Nyeri kanker
Nyeri Kanker dapat terjadi akibat pertumbuhan massa kanker yang semakin membesar sehingga menekan tulang, jaringan maupun organ lain di sekitarnya. Munculnya rasa nyeri pada penderita kanker seringkali juga disebabkan pemeriksaan diagnostik maupun tindakan medis seperti pemberian obat-obatan, pembedahan, radioterapi dan kemoterapi .[1]
Nyeri pada penderita kanker terbagi menjadi tiga tipe yaitu akut, kronis serta breakthrough pain. Nyeri akut cenderung berlangsung dalam waktu yang singkat. Rasa nyeri ini biasanya ditemukan saat proses diagnostik atau terapi intervensi. Kerusakan yang menimbulkan luka seperti saat operasi merupakan penyebab munculnya nyeri akut. Rasa nyeri akan hilang setelah luka sembuh, selain itu nyeri jenis ini masih dapat diredakan dengan obat penghilang rasa sakit.[2] Nyeri kronis berlangsung dalam waktu yang lama, penyebab rasa nyeri ini berhubungan langsung dengan keberadaan kanker. Rasa nyeri kronis timbul karena saraf mengalami perubahan. Tumor yang semakin membesar dapat menekan saraf serta menghasilkan senyawa kimia yang mampu merubah saraf. Selain itu tindakan medis yang dilakukan pada pasien penderita kanker juga dapat merubah saraf. Breakthrough pain merupakan rasa nyeri yang lebih menyakitkan dari nyeri kronis. Rasa sakit ini dapat muncul secara tiba-tiba beberapa kali dalam sehari meskipun telah mengonsumsi obat dengan dosis yang tepat.[3]
Referensi
- ^ US Department of Health and Human Services. "Support for People with Cancer Cancer Pain Control" (PDF). National Cancer Institue. Diakses tanggal 22 November 2019. line feed character di
|title=
pada posisi 31 (bantuan) - ^ Rismarini, Pradipta (4 Agustus 2018). "Kenali 3 Jenis dari Nyeri Kanker, Ternyata Beda-beda loh, Ada Apa Saja?". Grid.id. Diakses tanggal 23 November 2019.
- ^ Cancer Research UK (30 Januari 2018). "Coping With Cancer". Togheter We Will Beat Cancer. Diakses tanggal 23 November 2013.
Pengguna ini adalah peserta kompetisi Proyek Saraswati/Kompetisi |