Suku Melayu Loloan
Suku Melayu Bali atau Melayu Loloan adalah masyarakat Melayu yang bermukim di Bali, terutama di Loloan, Jembrana, sejak abad ke-17. Jumlah masyarakat Melayu Bali berkisar antara 28 ribu hingga 65 ribu.[1][2]
Daerah dengan populasi signifikan | |
---|---|
Jembrana | |
Bahasa | |
Bahasa Melayu Bali, bahasa Bali, dan bahasa Indonesia | |
Agama | |
Islam (99,84%), Kristen (0,3%) | |
Kelompok etnik terkait | |
Suku Melayu, suku Bugis |
Sejarah
Kedatangan orang Melayu di Bali tercatat pada tahun 1669 ketika empat ulama dan pengikutnya tiba di Jembrana untuk menyebarkan ajaran Islam di Bali. Misi tersebut diizinkan oleh Raja Jembrana I Gusti Arya Pancoran. Keempat ulama tersebut ialah Dawan Sirajuddin dari Sarawak, Kekaisaran Brunei; Syeikh Basir dari Yaman, Kesultanan Utsmaniyah; Mohammad Yasin dari Makassar; dan Syihabbudin juga dari Makassar.[1]
Pada tahun 1799, empat kapal dari Pontianak, Kesultanan Pontianak tiba di Jembrana dan disambut oleh Raja Jembrana Putu Seloka. Rombongan tersebut dipimpin oleh Syarif Abdullah Yahya al-Qadri dan membawa ulama dari Terengganu Muhammad Ya'qub. Oleh Raja Jembrana, rombongan tersebut diizinkan tinggal di tanah seluas 80ha di Loloan Barat dan Loloan Timur.[1]
Referensi
- ^ a b c ISMAIL, LUKMAN. "Melayu-Bali kekal tradisi". Utusan Online. Diakses tanggal 2019-03-04.
- ^ Project, Joshua. "Loloan-Malay Bali in Indonesia". joshuaproject.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-03-04.