Lompat ke isi

Liga 1

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Indonesia Super League (ISL) atau Liga Super Indonesia adalah divisi teratas dari Liga Indonesia yang mulai diselenggarakan tahun 2008. Kompetisi ini dilaksanakan untuk mengikuti persyaratan FIFA dimana suatu liga teratas dari suatu negara tidak boleh terdiri lebih dari 18 klub dan semua klub diharapkan merupakan klub profesional tanpa dibantu lewat APBD.

Sejarah

Ide dari pelaksanaan sistem liga ini telah diperoleh sejak tahun 2007 di mana ada keinginan untuk melaksanakan liga sepak bola profesional. Hal ini juga timbul karena tidak tepatnya format Liga Indonesia pada tahun 2007 dimana sistem kompetisi hanya berlangsung setengah kompetisi, yang menyebabkan tingginya tensi dari pertandingan yang sangat berpotensi memicu kerusuhan, selain memang terdapat terlalu banyak tim (38 tim).

Pada awal liga baru ini, Super Liga diadakan dengan menyeleksi 9 tim teratas dari Divisi Utama Liga Indonesia 2007. Tim-tim tersebut adalah:

Tim Lolos Verifikasi

  1. Sriwijaya FC Palembang
  2. Persija Jakarta
  3. PSMS Medan
  4. Persik Kediri
  5. Persib Bandung
  6. Persela Lamongan
  7. Persitara Jakarta Utara
  8. Pelita Jaya Purwakarta
  9. Persita Tangerang
  10. Persipura Jayapura
  11. Persiwa Wamena
  12. Deltras Sidoarjo
  13. Arema Malang
  14. PSM Makasar
  15. PSIS Semarang
  16. Persiba Balikpapan
  17. Bontang PKT
  18. Persijap Jepara

Kelangsungan

Klub peserta Superliga haruslah klub profesional. Artinya, klub ini tidak boleh lagi bergantung terhadap APBD daerah. Hal ini menjadi masalah besar bagi sebagian besar klub karena sampai saat ini hanya Arema Malang yang merupakan klub profesional dan merupakan klub yang dibiayai tanpa menggunakan APBD daerah selain Semen Padang dan Bontang PKT. Selain itu ada masalah lain yang mengancam kelangsungan super liga seperti standarisasi stadion sesuai standar yang diberikan Badan Liga Indonesia. BLI juga sempat mengharuskan pelatih yang mau membesut tim Superliga harus berlisensi A. Meski demikian akhirnya BLI memberi toleransi yang memperbolehkan pelatih berlisensi B boleh membesut tim Superliga dengan durasi masa kepelatihan hanya semusim.[1]

Dari 18 klub yang diverifikasi oleh BLI, ada dua tim yang dipastikan tidak bisa ikut Superliga karena tidak bisa memenuhi 5 aspek verifikasi BLI, yaitu Persiter dan Persmin. Untuk mengisi dua tim yang tidak lolos verifikasi itu ada tujuh tim dari Divisi Utama yang akan bersaing untuk memperebutkan jatah Persiter dan Persmin. Ketujuh tim tersebut adalah, Bontang PKT, Persebaya Surabaya, PSIS Semarang, PSS Sleman, Persikabo Bogor, Semen Padang dan Persis Solo.[2]

Setelah melalui proses verifikasi terhadap tujuh tim dari Divisi Utama ini, akhirnya dua tim yang berhak menggantikan posisi Persiter dan Persmin ini diumumkan pada tanggal 16 Juni 2008. Dua tim menggantikan Persmin dan Persiter adalah Bontang PKT dan PSIS Semarang. Kedua tim ini memiliki poin tertinggi dari lima aspek verifikasi BLI. Selain itu berdasarkan rapat pada tanggal 13 Juni lalu menghasilkan keputusan bahwa Liga Super Indonesia 2008 tetap diikuti oleh 18 tim meski sempat ada perdebatan mengenai pelangsungan Superliga meski dengan 16 tim.[3]

PSMS Medan sempat terancam dibatalkan dari keikutsertaannya di Superliga karena masalah internal klub yang cukup pelik. Perwakilan dari BLI membenarkan berita tersebut, dan menyebutkan bahwa Superliga tetap akan dimulai pada hari Sabtu, 12 Juli 2008, dan belum menyebutkan akan terkena sanksi apa dan apakah posisi PSMS akan diganti oleh tim lain atau tidak, bila BLI memutuskan untuk menggagalkan keikutsertaannya di Superliga. Dan akhirnya setelah terjadi beberapa silang pendapat, akhirnya PSMS tidak jadi mundur dari Superliga. hal-hal semacam ini menjadi cermin banyaknya tim Indonesia yang belum siap masuk ke dunia profesionalitas.[4]

Referensi

Pranala luar