Lompat ke isi

Cakung, Jakarta Timur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Cakung
Negara Indonesia
ProvinsiJakarta
KotaJakarta Timur
Pemerintahan
 • CamatAli Murthadho[1]
Populasi
 • Total212,044 jiwa jiwa
Kode Kemendagri31.75.06 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3172080 Edit nilai pada Wikidata
Luas4.248,08 ha
Desa/kelurahan7

Kecamatan Cakung terletak di Jakarta Timur dan merupakan Pusat Pemerintahan dari Kota Administrasi Jakarta Timur.

Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Cilincing di sebelah utara, Kecamatan Pulo Gadung di sebelah barat, Kecamatan Medan Satria dan Bekasi Barat di sebelah timur, dan Kecamatan Duren Sawit di sebelah selatan.

Di Cakung terdapat Kantor Wali kota Jakarta Timur yang beralamatkan di Jalan DR. Soemarno (Sentra Primer Timur), Jakarta Timur, DKI Jakarta 13340. Letaknya di kelurahan Penggilingan. Juga terdapat Kawasan Industri Pulogadung, salah satu kawasan industri tertua di Indonesia yang berada di kelurahan Rawa Terate, dan Perkampungan Industri Kecil (PIK) di kelurahan Penggilingan.

Kecamatan Cakung termasuk strategis karena memiliki berbagai jalan utama. Misalnya Jalan Raya Bekasi yang menghubungkan Pulo Gadung, Cempaka Putih, Kelapa Gading, dan Sumur Batu dengan Bekasi. Ada juga Jalan I Gusti Ngurah Rai yang menghubungkan Duren Sawit, Jatinegara, Pulo Gadung, Cakung, dan Matraman dengan Bekasi. Juga Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta yang saat ini baru menghubungkan Cakung - Pondok Pinang (dan selanjutnya Serpong), dari rencana sampai ke pelabuhan Tanjung Priok.

Sejarah Singkat Cakung

Kampung Cakung berdiri pada abad ke 14-15 M. Pada awalnya kampung ini bernama Pulo Aren. Pulo Aren, merupakan Daerah kawasan Hutan Aren. Pada bagian utara, timur dan barat dikelilingi oleh rawa-rawa yang sangat dalam. Kawasan rawa-rawa ini merupakan jalur utama lalu lintas air, yang dilalui oleh perahu dan kapal kecil yang berniaga dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Kapal dan perahu dari arah utara yang berasal dari pelabuhan Muara Sunda atau Marunda yang menuju ke wilayah Ujung Karawang selalu melintasi Pulo Aren. Ujung Karawang adalah pelabuhan kecil tempat pedagang transit penyebarangan dari wilayah Bagasasi (Bekasih) melalui daratan dan akan menuju pelabuhan Muara Sunda. Para penduduk yang menyeberang melalui pelabuhan ujung karawang dengan kapal atau perahu yang mereka tumpangi akan melewati daerah Buweran(putaran air ;sekarang Buwaran) dan wilayah Pulo Aren.

Perahu perahu mereka melaju melewati rawa-rawa, mulai dari rawa ujung karawang, rawa kura, rawa Daon, rawa Bugis, rawa Rotan (rorotan) dan rawa malang. kemudian masuk sungai Tiram, kali Blencong, dan sampai di pelabuhan muara Sunda (marunda).

