Lompat ke isi

Uci Turtusi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2019 02.35 oleh Profitnubie (bicara | kontrib) (Kyai Uci Turtosi)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Kyai Uci Turtosi
NamaKyai Uci Turtosi
Nama lainAbah Uci
KebangsaanIndonesia
JabatanIslam Tradisional Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah
Mazhab Syafi'i
Tarekat Syadziliyah
Situs web-

Kyai Uci Turtosi Atau lebih dikenal dengan Abah Uci merupakan seorang pengasuh sekaligus Pimpiman Pondok Pesantren Al Istiqlaliyah yang berada diwilayah Kampung Cilongok, Pasar Kemis, Tangerang, Banten

KH. Uci Turtusi adalah tokoh ulama besar yang sangat dihormati dan disegani oleh semua kalangan masyarakat, beliau sangat berjasa besar karena telah mengharumkan bangsa Indonesia terutama Kabupaten Tangerang - Banten. Dengan ke istimewaan dan karomah yang diberikan Allah SWT kepada KH. Uci Turtusi, hati umat islam merasa rindu untuk bertemu dan silaturahmi dengan sosok sang ulama ini, dengan kepiawaiannya menyampaikan dan mengajarkan ilmu agama dengan ikhlas, sehingga tausiyah yang disampaikan sangat jelas dan mudah dipahami oleh para jamaah.

Biografi

Kyai Uci Turtusi dari Kp. Cilongok, beliau adalah penerus ayahnya Alm KH. Dimyathi al-Bantani mengajar pengajian mingguan, jamaah yang hadir setiap minggu selalu memadati Kp. Cilongok tepatnya dipesantren Al-Istiqlaliyyah, parkir mobil dan motor para jamaah sudah tidak tertampung disatu tempat, sehingga kendaraan banyak parkir ditempat yang lumayan jauh, saking banyaknya jamaah yang tidak tertampung di masjid dan majelis, bahkan jamaah rela mencari tempat duduk disepanjang jalan, dibawah pohon, dan dirumah penduduk sekitar, jamaah mencapai ribuan bahkan puluhan ribu. Namanya sudah terkenal hingga keluar pulau jawa, bahkan yang menghadiri pengajian mingguan sering didatangi ulama dari mancanegara, seperti ulama dari India, Irak, dan negara lainnya pernah berkunjung mengikuti acara pengajian.

Selain acara pengajian mingguan, ada beberapa acara besar yang diselengarakan tahunan, yaitu acara : Maulid Nabi, Haul Tuan Syekh Abdul Qadir Al-Zaelani, acara tersebut selalu diramaikan oleh ribuan jamaah. Acara yang paling besar hingga para jamaah membludak membanjiri Kp. Cilongok menjadi lautan manusia, adalah Haul Tuan Syekh Abdul Qadir Al-Zaelani, ratusan jamaah sudah berdatangan mulai malam acara, dan terus berdatangan hingga pagi hari, dan dihadiri para pejabat, Alm Gusdur (semasa hidup), Bupati, para ulama di luar pulau jawa, ulama dari mancanegara, para Habaib dan para tokoh besar lainnya.

Acara pengajian mingguan membawa berkah bagi para pedagang, dibahu sepanjang jalan dan lapangan kosong para pedagang ikut meramaikan pengajian. Setiap minggu para pedagang menjajakan berbagai aneka makanan, baju muslim, akik, sarana ibadah, minyak wangi, dan masih sangat banyak para pedagang lainnya.

Almarhum Gus Dur dan Muhammad Luthfi bin Yahya merupakan sahabat dekat dari Kyai Uci Turtusi, Sebelum Almarhum Gus Dur Meninggal beliau ditanya oleh Kyai Uci Turtusi, "Gus apa yang paling diinginkan oleh Gus apa? Baik di kala jadi presiden atau setelah lengser jadi presiden," (petikan ceramah). Jawaban Gus Dur adalah ketika ia wafat adalah minta sering-sering dikirimkan Al Fatihah. "Saya inginkan adalah ketika saya wafat, istri, anak, teman-teman dan sekitarnya mengirimkan Al Fatihah buat saya," kata Abuya menirukan Gus Dur.

Sejarah

ABUYA KH. UCI TURTUSI, Gurunya para guru, Ketawadhuan dalam menerima hinaan orang & menutupi Keturunan dari Abuya Dimyathi al-Bantani, Beliau dikenal sangat haus akan ilmu. Karena itu, ia belajar ilmu agama pada banyak pesantren kepada 32 orang guru selama 32 tahun, lama mondoknya beliau disuatu tempat berbeda-beda ada yg 3 tahun lebih bahkan ada yang hanya 1 hari, apabila sudah banyak orang yg tahu bahwa Beliau adalah anak Abuya Dimyathi al-Bantani maka Beliau akan pindah bahkan apabila Sang guru mengetahui Beliau Anak seorang Abuya maka Sang Kyai malah gak berani menerimanya sebagai murid

Ideologi

  1. Islam Tradisional Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah
  2. Mazhab Syafi'i
  3. Tarekat Syadziliyah

Sarana dan Kegiatan Santri

Saat ini, dengan jumlah ± 400 santri, Pesantren Al-Istiqlaliyah secara mandiri telah membangun sarana dan prasarana penunjang bagi keberlangsungan pendidikan di pesantren. Asrama santri dalam bentuk kobong-kobong dan dikepalai oleh seorang lurah pada setiap lokalnya telah banyak didirikan memenuhi areal komplek pesantren, serta aula untuk pelaksanaan pengajian harian yang dilaksanakan ba’da subuh dan ba’da ashar hingga larut malam. Untuk keperluan memasak disediakan dapur umum di masing-masing lokal asrama santri.

Seperti pada pesantren-pesantren kebanyakan, kegiatan bagi santri di Pesantren Al-Istiqlaliyah juga dimulai sejak subuh dengan sholat berjamaah. Sehabis jamaah subuh dilanjutkan dengan pengajian kitab kuning di majelis hingga menjelang pukul 07.00. Selanjutnya para santri memasak untuk sarapan pagi. Pada pukul 08.00, kegiatan pengajian dilanjutkan sampai pukul 10.00. setelah itu, santri diberikan waktu untuk beristirahat di kobong dan pekarangan pesantren. Pada pukul 14.00 pengajian dilanjutkan kembali sampai masuk waktu ashar dan berjamaah. Setelah ashar pengajian disambung kembali sampai pukul 17.30. Setelah maghrib, giliran pengajian al-Qur’an dilaksanakan. Kemudian setelah isya’, para santri belajar kembali selama 90 menit sebelum kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat. Kegiatan mereka begitu padat dan berlangsung secara terus-menerus selama satu minggu, kecuali pada hari ahad pagi, karena waktunya digunakan untuk pelaksanaan majelis akbar yang diikuti oleh masyarakat luas.

Kurikulum pendidikan yang ada di pesantren salafiyah ini tidak mengikat dan bukan dalam bentuk materi pelajaran, melainkan didasarkan pada kajian kitab kuning (kutub at-turots) serta dalam berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu bahasa (nahwu shorof), fiqh, akhlaq, tasawwuf, tafsir, hadits dan ulumul Qur’an dengan kitab kitab seperti Shahih Muslim, Dzam’ul Jawami, Jauharul Maknun, Fathul Mu’in, Kifayatul Akhyar, Alfiyah, Tafsir Jalalain, dan lain sebagainya, semuanya disampaikan dalam metode pengajaran sorogan.

Referensi