Landing Platform Dock kelas Makassar
Halaman ini sedang dipersiapkan dan dikembangkan sehingga mungkin terjadi perubahan besar. Anda dapat membantu dalam penyuntingan halaman ini. Halaman ini terakhir disunting oleh Ginga 32 (Kontrib • Log) 1801 hari 295 menit lalu. Jika Anda melihat halaman ini tidak disunting dalam beberapa hari, mohon hapus templat ini. |
Makassar class
| |
Tentang kelas | |
---|---|
Nama: | KelasMakassar |
Pembangun: | |
Operator: | Indonesian Navy |
Didahului oleh: | Tanjung Dalpele |
Subkelas: | |
Biaya: | $37.5 juta - $45 juta |
Dibangun: | 2006-2007 |
Bertugas: | 2007-2011 |
Jumlah: | 0 |
Rencana: | 2 |
Selesai: | 8 |
Aktif: | 7 |
Ciri-ciri umum | |
Jenis | Landing Platform Dock |
Tonase | 8,400 tons |
Berat benaman |
7,300 tons standard displacement |
Panjang |
122 meter 125 meter (Untuk versi Indonesia) |
Lebar | 22 meter |
Tinggi | 56 meter |
Sarat air | 4.9 meter |
Dek |
(Tank Deck); 6.7 meter,(Truck Deck); 11.3 meter |
Pendorong |
CODAD, 2 shafts,2 x MAN B&W 8L28/32A diesel rated at 2666 BHP /1960 kW@ 775 RPM |
Kecepatan |
Maksimal: 16 knots |
Jangkauan | 30 hari, mencapai 10,000 Nm |
Daya tahan | +45 hari |
Kapal dan pesawat yang diangkut | 2 x LCVP |
Kapasitas | sampai 40 kendaraan infanteri |
Tentara | 218 Pasukan |
Awak kapal | akomodasi hingga 518 orang |
Awak | 126 kru |
Waktu penyalaan | 3 |
Senjata |
'A' position: Bofors 40mm SAK40/L70 or |
Pesawat yang diangkut | 5 helikopter |
Fasilitas penerbangan | hangar untuk 2 Super Puma |
KRI Kelas Makassar adalah sebuah kelas Kapal LPD buatan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering, Korea Selatan. Kelas ini merupakan Kelas yang dirancang sebagai kapal LPD (Landing Platform Dock) atau kapal yang mempunyai platform docking dan undocking untuk mengoperasikan LCU.
Konstruksi
Riwayat Konstruksi Umum
Selain sebagai kapal tempur yang mempunyai fungsi utama dalam Operasi Amfibi untuk mengangkut Pasukan beserta seluruh perlengkapan dan kendaraannya, kapal yang berteknologi desain semi stealth ini juga dapat difungsikan untuk untuk operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam sebagai Kapal Rumah Sakit. Kontrak kapal ini ditandatangani pada Desember 2004, kontrak ini berisi tentang pengadaan satu Kapal Komando (KRI Tanjung Dalpele) dan empat kapal LPD (dua dibuat di Korea dan dua lainnya dibangun di PT PAL Surabaya). Kapal ini mempunyai panjang 122 meter, lebar 22 meter tinggi keseluruhan 35 m itu dapat mengangkut sekitar 618 personel termasuk awak kapal, 22 ranpur/rantis, 15 Truk dan 3 helikopter. Kapal berdisplacement 7.600 ton itu, juga dilengkapi dengan landasan pendaratan helikopter (helipad).
Riwayat Konstruksi berkelanjutan
Sebelum Kelas Kapal ini lahir, ada beberapa Perjanjian yang harus didahulukan terlebih awal antara PT PAL Indonesia, dengan Pemilik Teknologi perkapalan Daesun Shipbuildings di Korea. Dibawah ini adalah penjelasannya.
