Kucingan
Kucingan adalah sebuah kesenian tradisonal akrobatik yang menggunakan bambu yang dihubungkan sebuah tali tambang yang panjang dari Ponorogo dan masih berhubungan dengan Reog Ponorogo.[1]
Sejarah
Kucingan menceritakan seekor kucing yang diperankan Singo Barong tanpa dadak merak sedang mengejar tikus yang diperankan oleh Bujang Ganong, karena telah mengganggu tidurnya.
Kesenian ini telah ada sejak lama, bahkan para peneliti dan pecinta seni dari Kerajaan kolonial Belanda menyebut bahwa Kucingan yang selalu ada pada Reog merupakan atraksi sirkus asli Jawa.
Apabila pada pertunjukan Reog begitu menakutkan penonton, berbeda lagi pada seni Kucingan yang selalu menampilkan humor, komedi, dan kelucuan penari.
Perkembangan
Perkembangan Kucingan sama seperti Reog. Bahkan Kucingan juga dapat ditemukan di luar Jawa seperti di Sumatra, Kalimantan, hingga Hong Kong. Pada tahun 2003, grup Reog Gogor Benua Etam milik Pemerintah Kutai Kertanaegara meluncurkan kaset CD perjalanan menuju Festival Reog Nasional di Ponorogo yang juga menampilkan atraksi kesenian Kucingan di halaman kantor.
Dalam permintaan penanggap, Kucingan tidak harus menggunakan bambu dan tali, melainkan juga menggunakan pohon setempat sehingga memunculkan kesan natural, karena pemain melakukan gerakan hewan kucing dan tikus.
Kesenian serupa yang mengadopsi seni Kucingan yaitu seperti Lais dari Garut.[2]
Lihat pula
Referensi
- ^ "Ponorogo - Kongres Kebudayaan Indonesia". kongres.kebudayaan.id. 2018. Diakses tanggal 27 November 2019.
- ^ "Kesenian Lais". iannnews.com. IANN news. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 November 2013. Diakses tanggal 27 November 2019.