Lompat ke isi

Bahasa buatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 17 Maret 2019 11.41 oleh Myifn (bicara | kontrib) (←Suntingan Alfred Cognoet (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot)

Bahasa artifisial atau bahasa buatan atau bahasa terkonstruksi (dikenal dengan sebutan conlang singkatan dari istilah Inggris: constructed language) oleh para penggemarnya. adalah sebuah bahasa yang kosakata dan tata bahasanya diciptakan oleh seseorang atau sebuah kelompok kecil. Bahasa ini bertolak belakang dengan bahasa alami (ing: natural language, Natlang) yang secara alamiah ber-evolusi sebagai bagian dari sebuah budaya. Beberapa di antara conlang diciptakan untuk digunakan dalam komunikasi manusia (biasanya berfungsi sebagai bahasa auksiliari internasional), beberapa lainnya diciptakan untuk digunakan dalam karya fiksi atau eksperimen, komunikasi rahasia, atau bahkan hanya untuk iseng saja.

"Bahasa terencana" sinonim dari conlang ini kadang digunakan untuk mengacu kepada bahasa auksiliari internasional, dan oleh mereka yang menolak istilah "artifisial" di taruh pada bahasa mereka. Orang orang yang bisa berbicara Esperanto sebagai contoh menyatakan bahwa "Esperanto adalah bahasa artifisal seperti layaknya mobil adalah kuda artifisal". Namun, istilah bahasa terencana ini jarang digunakan di luar komunitas Esperanto

Sekilas

Bahasa terkonstruksi seringkali dibagi menjadi bahasa a priori dan a posteriori. Bahasa a priori mempunyai kosakata dan tata bahasa diciptakan dari awal (bisa menggunakan imajinasi sang pencipta atau dengan proses komputasional). Sedangkan bahasa a posteori, kosakata dan tata bahasanya didasarkan dari satu atau lebih bahasa alami. Bahasa fiksi dan eksperimental dapat juga bersifat 'naturalistik', maksudnya bahasa tersebut memang diciptakan untuk terdengar alamiah, dan apabila didasarkan posteriori, bahasa tersebut mencoba mengikuti aturan alamiah dari fonologikal, leksikal dan tata bahasa. Karena bahasa ini biasanya tidak diperuntukkan untuk kemudahan pembelajaran atau komunikasi, bahasa naturalistik bahasa fiksi biasanya lebih susah dan rumit. (karena bahasa tersebut mencoba meniru perilaku yang biasa ditemui di bahasa alami seperti kata kerja dan benda yang tidak reguler, aturan fonologis yang rumit, dll.) Jadi, berdasarkan keterangan di atas, bahasa terkonstruksi dapat dibagi menjadi:

  • bahasa auksiliari (ing: auxiliary language, auxlangs) - bahasa yang diciptakan untuk komunikasi international
  • bahasa artistik (ing: artistic language, artlangs) - bahasa yang diciptakan dengan lebih melihat ke unsur estetikanya
  • bahasa logis (ing: logical language, loglangs) - bahasa yang diciptakan untuk keperluan dalam eksperimentasi dalam logika atau filosofi

Sebuah bahasa terkonstruksi dapat mempunyai penutur ibu (native speakers), apabila sang anak mempelajarinya dari kecil dari orang tua yang mempelajarinya. Diperkirakan Esperanto mempunyai jumlah penutur asli sebanyak antara 200 sampai 2.000 orang. Seorang anggota dari Klingon Language Institute, d'Armond Speers, mencoba untuk membesarkan anaknya sebagai native speaker dari Klingon dan Inggris, namun dia menemukan bahwa pada waktu itu, kosakata Klingon tidak cukup besar untuk mengekspresikan benda yang sering ditemui di rumah, "meja" dan "botol" sebagai contohnya.

Pengguna bahasa terkontruksi juga kadang-kadang mempunyai alasan lain mengapa mereka menggunakannya. Di antara alasan tersebut, Hipotesis Sapir-Whorf yang terkenal (walaupun masih diperdebatkan kebenarannya) sering disebut. Hipotesis tersebut mengklaim bahwa bahasa yang kita bicarakan mempengaruhi cara kita berpikir, sehingga, bahasa yang "lebih baik" harusnya dapat membuat sang pembicaranya mencapai tingkat intelegensi yang lebih tinggi, atau dapat menerima titik pandang yang lebih beragam.

Lihat pula

Pranala luar

Komunitas

Petunjuk, guide, How Tos

Koleksi pranala-pranala

Koleksi pranala-pranala berisi sumber daya tentang bahasa terkonstruksi

Referensi