1 > Konstruksi pada Galangan Kapal Indonesia
Indonesia menandatangi kontrak senilai US$150 juta pada bulan Desember 2004 dan 2 Kapal pertama dibuat di Busan, Korea Selatan. 2 Kapal sisanya dibuat di Galangan kapal PT PAL di Surabaya dengan kerjasama dengan Daesun. Kontrak untuk LPD ke-tiga dan ke-empat yang dibuat di Indonesia telah ditanda-tangani oleh PT PAL pada tanggal 28 Maret 2005. Pada 19 Oktober 2006, 2 Kapal buatan Indonesia yang pertama, dibangun dengan upacara oleh [Slamet Soebijanto|Laksamana Slamet Subiyanto], Kepala Staff [Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut|TNI Angkatan Laut]. Kapal ke-tiga dan kapal ke-empat telah didesain untuk berfungsi sebagai Kapal-bendera dengan dibekali sistem kontrol komando, serta meriam 57mm gun dan sistem pertahanan Udara.
Kapal ke-lima dipesan oleh Angkatan Laut Indonesia pada 11 Januari 2017.[1] Upacara pemotongan besi pertama dilakukan pada tanggal 28 April 2017, sedang Lambung kapal dibuat tanggal 28 Agustus 2017.[2]
2 > Konstruksi untuk Filipina
Angkatan Laut Filipina telah mengambil varian dari desain Kelas Makassar dari PT PAL, dan dinamakan dengan Kelas-Tarlac untuk Program Strategic Sealift Vessel (SSV) setelah mereka mengadakan persaingan Tender pada tahun 2013, dan kontrak untuk 2 Kapal telah ditanda-tangani tanggal 23 Januari 2014.[3] Kapal pertamanya dibuat di Surabaya tanggal 22 Januari 2015.[4]
3 > Konstruksi di Peru
Angkatan Laut Peru tertarik dengan Kelas Makassar untuk Program Buque Multipropósito dari Daesun Shipbuilding and Engineering Co. pada tahun 2012.[5] Kapal kelas pertama dibuat di Galangan SIMA Callao pada tanggal 12 Juli 2013;[6] Kapal ke-dua juga telah direncanakan.
4 > Rencana untuk Konstruksi di Malaysia
Selama Indo Defence 2016, Perjanjian MoU telah ditanda-tangani antara PT PAL Indonesia dan Galangan Kapal Boustead (BNS) milik Malaysia untuk bekerja-sama untuk kebutuhan Multirole Support Ship (MRSS) Angkatan Laut Diraja Malaysia, berdasarkan LPD Makassar yang dengan panjang kapal lebih dari 150 meter.[7]
Pengembangan
Kelas Kapal ini dirancang khusus untuk mampu dipasang meriam 40 mm bofors, Mitraliur 12,7 mm dan kanon 20 mm, juga rudal anti udara jarak pendek Mistral, juga dilengkapi ruang CIC untuk sistem kendali senjata (fire control system), serta sebagai alat komunikasi dengan kapal-kapal jenis kombatan lain untuk melindungi pendaratan pasukan dan kendaraan tempur serta pengendalian pendaratan helikopter.
Landing Platform Dock kelas Makassar dibagi menjadi 4 model, yaitu Model I atau kelas Makassar, dan Model II atau kelas Banjarmasin, Model III atau kelas Tarlac, dan Model IV atau kelas Pisco. Berikut adalah uraiannya:
- Landing Platform Dock kelas Makassar Model I (kelas Makassar) adalah kapal-kapal gelombang pertama yang diproduksi oleh Galangan Kapal Daesun Shipbuildings pada proses Transfer of Technology, yang terdiri dari dua kapal pertama yang dibangun pada tahun 2006 dan memiliki struktur yang lebih sederhana daripada kapal selanjutnya.
- Landing Platform Dock kelas Makassar Model II (kelas Banjarmasin) adalah kapal-kapal gelombang kedua alias yang terakhir yang diproduksi oleh Galangan Kapal PT PAL Indonesia pada proses Transfer of Technology, yang terdiri dari kapal-kapal yang dibangun pada tahun 2006 dan 2007 dan memiliki struktur yang cukup serbaguna di kelasnya, seperti fasilitas yang terdapat pada KRI Banda Aceh, yang tidak ada di kelas sebelumnya.
