Lompat ke isi

Khatib Dayan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Masyarakat berziarah di makam Khatib Dayan, di Komplek Makam Sultan Suriansyah

Habib Maulana Syarif Hidayatullah Al Idrus, yang dikenal dengan panggilan Khatib Dayan, adalah seorang tokoh ulama besar dari Kerajaan Demak yang datang ke Kerajaan Banjar pada tahun 1521 untuk mengislamkan Sultan Suriansyah.[1][2][3]

Riwayat

Ia datang ke Kerajaan Banjar pada tahun 1521 untuk mengislamkan Raden Samudera (Sultan Suriansyah) beserta sejumlah kerabat kerajaan, berdasarkan perjanjian semasa terjadi pertentangan antara Kerajaan Negara Daha dengan Kerajaan Banjar.[1] Pengislaman ini bukan hanya terbatas pada wilayah kerajaan Banjar saja (seperti daerah aliran sungai Nagara yang meliputi sungai Tabalong, sungai Batang Balangan, sungai Batang Alai, sungai Labuan Amas, sungai Amandit dan sungai Tapin), tetapi juga ke wilayah taklukan di seluruh wilayah pesisir selatan pulau Kalimantan hingga pesisir timur dari Sambas di barat hingga Bulungan di Utara, Beberapa utusan Demak yang sebagian kerabat walisongo telah mendarat di Kotawaringin dan Paser.[2]

Profil dan Silsilah

Menurut babad Jawa dan babad Banjar, Khatib Dayan sangat setia kepada Sultan Suriansyah. Dialah yang selalu mendampingi raja. Bahkan ia menikahi salah satu puteri Sultan Suriansyah.

Khatib Dayan tidak hanya seorang ulama besar tapi ia juga adalah seorang komandan perang. Dengan bantuan Khatib Dayan penguasa kerajaan Banjar Sultan Suriansyah menyebarkan Islam ke berbagai penjuru wilayah kekuasaannya.[2]

Menurut versi Kuin, Khatib Dayan merupakan keturunan dari Sunan Gunung Jati, pendiri keraton Cirebon yang bernama asli Syarif Hidayatullah.[1] Sunan Gunung Jati sendiri adalah salah satu Wali Songo yang bertugas di Cirebon dan merupakan keturunan dari Muhammad Shahib Mirbath. Muhammmad Shahib Mirbath ini adalah keturunan generasi ke-16 dari Nabi Muhammad ﷺ.[3]

Ia merupakan figur yang berjasa memberi warna terbentuknya masyarakat Islam di kerajaan Banjar. Hal ini terlihat pada arsitektur Masjid Jami Martapura (sekarang Masjid Agung al-Karomah Martapura) yang mengadopsi gaya arsitektur Masjid Demak.

Makamnya bersisian dengan Sultan Suriansyah di Kuin Utara Banjarmasin.[3]

Baca Juga

Referensi

  1. ^ a b c Idhank Vieya (18 Januari 2013). "Kisah Khatib Dayan". 
  2. ^ a b c Sejarah Kompasiana (11 Juli 2013). "Datu Palajau Tokoh Penyebar Islam di Alai Barabai". 
  3. ^ a b c Kabar Banjarmasin.Khatib Dayan Pendamping Sultan.