Lompat ke isi

Nur Rachmat Yuliantoro

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dr.
Nur Rachmat Yuliantoro
Ketua Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada
Mulai menjabat
2017
Informasi pribadi
Lahir24 Juli 1974 (umur 50)
Indonesia Yogyakarta, Indonesia
Alma materUniversitas Gadjah Mada, Flinders University
PekerjaanDosen
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Dr. Nur Rachmat Yuliantoro (lahir 24 Juli 1974) adalah seorang akademisi dan dosen Indonesia. Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (2017-2020).

Ia dikenal sebagai pengamat dan peneliti dalam bidang politik Tiongkok, politik Amerika Serikat, dan korupsi politik.

Riwayat Pendidikan

Pengalaman Profesional

  • Ketua Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia (2017- sekarang).
  • Ketua Program Studi S-1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia (2016-2017).
  • Sekretaris Program Studi S-1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia (2011-2015).
  • Dosen di Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia (1999-sekarang).
  • Dosen tamu di Malmo University, Swedia dan De La Salle-College of Saint Benilde, Manila, Filipina (2017).
  • Dosen tamu di Jurusan/Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Wahid Hasyim (Semarang) dan Universitas Jenderal Soedirman (Purwokerto).
  • Dosen pada Program S-2 Pengkajian Amerika, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (2004-2005).
  • Anggota aktif Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII).
  • Penyunting Ahli untuk Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JSP), Fakultas Ilmu Sosial dan Islmu Politik, Universitas Gadjah Mada (2015- sekarang).

Publikasi dan Penelitian

  • Between Revisionist and Status Quo: The Case of China’s Leadership in the AIIB (bersama Dedi Dinarto), Jurnal Hubungan Internasional, vol. 7, no. 2, Oktober 2018- Maret 2019. [1]
  • 'Kunjungan Pompeo dan Relasi AS-Indonesia,' Kompas, 7 Agustus 2018.[1]
  • 'Trump dan Kim: Siapa yang "Menang"?' Kompas, 13 Juni 2018.[2]
  • 'Membaca Pertemuan Kim dan Moon,' Kompas, 7 Mei 2018.[3]
  • 'Kongres ke-19 Partai Komunis: Melihat masa depan Cina,' The Conversation, 3 November 2017.[4]
  • ‘Amerika Telah Memilih, Kita Semua akan Hidup dengan Konsekuensinya,’ Detikcom, 11 November 2016, [5]
  • Politik Luar Negeri dan Pemilihan Presiden Amerika Serikat Tahun 2016 (bersama Atin Prabandari dan Dafri Agussalim), Jurnal Hubungan Internasional, vol. 5, no. 2, 2016, pp. 193-209.[6]
  • “Promoting mutual interests and cooperation”: The Bandung Declaration and fighting against coruption in Asia and Africa, risalah dipresentasikan di Bandung Conference and Beyond: Rethinking International Order, Identity, Security, and Justice in a Post-Western World, Yogyakarta (8-9 April 2015).
  • ‘Managing Differences and Building Trust: Challenges to U.S.- China Relations,’ Indonesian Journal of International Studies, vol. 1, no. 2, Desember 2014, pp. 123-132.
  • Expanding Relations in Anti-corruption and Respond to Cultural Minorities Measures between ASEAN and China, risalah dipresentasikan di the 1st Network of ASEAN-China Think-tank (NACT), Beijing (4 July 2014).
  • Korupsi dan Masa Depan Uni Eropa, risalah dipresentasikan di the 3rd Convention on European Studies, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (22 Mei 2014).
  • Challenges in Current Sino-U.S. Relations, Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada (2013).
  • Melawan Korupsi di Asia Tenggara, Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada (2013).
  • Nasionalisme Melalui Film: Diplomasi Budaya Cina, Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada (2012).
  • Menuju Kekuatan Utama Dunia: Sekilas Politik Luar Negeri Cina, Institute of International Studies, Yogyakarta (2012).
  • Pemilihan Presiden Tahun 2012 dan Tantangan bagi Politik Luar Negeri Amerika Serikat, Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada (2012).
  • ‘Forum on China-Africa Cooperation (FOCAC) sebagai Bentuk Kerja Sama Selatan-Selatan,’ Multiversa, vol. 2, no. 2, Juni 2012, pp. 113-127.
  • Politik Luar Negeri dan Diplomasi dalam Pemberantasan Korupsi: Alat atau Ilusi?, risalah dipresentasikan pada seminar tentang politik luar negeri dan pemberantasan korupsi, Institute of International Studies, Yogyakarta (13 December 2011).
  • ‘Reformasi Politik dengan Karakteristik Cina’: Menuju Demokrasi?, Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada (2011).
  • Menjadi Kaya itu Mulia! Reformasi Ekonomi dan Penjelasan Kultural-Struktural Korupsi di Cina, Institute of International Studies, Yogyakarta (2011).
  • Panduan Operasional IASC tentang Perlindungan bagi Orang-orang dalam Situasi Bencana Alam, The Brookings Institution and Institute of International Studies, Yogyakarta (Januari 2011) – sebagai penyunting.
  • ‘Hegemoni America Pasca 11/9: Menuju Sebuah ‘Imperium Amerika Baru’?’ Jurnal Sosial Politik, vol. 9, no. 1, Juli 2005, pp. 91-112.[7]
  • ‘Hubungan China-Jepang di Abad ke-21: Menuju Konflik Terbuka?’, Jurnal SPEKTRUM, vol. 2, no. 2, Juni 2005, pp. 1-8.
  • ‘Corruption and Economic Growth in Post-1978 China: Different Sides of the Same Coin?’, Jurnal Hubungan Internasional MUNDUS, vol. 1, no. 2, Desember 2004, pp. 159-170.
  • ‘Modernizing Post-Deng China’s Military: A Greater Economic Role’, Jurnal PARADIGMA, vol. 3, no. 10, 1999, pp. 49- 60.

Pranala luar