- Landing Platform Dock kelas Makassar Model III (kelas Tarlac) adalah kapal-kapal yang murni dari tangan-tangan yang terampil dari Galangan Kapal PT PAL Indonesia yang telah menyudahi masa proses Transfer of Technology, dan memiliki formula-formula yang lebih mutakhir untuk membuat kapal-kapal sejenis. Kapal ini dioperasikan secara resmi di Angkatan Laut Filipina yang dibuat pada tahun 2015. Memiliki sistem persenjataan yang lebih mandiri tergantung dari Pihak Angkatan bersenjata negara tersebut. Seperti memiliki kemampuan sistem komunikasi seperti ICCS5, radio VLF-HF dan V/UHF yang diproduksi oleh Perusahaan Komunikasi kelautan EID asal Portugal. Serta mampu menembak menggunakan satu meriam 76 mm di haluan depan sebagai persenjataan utama, dan 2 meriam 25 mm di setiap sisi buritan kapal.
- Landing Platform Dock kelas Makassar Model IV (Kelas Pisco) adalah Model terakhir dari Kelas Utama Kelas Makassar (bila gagalnya proses tender antara Indonesia dengan Malaysia ataupun perubahan kebijakan secara Politis dan sepihak dari pihak Malaysia sendiri) yang menjadi bagian dari Angkatan Laut Peru. Memiliki kemampuan untuk menyimpan Helikopter sesuai standar, tetapi akan diberikan persenjataan yang cukup canggih dari pihak Angkatan Bersenjata Peru.
Daftar kapal
Tipe I (Makassar)
Nama kapal | Galangan kapal | Dibangun | Diluncurkan | Selesai |
---|---|---|---|---|
KRI Makassar (590) LPD-590 |
Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering, Korea Selatan | Null | 7 Desember 2006 | 29 April 2007 |
KRI Surabaya (591) LPD-591 |
Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering, Korea Selatan | 7 Desember 2006 | 23 Maret 2007 | 1 Agustus 2007 |
Tipe II (Banjarmasin)
KRI Banjarmasin (592) LPD-592 |
PT PAL Indonesia, Surabaya | 19 Oktober 2006 | 28 Agustus 2008 | 28 November 2009 |
KRI Banda Aceh (593) LPD-593 |
PT PAL Indonesia, Surabaya | 7 Desember 2007 | 19 Maret 2010 | 21 Maret 2011 |
KRI Semarang (594) LPD-594 |
PT PAL Indonesia, Surabaya | 28 Agustus 2017 | 3 Agustus 2018 | 21 Januari 2019 |
Tipe III (Tarlac)
BRP Tarlac LD-601 |
PT PAL Indonesia, Surabaya | 22 Januari 2015 | 18 Januari 2016 | 1 Juni 2016 |
BRP Davao del Sur LD-602 |
PT PAL Indonesia, Surabaya | 5 Juni 2015 | 29 September 2016 | 31 Mei 2017 |
Tipe IV (Pisco)
BAP Pisco AMP-156 |
SIMA Shipyard, Callao, Peru | 12 Juli 2013 | 25 April 2017 | 6 Juni 2018 |
Pranala luar
- ^ "PT PAL Mulai Garap Kapal LPD Pesanan TNI AL".
- ^ "Keel Laying Lebih Awal, Kapal LPD TNI AL Diharapkan Cepat Rampung".
- ^ Jane's Information Group (16 Jul 2014). "Indonesia's PT PAL signs contract to supply strategic sealift vessels to the Philippines".
- ^ PT PAL (22 January 2015). "First Steel Cutting Strategic Sealift Vessel (SSV-1)Philippines".
- ^ http://www.navyrecognition.com/index.php?option=com_content&task=view&id=824
- ^ Oficina de Prensa del Ministerio de Defensa (12 July 2013). "Ministro de Defensa participó en colocación de quilla de buque de ayuda humanitaria". Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 July 2013. Diakses tanggal 13 July 2013.
- ^ Ridzwan Rahmat (6 November 2016). "Indo Defence 2016: PT PAL signs MoU with Boustead to build Malaysian Navy ship in Indonesia". Diakses tanggal 29 January 2017.