atau acuan terhadap suatu penelitian atau referensi para kolektor, kurator, mseum, dan galeri. Dibutuhkan pengalaman dan keahlian yang sangat tinggi dalam kritik seni untuk daoat melakukan kritik ini. Biasanya kritik tipe ini dilakukan oleh parak pakar yang kemampuan intelektualnya sudah tidak diragukan lagi oleh masyarakat.

  • Tipe Populer

Kritik populer ditujukan untuk masyarakat umum. Sifatnya biasanya hanya sebatas pengenalan sebuah karya dengan gaya-gaya dan penulisan yang mudah dipahami oleh orang awam.

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L. Komunikasi Bisnis dan Profesional. Remaja Rosdakarya, Bandung. 1996. Hal 284
  2. ^ Sem C Bandung, Kritik Seni Rupa, Penerbit ITB, Bandung, 2000