Lompat ke isi

Iskandar Widjaja

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Iskandar Widjaja
Iskandar Widjaja pada saat konser di Berlin pada tahun 2011
Lahir6 Juni 1986 (umur 38)
PekerjaanMusisi
Dikenal atasPemain Biola
Facebook: Iskandar-Widjaja-233075790071006 Twitter: violissi Instagram: iskandar.widjaja Last fm: Iskandar+Widjaja Musicbrainz: 13764a9d-1982-4d63-a689-56326871cb1f Discogs: 4543434 Edit nilai pada Wikidata

Iskandar Widjaja (lahir 6 Juni 1986) adalah seorang pemain biola asal Jerman dan pemenang berbagai kompetisi internasional. Dia adalah cucu musisi Indonesia Udin Widjaja yang sangat terkenal di era Presiden Soekarno karena lagu-lagu gubahannya. Dia memiliki darah Tionghoa Medan dari Ibunya (Chin Widjaja) dan Belanda-Arab-Maluku dari Ayahnya (Ivan Hadar). Dia memulai berlatih piano sejak berusia tiga tahun setelah ia dan ibunya menyaksikan sebuah konser musik klasik anak-anak di Jerman.

Biografi

Iskandar Widjaja adalah musisi kelahiran Berlin, Jerman pada 6 Juni 1986. Iskandar Widjaja mulai bermain biola sejak usia 3 tahun setelah ia dan ibunya melihat konser musik. Usai mendapatkan biolanya, Iskandar Widjaja belajar bermain biola dengan teknik Suzuki di bawah ajaran Susan Mann. Teknik Suzuki adalah metode belajar instrumen musik yang mengacu pada pengajaran Dr Shinichi Suzuki, pebiola dan pendidik musik, Yaitu belajar seperti mempelajari bahasa ibu. Beranjak remaja, Iskandar Widjaja diterima sebagai siswa termuda dengan umur 11 tahun di College of Music "Hanns Eisler", Berlin. Setelah lulus, Iskandar Widjaja melanjutkan studinya ke University of the Arts di Berlin.

Teknik Suzuki yang dipelajarinya membuat Iskandar semakin mudah berlatih biola. Kepiawainnya bermain biola membuatnya meraih banyak penghargaan bergengsi seperti medali emas dalam First International Hindemith Violin Competition, dan First Prize dalam the German National Competition "Jugend musiziert". Dia juga meraih "Best Bach" dan "Best Beethoven" sonatas di the XXI Concorso Violinistico Internazionale Andrea Postacchini dan masih banyak lagi.

Di usia yang masih muda, prestasi pria kelahiran Jerman, 6 Juni 1986 ini sudah mendunia. Dia sekarang berkolaborasi dengan nama-nama besar musik klasik seperti Zubin Mehta, Christoph Eschenbach, Rolando Villazón, David Foster, Itamar Golan dan Fazil Say. Prestasi itu pulalah yang mengantarnya tampil di panggung di seluruh dunia, seperti tampil di Sydney Symphony Orchestra, Warsaw-,Munich, or Shanghai Philharmonic Orchestra, Konzerthaus dan Deutsche Symphonieorchester Berlin, the Orchestre de la Suisse Romande, Hong Kong Sinfonietta atau Radio Symphony Vienna.

Bersamaan dengan itu, ia telah mengembangkan karier showbiz di Asia Timur, dengan penampilan TV reguler, kontrak dukungan komersial, tugas brand ambassador dan status "trending topic" (istilah paling banyak disebut) di Twitter. Selain pertunjukan klasikalnya, ia juga sering tampil pada event "Mass Media" seperti Paris Fashion Week, Kontes "Miss World" dan "Miss Earth", EXPO di Milan, konfrensi APEC di Bali, dan Davis Cup di Geneva. Iskandar juga berkomitmen pada proyek-proyek pendidikan untuk anak-anak di kawasan Asia Pasifik, seperti bekerjasama dengan UNICEF atau WWF. Didukung oleh KOMPAS Gramedia, grup media terbesar di Indonesia, ia telah menyelenggarakan acara amal untuk membiayai alat musik dan instruksi untuk anak jalanan.

  • Gold Medal pada 1st International Hindemith Violin Competition
  • The First Federal Prize di Jugend Competition (Youth Making Music)
  • Best Bach dan Best Beethoven Sonata pada The 21st Concorso Violinistico Internazionale Andre Postacchini
  • Award dari The LOTTO Promotional Prize 2013 pada The Rheingau Music festival
  • Award dari Gubernur Berlin pada ajang Julius Junior Kategori Young Talent

Publikasi

  • 2011 Bach 'N' Blues (Oehms Classics Musikproduktion GmbH, ASIN B0056DHCV6)
  • 2014 Precious Refuge (Oehms Classics Musikproduktion GmbH, ASIN B00HS7C0MO)
  • 2015 Tango Fuego (Oehms Classics Musikproduktion GmbH, ASIN B00MZJPU7W)
  • 2018 Schumann Violin Sonate Nr. 2, Fantasie für Violine und Orchester op. 121, Christoph Eschenbach, Deutsches-Symphonieorchester Berlin (OehmsClassics Musikproduktion GmbH)
  • 2018 Mercy (Edel/Neue Meister)

Kutipan

"Sebagai seorang pemain biola Iskandar Widjaja lima tahun yang lalu untuk pertama kalinya ke Indonesia, memainkan musik dan penonton mengabaikan etika musik klasik, bertepuk tangan setelah setiap lagu ... Dia tidak bisa merasa cukup."[1]

Referensi

Pranala luar