Novel Baswedan
Novel Baswedan | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | 22 Juni 1977 Semarang, Jawa Tengah |
Orang tua | Salim Baswedan (ayah) |
Almamater | Akademi Kepolisian (1998) |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | Kepolisian Negara Republik Indonesia |
Masa dinas | 1998 – 2014 |
Pangkat | Komisaris Polisi |
Satuan | Reserse |
Sunting kotak info • L • B |
Kompol (Purn.) Novel Baswedan (lahir 22 Juni 1977) adalah seorang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia adalah cucu dari anggota BPUPKI Abdurrahman Baswedan dan sepupu dari Anies Baswedan.[1]
Perjalanan karier suami Rina Emilda di Kepolisian RI diawali dari Akademi Kepolisian, lulus pada tahun 1998. Setahun kemudian beliau bertugas di Bengkulu hingga 2005, di mana pada tahun 2004 beliau menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bengkulu berpangkat Komisaris. Dari situlah akhirnya Novel Baswedan ditarik ke Bareskrim Mabes Polri. Kemudian pada Januari 2007 ditugaskan sebagai penyidik untuk KPK dan resmi diangkat menjadi penyidik tetap KPK tahun 2014 lalu.
Karier Novel Baswedan di KPK terbilang bersinar. Beliaulah yang berhasil membawa pulang mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin dari pelariannya di Kolombia. Mengungkap kasus wisma atlet yang turut menyeret anggota DPR Angelina Sondakh. Novel juga sukses menjebloskan Nunun Nurbaeti ke dalam penjara terkait kasus suap cek pelawat pada pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia tahun 2004 lalu. Selain itu, pria lulusan SMA Negeri 2 Semarang ini juga turut membongkar kasus jual beli perkara Pemilukada dengan keterlibatan mantan Ketua MK Akil Mochtar.
Tidak berhenti di situ, perannya sebagai ketua tim penyidik dalam kasus dugaan korupsi simulator SIM menyeret sejumlah nama petinggi Polri. Keberanian Novel Baswedan menggeledah Korlantas dan memeriksa mantan Kakorlantas Polri Irjen Djoko Susilo menuai kontroversi. Peristiwa ini kembali meretakkan hubungan antara KPK dan Polri. Kemudian Kepolisian menjerat Novel Baswedan dalam kasus penembakan tersangka pencurian sarang walet kala masih bertugas di Polres Bengkulu. Pada Mei 2015, Novel ditangkap di kediamannya, kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Berbagai kalangan menilai terdapat kejanggalan dalam kasus ini. Kasus tersebut terjadi pada 2004 dan sidang etik Polri telah menyimpulkan bahwa Novel Baswedan bukanlah pelakunya. Namun kenyataannya kasus tersebut dibuka kembali, saat Novel sedang gencar-gencarnya mengungkap kasus korupsi yang mengobok-obok tubuh Polri.
Pada 11 April 2017, Novel disiram memakai air keras oleh orang tak dikenal.[2]
Pendidikan
- 1996 Lulus SMA Negeri 2 Semarang
- 1998 Lulus Akademi Polisi
Karier
- 1999 - 2005 - Polres Bengkulu - Kasat Reskrim Polres Kota Bengkulu (2004)
- 2007 - sekarang - Penyidik KPK