Lompat ke isi

Letnan Harahap

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 9 Juni 2019 22.57 oleh LaninBot (bicara | kontrib) (orangtua → orang tua)
Letnan Harahap
SutradaraSophan Sophiaan
ProduserMulyono Sugandi
Ditulis olehDeddy Arman
PemeranSophan Sophian
Kaharuddin Syah
Lenny Marlina
Darussalam
Doddy Sukma
Ade Irawan
Parto Tegal
Brigitta Maria
Syamsuri Kaempuan
Usman Effendy
Mustafa
Etty Sumiati
Abdi Wiyono
Dewi Indrawati
Dhanan Djaya
Bagus Aryatama
Penata musikLeo Kristi
DistributorSumaco Film
Tanggal rilis
1977
Durasi106 menit
Penghargaan
Festival Film Indonesia 1978

Letnan Harahap adalah film Indonesia tahun 1977.

Sinopsis

Letnan Harahap (Kaharuddin Syah) adalah sosok ideal seorang polisi yang sederhana, tekun dan jujur, bersemboyan lebih baik mati dalam tugas daripada di tempat tidur. Ketika Letnan Harahap menangkap beberapa morfinis, salah seorang orang tua mereka menyertakan sebuah amplop saat mengucapkan terima kasih, tetapi ditolaknya. Begitu pula saat menangkap anak-anak penggede yang mengebut di jalan raya, Harahap tetap berteguh untuk tidak membebaskan tahanannya, meski ditawari sebuah mobil kecil untuk keluarganya. Film ini juga menampilkan perbedaan yang menonjol antara kehidupan istri penggede tidak sempat memperhatikan anak karena sibuk rapat dan serakah harta, dengan kehidupan keluarga miskin yang ribut antara keluarga karena tergusur rumahnya dan harus bertransmigrasi. Keributan semakin bertambah saat Harahap datang dan mengabarkan bahwa anaknya ditangkap karena mencuri nasi bungkus. Sang istripun menyambut dengan kemarahan dan mengatakan "Jika orang gede melakukan korupsi tidak ditangkap, tetapi anak kecil yang mencuri nasi bungkus ditangkap". Semboyan Harahap sebagai polisi terbukti saat menumpas gembong pengedar narkotik, yang saat itu ia harus istirahat karena mengidap kanker.

Serba-serbi

  1. Dalam film ketiganya ini Sophan Sophiaan, selain sebagai sutradara, memerankan seorang preman dengan menggunakan kaos oblong bergambar Ali Sadikin. Sebagai sutradara semakin mantap dalam karakter, kritik sosial dan nasionalis.
  2. Cerita diilhami dari sebuah artikel dalam majalah “Intisari”.

Pranala luar