Yang Guifei
Yang Yuhuan (713M-756M), dikenal juga Yang Guifei adalah salah satu dari 4 wanita tercantik dalam sejarah Tiongkok
Hubungan Cinta Dengan Kaisar Xuanzong
Yang Yuhuan adalah istri dari Pangeran Shou, anak dari Kaisar Xuanzong, dari Dinasti Tang.Tertarik akan kecantikkannya, Kaisar Xuanzong tertarik untuk menjadikannya selir. Tetapi karena Yang Yuhuan adalah menantunya, sang kaisar tidak bisa menikahinya begitu saja. Jadi ia membuat suatu trik untuk menikahinya. Pertama ia menjadikan Yang Yuhuan seorang nun ajaran Tao, lalu memberikan ia gelar Yang Kebenaran Tertinggi, dan menjadikannya sebagai anggota istananya.
Pada tahun 745, kaisar memberinya gelar Guifei (ibu negara) kepada Yang, yang menjadikannya wanita paling favorit di istana , juga menimbulkan kecemasan di antara selir-selir kaisar yang lain. Sedangkan Kaisar sendiri tidak mencintai selir lainnya. Hatinya hanya mencintai Yang Guifei, walau hubungan ini terlarang. Yang Guifei ternyata mencintai kaisar juga. Mereka berdua tak dapat dipisahkan. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, seperti bermain musik atau menari..
Karena cinta kaisar kepada Yang Guifei, maka ia mengangkat Yang Guozhong, sepupu dari Yang Guifei, sebagai perdana menteri. Yang Guozhong adalah perdana menteri yang sangat buruk, menciptakan banyak musuh baik di dalam maupun luar istana.
Akhir hidup
Pada tahun 755, seorang gubernur militer bernama An Lushan menjadi sangat kuat, ia mulai menentang kedaulatan pemerintahan Kaisar Xuanzong. Ia memimpin pemberontakkan dibawah panji untuk menghancurkan pemerintahan Yang Guozhong yang korup.
Saat pasukan pemberontak mendekati Chang'an, ibukota Tang, Kaisar Xuanzong melarikan diri bersama seluruh isi istananya dan sepasukan tentaranya. Saat mereka mencapai desa yang disebut Lereng Mawei, pasukannya menolak untuk meneruskan perjalanan. Mereka meminta Perdana Meteri Yang Guozhong dan Yang Guifei di eksekusi mati, karena masalah yang mereka buat terhadap dinasti. Kaisar Xuanzong terpaksa menuruti keinginan pasukannya, walaupun ia sangat mencintai Yang Guifei. Karena hidupnya dan masa depan dinasti lebih penting dibandingkan wanita. Yang Guifei pun mengerti keadaan ini, walau sedih, ia tidak marah dan dendam, karena besar cintanya pada kaisar. Maka ia pun menggantung dirinya dengan seutas selendang putih. Walaupun ia sangat berkuasa, tapi sang kaisar tak bisa mencegah tragedi itu. Ia hanya bisa menutup matanya, dan membiarkan air mata membasahi pipinya.
Pemberontakkan akhirnya dapat ditumpas, kaisar pun kembali ke istananya, tetapi Yang Guifei telah tiada selamanya. Kehilangan Yang Guifei membuat kaisar sangat sedih.Ia menjadi tak bergairah dan menderita insomnia. Sang kaisar menjadi sangat menderita. Menurut legenda, datanglah seorang pendeta Tao menawarkan diri untuk membantu kaisar. Ia mengatakn bahwa ia dapat berkomunikasi dengan orang mati. Maka sang pendeta mulai mencari roh Yang Guifei di dunia orang mati. Akhirnya mereka menemukan Yang di sebuah pulau suci di dunia orang mati.Pulau itu dipenuhi bidadari, dan Yang Guifei adalah yang paling cantik di antara mereka. Menerima utusan kekasihnya, ia cepat-cepat keluar kamarnya tanpa menggunakan banyak riasan rambut. Ia berkata kepada sang pendeta,“Tolong sampaikan pada Yang Mulia, walau kehidupan di dunia nyata itu singkat, tetap di pulau suci ini waktu tak terbatas. Berikan setengah jepit rambutku padanya dan biarlah ia tahu bahwa cintaku untuknya, cinta ini tetap kokoh seperti emas yang menjadi bahan dari jepit ini.”
Setiap hari ketujuh di bulan ketujuh sang kaisar selalu mengunjungi Kuil Umur Panjang, dimana ia dapat berkomunikasi dengan permaisurinya. Ia berdoa, “Semoga kami menjadi sepasang burung yang terbang di sorga dan menjadi sepasang pohon yang berjalin di bumi.”
Pranala Luar
- (Inggris) Kisah Yang Guifei