Masjid Raya Pariaman
Masjid Raya Pariaman | |
---|---|
Agama | |
Afiliasi | Islam |
Kepemimpinan | Wakaf |
Lokasi | |
Lokasi | Kota Pariaman, Sumatra Barat, Indonesia |
Arsitektur | |
Tipe | Masjid |
Gaya arsitektur | Minangkabau tradisional |
Dibangun oleh | Syekh Muhammad Jamil |
Spesifikasi | |
Kapasitas | 600 |
Panjang | 21 meter |
Menara | 2 |
Masjid Raya Pariaman adalah sebuah masjid batu pertama yang terletak di Jalan Syekh Mohammad Jamil, Kampung Perak, Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Sumatra Barat, Indonesia. Masjid ini didirikan dengan nama Surau Pasa oleh seorang ulama bernama Syekh Muhammad Jamil.
Pemerintah Indonesia telah menetapkannya sebagai benda cagar budaya di bawah Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Sumatra Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.
Sejarah
Tidak diketahui pasti kapan bangunan masjid didirikan. Salah satu sumber menulis masjid ini didirikan pada 1879.[1] Kementerian Agama Republik Indonesia mencatat bahwa masjid ini didirikan pada 1882.[2] Sedangkan masyarakat setempat menyatakan bahwa masjid ini didirikan pada 1905 masehi atau 1228 hijriyah.[3][4]
Masjid Raya Kota Pariaman berdiri dengan nama Surau Pasa karena berlokasi di dekat Pasar Pariaman. Masjid ini didirikan oleh seorang ulama besar yang termasyhur pada masa itu, Syekh Muhammad Jamil. Masjid ini merupakan masjid batu pertama yang didirikan di Kota Pariaman. Masjid ini dibangun secara bersama-sama oleh seluruh komponen anak nagari masyarakat Pasar Pariaman.[3]
Masjid ini didirikan dengan proses pembangunan memakan waktu sekitar 4 tahun dengan lokasi pembangunan disamping Surau Anjuang. Setelah pembangunan surau baru-masjid dibangun sarana pendukung lainya seperti madrasah dan surau suluk.[1]
Arsitektur
Masjid ini bertingkat dua. Pada tingkat pertama berukuran 21 x 21 meter dan pada tingkat kedua berukuran 9,5 x 9,5 meter. Masjid ini memiliki atap tumpang sebanyak lima buah. Terlihat dari luar bangunan ini merupakan bangunan Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau tahun 2018 dengan satu lantai tetapi setelah masuk ke dalam bangunan maka pada bagian atas terdapat loteng yang dihubungkan dengan sebuah tangga dibagian belakang bangunan. Bagian loteng ini terbuat dari bahan kayu yang merupakan satu rangkaian dengan kerangka atap dan plafon.[1]
Bagian tubuh bangunan tersusun dari bata berplester yang dibagian ruang utama masjid terdapat sembilan buah tiang dan salah satunya merupakan tiang utama atau soko guru yang berada di tengah-tengah bangunan. Pada saf terdepan terdapat tiang-tiang yang dihubungkan dengan lengkungan, bagian tersebut membedakan antara saf pertama dengan saf yang ada di belakangnya.[1]
Pada tahun 1992 masjid dipugar oleh pengurus masjid. Bangunan masjid ditopang oleh 9 tiang dan satu tiang soko. Arsitektur masjid mencirikan arsitektur masjid tipe Bodi-Caniago. Atap masjid awalnya terbuat dari ijuk dan telah diganti dengan seng. Di samping masjid terdapat makam Syekh Mohammad Jamil yang dimakamkan pada 10 Februari 1928. Di samping masjid terdapat surau pasar yang beratap tumpang tiga dan terbuat dari kayu. Surau ini difungsikan untuk tempat mengaji.[1]
Rujukan
- ^ a b c d e https://situsbudaya.id/surau-pasar-masjid-raya-pariaman/
- ^ http://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/91108/
- ^ a b https://pariamankota.go.id/berita/sejarah-mesjid-raya-kota-pariaman-mesjid-batu-pertama-di-kota-pariaman
- ^ https://www.covesia.com/archipelago/baca/53852/sejarah-berdirinya-masjid-batu-pertama-di-kota-pariaman