Lompat ke isi

Sistem inspeksi kereta api

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kereta Inspeksi adalah Kereta/Rangkaian Kereta yang digunakan untuk inspeksi Pejabat Negara, Kementerian Perhubungan, Ditjen Perkeretaapian maupun PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Macam-Macam kereta Inspeksi di Indonesia

Kereta Inspeksi Wijayakusma

Berkas:Wijayakusuma di Lintas.jpg
KAIS Wijayakusuma dengan stripping lama

Merupakan KRD dengan nomor seri KD1-82201 yang digunakan untuk kereta inspeksi (KAIS). Biasanya digunakan untuk Pejabat/ Direksi dan Tamu Penting PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk inspeksi, dan juga bila Presiden akan bepergian menggunakan kereta api, KAIS inilah yang menjadi pembuka jalan kereta Kepresidenan. KAIS ini disimpan dan dirawat di Dipo Lokomotif Medan, Sumatera Utara.

Rail One

Berkas:Kereta api Railone Melintas Stasiun Tambun.jpg
Rail One dengan eksterior baru.

Satu unit KRD Indonesia yang digunakan khusus untuk Presiden Indonesia maupun Pejabat Pemerintahan yang akan berkunjung ke wilayah tertentu untuk tujuan pemerintahan (inspeksi). Satu rangkaian terdiri dari 2 kabin masinis.[1]

Kereta Inspeksi 2

Kereta inspeksi (KAIS) ini terdiri dari dua unit kereta rel diesel (KRD) yang bersifat married pair, modifikasi dari KRD yang dulunya digunakan untuk revenue service. Awalnya, Kereta Inspeksi 2 ini dikenal dengan nama New Rail One, dikarenakan terdapat nama tersebut di dalam interior kereta. Sebelum memiliki nama, pecinta kereta api menyebut KAIS ini dengan sebutan kodok atau cabai hijau. Bahkan, ada juga yang menyebutnya ulat bulu. KAIS ini mulai beroperasi pada tahun 2018.

Kereta Inspeksi 3

Sama seperti Kereta Inspeksi 2, kereta inspeksi (KAIS) ini terdiri dari dua unit kereta rel diesel (KRD) yang bersifat married pair, modifikasi dari KRD yang dulunya digunakan untuk revenue service. KAIS ini juga dipanggil dengan nama Rail Three. Tidak seperti Kereta Inspeksi 2, warna eksterior kereta ini jika dilihat sekilas mirip VR seri Sm3, warnanya didominasi putih.

Kereta Inspeksi Sindoro-Semeru

Khusus digunakan untuk Pejabat Kementerian Perhubungan dalam melakukan suatu perjalanan inspeksi atau kedinasan. KAIS Sindoro ( sekarang Kaldera Toba ) (SI 3 09 01) dan Semeru (SI 3 11 01), dengan DMU (Diesel Multiple Unit) buatan PT INKA, Madiun.

Spesifikasi KAIS Kaldera Toba-Semeru :

Spesifikasi Keterangan
Panjang 20 Meter
Lebar 2.9 Meter
Tinggi 3.5 Meter
Berat Kosong 46 Ton
Kecepatan Max 100 km/jam
Kapasitas Angkut 30 orang
Perlengkapan Kamera untuk memantau kondisi rel yang akan dilalui
GPS
Webcam untuk Teleconference
Mesin Bawah D2676LUE-LE621/ DIWA
Mesin Atas CAT C11 ACERT + Hydro-Mechanical Transmission

Kereta Inspeksi Kaldera Toba

Kereta inspeksi Kaldera Toba merupakan kereta inspeksi yang digunakan untuk pejabat kementerian perhubungan dan direktorial jenderal perkeretaapian dalam melakukan suatu perjalanan inspeksi atau kedinasan di Sumatra Utara.

Kereta Inspeksi Sriwijaya

Milik Divisi Regional III Palembang dengan kode seri KD1-82202, hasil modifikasi dari MCW-302 dengan kapasitas angkut 30 orang. Interior depat terdapat kabin serta sofa, ruang tengah dengan multimedia dan meja panjang untuk rapat/makan. Livery yang digunakan sama seperti KAIS Wijayakusuma, hanya berbeda stripping yang berwarna emas.

Kereta Inspeksi & Kereta Ukur

Untuk Kereta Inspeksi & Kereta Ukur Yang Dimiliki Pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Memiliki Setidaknya 2 Kereta Inspeksi & 2 Kereta Ukur Yang Bentuk & Rupanya Sama, Seperti Untuk Kereta Inspeksi adalah KAIS Merbabu (SI 3 15 01 - SI 3 15 02) dan Kelud (SI 3 16 01 - SI 3 16 02). Dan Kereta Ukur, Terdapat KAUR Ciremai (SU 3 14 01) dan KAUR Galunggung (SU 3 16 01).

Kereta Inspeksi Kedinasan

Terdiri atas 6 kereta dalam satu rangkaian yaitu Barito, Kapuas, Mahakam, Kahayan, Mendawai, dan Martapura. Nama kereta tersebut diambil dari nama-nama sungai di Kalimantan KAIS ini biasanya ditarik oleh CC300 ketika inspeksi oleh jajaran pemerintah pejabat Kementerian Perhubungan atau Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

Insiden

16 Juli 2014, sekitar pukul 23.45, KAIS Sindoro yang baru saja ditumpangi Wamenhub mobil crane di lintasan Desa Banjarkemantren, Buduran, Sidoarjo. Kejadian itu terjadi karena saat KAIS melintas dari arah selatan, palang pintu masih terbuka. Akibatnya, pengendara pun tidak mengetahui bahwa ada kereta yang melintas saat itu. Kecelakaan pun terjadi dan memakan 2 korban yaitu sang masinis dan seorang pengendara motor yang sedang melintas. Akhirnya, KAIS Sindoro yang rusak parah diganti dengan KAIS Kaldera Toba.[2]

Referensi