Melalui kali blencong ke sungai tiram, rawa malang, sampai di dermaga Samper(Jemput) sekarang jadi Semper. Perjalanan selanjutnya ditempuh dengan jalan kaki atau naik kuda yang sdh mangkal di Pekandangan (Sekarang disebut kampung kandang)

Bila dari Sakapura akan menuju ke daerah Pulo Gadung maka lintasan perahu mereka melalui rawa malang dan rawa Gatel, lalu Perahu perahu akan bersandar di dermaga PENGASOHAN (sekarang disebut PEGANGSAN). Kemudian mereka melanjutkan dengan berjalan kaki dan banyak dari para peniaga yang beristirahat untuk makan disebuah warung makan dan tempat itu disebut WARUNG JENGKOL (Hingga sekarang)

Bila dari Dermaga Pengasohan akan menuju ke arah Bagasasi (Bekasi) maka perahu mereka akan melalui Rawa Gatel, melaju ke arah timur menuju Pulo Aren. Dan bila yang singgah di daerah tempat pembuatan perabotan alat rumah tangga, mereka turun dan berlabuh di daerah tersebut, daerah itu disebut kampung Petukangan (sekarang disebut PUPAR). Jika dari petukangan akan ke Pulo Aren melalui Pulo Jahe mereka bisa menumpang perahu getek bambu. Kampung penyebrangan itu disebut kampung JEMBATAN.

Pada sektiar abad ke-14 atau 15 M, Datanglah sebuah kapal dari negeri Cina Mongolia. Kapal tersebut sangat besar, memasuki perairan rawa-rawa daerah pulo Aren, dengan membawa sekitar 1000 orang penumpang campuran dari beberapa suku. Diantaranya Tiongkok, Mongolia, Campa Kamboja, dan orang orang Makasar. Mereka dipimpin oleh dua orang Laksamana kaka beradik yaitu; LAKSAMANA SAMPO LO.KHOEI KIAN (kakak) Dan wakilnya bernama LAKSAMANA MUDA. SAMPO LO. KIAN ZHEE. (adik) Mereka berdua mempunyai beberapa orang kepercayaan 20 orang yang diangkat menjadi wakil mereka. Dari 20 orang diantaranya adalah; DAIMIN, BAI LIN, IBUNG, LO IH, KHU SIN, LUWEK, DAENG BIRAH (makasar). Mereka adalah orang Tionghoa Muslim, yang datang ke pulau Jawa atas titah KAISAR MING.

Laksamana Sampo Kong atau panglima Cheng Ho diutus oleh kaisar Ming untuk bertugas ke Nusantara. Panglima Cheng Ho ditugaskan untuk mengunjungi negara negara kesultanan di Nusantara untuk menjalin hubungan persaudaraan antar kerajaan di Nusantara dan Cina. Kaisar Ming membekali dengan 25.000 orang pasukan dengan 50 buah kapal besar untuk mengawal laksamana Sampo Kong menjalankan tugasnya.[butuh rujukan]


Transportasi Umum

Metromini

  • T41 jurusan Pulo Gadung - Tanjung Priok, lewat Cakung (Jl. Tipar Cakung), Semper
  • T42 jurusan Pulo Gadung - Perumnas Klender, lewat Penggilingan, Pondok Kopi
  • T43 jurusan Pulo Gadung - Seroja, lewat Cakung, Pondok Ungu
  • T44 jurusan Pulo Gadung - Pulogebang.
  • T52 jurusan Stasiun Tebet - Kampung Melayu - Cipinang Muara Stasiun Cakung - Pulogebang

KOASI

KWK

PPD

APB

  • JT 03 Jurusan Perumnas Klender - Pupar - Pulogebang

transJakarta

  • 2B Jurusan Asmi-Harapan Indah
  • 2K Jurusan Harapan Indah-JGC

Kelurahan

Kecamatan Cakung memiliki 7 kelurahan, yakni:

  1. Kelurahan Cakung Barat, dengan kode pos 13910
  2. Kelurahan Cakung Timur, dengan kode pos 13910
  3. Kelurahan Rawa Terate, dengan kode pos 13920
  4. Kelurahan Jatinegara, dengan kode pos 13930
  5. Kelurahan Penggilingan, dengan kode pos 13940
  6. Kelurahan Pulogebang, dengan kode pos 13950
  7. Kelurahan Ujung Menteng, dengan kode pos 13960

Referensi

Pranala luar