Tari Rudat Banten
Genre | Tari Tradisional |
---|---|
Instrumen | Rebana |
Asal | Banten |
Tari Rudat Banten merupakan gabungan antara seni gerak dan vokal yang diiringi oleh tabuhan ritmis dari waditra. Kesenian ini berkembang di wilayah Banten dan mendapat pengaruh yang kuat dari Islam. Syair-syair yang dinyanyikan ketika mengiringi tari Rudat sendiri berisikan puji-pujian terhadap Allah dan shalawat pada Nabi Muhammad S.A.W. Kesenian yang dikategorikan sebagai seni tradisi ini, sejak 2012 telah dimasukkan ke dalam Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.[1]
Sejarah
Kemunculan Tari Rudat Banten sudah ada sejak abad XVI yakni sejak zaman Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa.[2] Upaya penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh salah satu Wali Sango yakni Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, erat hubungannya dengan perkembangan Rudat Banten.[2] Ketika menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Barat dan Banten, Sunan Gunung Jati dibantu oleh para murid-muridnya. Antara tahun 1450-1500, Sunan Gunung Jati mengutus lima orang dari Cirebon yakni Sacapati, Madapati, Jayapati, Margapati, dan Warga Kusumah untuk menyebarkan agama Islam kepada masyarakat yang ketika itu masih banyak memeluk agama Hindu. Kelima utusan tersebut juga diperintahkan untuk mengembangkan pertunjukkan kesenian dalam mengembangkan agama Islam. Sunan Gunung Jati memberikan petunjuk untuk meniru kesenian di Mekkah, yaitu Genjring yang terbuat dari potongan-potongan kayu.[2] Kesenian itulah yang kemudian menjadi awal kemunculan Rudat Banten.[3]
Referensi
- ^ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tari Rudat Banten. Diakses melalui https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=2691 pada 21 Maret 2019.
- ^ a b c Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penetapan Warisan Tak Benda Indonesia 2018. Diakses melalui https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/dashboard/media/Buku%20Penetapan%20WBTb%202018.pdf?utm_source=Misi+2&utm_campaign=a4046c7ff8-EMAIL_CAMPAIGN_2019_03_08_06_34&utm_medium=email&utm_term=0_919abbfea5-a4046c7ff8-303464597 pada 21 Maret 2019.
- ^ Rosadi, Muhamad (2016-12-31). "SENI RUDAT SURUROL FAQIR: SEJARAH DAN FUNGSINYA PADA MASYARAKAT DESA KILASAH, KECAMATAN KASEMEN, KOTA SERANG, BANTEN". Penamas (dalam bahasa Inggris). 29 (3): 465–474. ISSN 2502-7891.