Lompat ke isi

Luwuk, Banggai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Luwuk adalah ibukota Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah yang berjarak ± 607 km dari Kota Palu. Kota Luwuk mempunyai moto "Luwuk Berair" dengan arti kota yang "Bersih - Aman - Indah dan Rapi".


Sedikit dataran rendah yang terdapat di bibir pantai menjadi sentra kota, pemerintahan dan pemukiman penduduk. Sedangkan tak jauh di belakang kota adalah dataran tinggi / pegunungan yang hijau dan subur. Kondisi geografis ini membuat kota Luwuk tampak unik, memanjang menyusuri pantai.

Pemandangan Kota Luwuk sangat indah baik di siang maupun malam hari. Lokasi kota yang menghadap laut, dengan pusat kota tepat di tengah teluk kecil bernama "Teluk Lalong" berbentuk bulan sabit serta berlatar pegunungan memadukan keindangan yang eksotik. Di malam hari, kerlap-kerlip lampu-lampu dari bangunan pemukiman yang ada di lereng pegunungan menampilkan pemandangan yang indah dilihat dari pantai. Sebaliknya bila kita lihat dari pemukiman yang berada di lereng pegunungan maka akan mendapatkan pemandangan pantai dan laut yang tak kalah indahnya, terlebih di saat matahari terbit.[1].

Fasilitas dan Prasarana yang tersedia saat ini:

  1. Fasilitas Bandar Udara Bubung yang dilayani oleh Merpati dengan pesawat jet Fokker-100 atau turboprop MA-60(Lwk-Mks pp), Casa-212 (Lwk-Palu pp dan Lwk-Mdo pp)
  2. Fasilitas Pelabuhan container dan penumpang di Teluk Lalong yang saat ini dilayani oleh pelayaran Mentari (Sby-Lwk), pelayaran Tanto (Sby-Ternate-Gorontalo-Lwk), dan kapal penumpang Pelni
  3. Fasilitas transportasi darat baik angkutan barang dan penumpang dengan rute Lwk-Palu pp, Lwk-Mks pp dan Lwk-Mdo pp
  4. Fasilitas komunikasi berupa telepon seluler yang telah dilayani oleh Telkomsel, Indosat dan Telkom Flexy
  5. Fasilitas Telkomnet Instan
  6. Fasilitas perbankan yang dilayani oleh Bank Mandiri, BNI, BRI, Danamon, Panin, Bank Sulteng, dan Mandiri Syariah

Referensi

Suku asli kota Luwuk yakni suku Balantak, Saluan, dan Banggai (red-sebelum banggai menjadi kabupaten sendiri) biasa disingkat Babasal. Mereka dapat berinteraksi dan berbagi dengan suku pendatang seperti Gorontalo, Makassar-Bugis(Sulsel), Jawa, Buton-Muna-Raha(Sultra), Mori(Poso), Kaili(Palu dan sekitarnya), Manado dan Tionghoa. Masyarakat asli kota Luwuk hampir hilang identitas diri, sangat memprihatinkan; jangan karena majemuknya masyarakat kota mengakibatkan pergeseran nilai-nilai budaya yang menjadi identitas diri. Oleh karena itu upaya Pemkab dan kerja keras tokoh-tokoh adat serta respon aktif masyarakat harus disinergikan untuk mempertahankan, memajukan Luwuk kota tercinta yang sudah baik ini menjadi lebih baik kedepannya.