Lompat ke isi

Satyaka

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 21 Juli 2008 20.23 oleh Ira Silva (bicara | kontrib) (+stub)

Satyaka adalah nama seorang tokoh figuran dalam wiracarita Mahabharata. Ia dikenal sebagai ayah Satyaki, sekutu penting para Pandawa dalam perang Baratayuda.

Dalam pewayangan Jawa, hubungan Satyaki dengan Satyaka bukan anak dan ayah, tetapi paman dan keponakan.

Versi Mahabharata

Satyaka adalah putra dari Sini, seorang pahlawan sakti dari bangsa Wresni. Sini merupakan tokoh yang melamar Dewaki sebagai istri Basudewa. Untuk bisa memenangkan Dewaki, Sini terlebih dahulu harus mengalahkan pelamar lainnya, yaitu Somadatta raja Kerajaan Bahlika. Sini akhirnya berhasil membawa pulang Dewaki dan mempersembahkannya kepada Basudewa. Dari perkawinan itu lahir tokoh penting dalam Mahabharata, yaitu Kresna.

Sini memiliki anak bernama Satyaka. Kemudian Satyaka memiliki anak bernama Yuyudhana, atau yang lebih terkenal dengan sebutan Satyaki. Satyaki terlibat dalam perang Baratayuda sebagai sekutu penting para Pandawa, yaitu keponakan-keponakan Basudewa. Dalam perang tersebut, Satyaki berhasil membunuh Burisrawa putra Somadatta.

Sekitar 36 tahun kemudian, terjadi perang saudara di kalangan bangsa Wresni karena pengaruh minuman keras. Mahabharata bagian ke-16 atau Mosalaparwa mengisahkan, pada suatu hari bangsa Wresni aatau Yadawa pergi berpesta di tepi lautan. Di sana mereka melanggar larangan Kresna, yaitu minum minuman keras.

Dalam keadaan mabuk, Satyaki dan Kertawarma saling mengejek, mengungkit kecurangan masing-masing ketika dulu ikut serta dalam perang Baratayuda. Satyaki yang sudah mabuk berat akhirnya membunuh Kertawarma. Para pendukung Kertawarma maju mengeroyok Satyaki. Satyaka maju membela anaknya. Akhirnya keduanya pun tewas bersama.

Setelah kematian Kertawarma, Satyaki, dan Satyaka, bangsa Wresni yang telah dikuasai minuman keras tersebut saling serang dan menyebabkan kemusnahan mereka.

Versi Pewayangan Jawa

Dalam versi pewayangan jawa, tokoh Satyaka sering dieja dengan sebutan Setyaka. Ia merupakan putra bungsu Kresna yang lahir dari Satyaboma, kakak perempuan Satyaki. Dengan kata lain, Satyaka versi Jawa adalah keponakan Satyaki. Adapun Satyaki dan Satyaboma versi ini adalah putra-putri Satyajit.

Satyaka merupakan putra Kresna yang paling cerdik. tempat tinggalnya bernama Kasatriyan Tambak Mas. Satyaka tidak terlibat dalam perang Baratayuda, melainkan ditugasi menjaga Baladewa yang sedang bertapa.

Baladewa kakak Kresna telah memutuskan untuk tidak memihak Pandawa ataupun Korawa dalam perang saudara tersebut. Namun sifatnya yang emosional membuatnya mudah terbujuk oleh rayuan Korawa. Untuk mencegah kakaknya memihak musuh, Kresna menyusun tipu muslihat dengan cara membujuk Baladewa supaya bertapa menyucikan diri di Grojogan Sewu.

Baladewa mengaku ingin menonton jalannya perang Baratayuda. Kresna berjanji akan menjemput Baladewa jika perang dimulai. Satyaka pun ditugasi untuk melayani keperluan Baladewa.

Perang akhirnya meletus. Namun karena kepandaian Satyaka membuat Baladewa tidak mengetahuinya. Akhirnya lama-lama Baladewa pun sadar kalau selama ini telah dibohongi Satyaka. Satyaka pun diusirnya sedangkan dirinya menuju medan peperangan. Di sana ia hanya sempat menyaksikan pertarungan terakhir, yaitu antara Bimasena melawan Duryudana.

Versi lain menyebutkan, karena kemarahannya, Baladewa sempat memukul kepala Satyaka. Meskipun pukulan tersebut tidak disengaja, namun karena kekuatan Baladewa, Satyaka langsung tewas seketika.