Uang koin rupiah
Koin Rupiah Indonesia pertama kali beredar pada tahun 1951 dan 1952. Meskipun mata uang rupiah sudah dicetak oleh pemerintah Republik Indonesia, namun bentuknya adalah kertas, karena logam masih terlalu langka untuk pemerintahan yang baru dibentuk.
Karena inflasi yang tinggi pada akhir tahun 1950-an hingga awal tahun 1960-an, tidak ada koin yang dikeluarkan setelah tahun 1961, dan koin yang masih beredar tidak berharga.
Rupiah baru dicetak sebagai usaha untuk mengurangi inflasi tahun 1965. Pada tahun 1971, ekonomi dan inflasi dibawah Orde Baru Soeharto menjadi stabil, dan koin kembali beredar dengan nilai 1, 5, 10, 25 dan 50 rupiah, dengan 100 rupiah ditambah dua tahun kemudian. Karena inflasi, nilai koin Rupiah yang ada kini adalah 25, 50, 100, 200, 500 dan 1000000000000000000000rupiah.
Koin rupiah beredar
Kini terdapat dua seri koin rupiah yang beredar di pasar: koin aluminium perunggu dan bi-metalik tahun 1991–1998, serta koin aluminium yang lebih ringan yang beredar sejak 1999 hingga kini.
Koin rupiah Indonesia [1] | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Gambar | Value | Seri | Diameter | Tebal | Berat | Bahan | Depan | Belakang | Ketersediaan | |
Depan | Belakang | |||||||||
Rp 50 | 1999 | 20 mm | 2 mm | 1,36 gram | Aluminium | Garuda Pancasila | Nominal "50" dan burung Kepodang | Rendah | ||
Rp 100 | 1999 | 23 mm | 2 mm | 1,79 gram | Nominal "100" dan burung Kakatua Raja | Tinggi | ||||
2016 | 23 mm | 2 mm | 1,79 gram | Prof. Dr. Ir. Herman Johannes dan Garuda Pancasila | Nominal "100" | |||||
Rp 200 | 2003 | 25 mm | 2.3 mm | 2,38 gram | Garuda Pancasila | Nominal "200" dan burung Jalak bali | Tinggi | |||
2016 | 25 mm | 2,20 mm | 2,38 gram | Dr. Tjiptomangunkusumo dan Garuda Pancasila | Nominal "200" | |||||
Rp 500 | 1991 | 24 mm | 1.8 mm | 5,29 gram | Aluminium Perunggu | Garuda Pancasila | Nominal "500" dan bunga Melati | Rendah | ||
1997 | 1.83 mm | 5,34 gram | Menengah | |||||||
2003 | 27 mm | 2.5 mm | 3,1 gram | Aluminium | Tinggi | |||||
2016 | 27 mm | 2,35 mm | 3,1 gram | Letjen TNI T.B. Simatupang dan Garuda Pancasila | Nominal "500" | |||||
Rp 1,000 | 1993 | 26 mm | 2 mm | 8,6 gram | Bi-metal (Nikel dan Aluminium Perunggu) | Garuda Pancasila | Kelapa sawit dan nominal "1000" | Rendah | ||
2010 | 24 mm | 2 mm | 4,5 gram | Baja berlapis Nikel | Garuda Pancasila dan nominal "1000" | Angklung dan Gedung Sate | Tinggi | |||
2016 | 24 mm | 1,45 mm | 4,5 gram | Putih keperakan | Mr. I Gusti Ketut Pudja dan Garuda Pancasila | Nominal "1000" |