Lompat ke isi

George V dari Britania Raya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Raja George V dari Britania Raya
Raja George V pada tahun 1923
Raja Britania Raya dan Wilayah Kekuasaan Inggris; Kaisar India
Berkuasa6 Mei 1910 – 20 Januari 1936 (25 tahun, 259 hari)
Penobatan22 Juni 1911
PendahuluEdward VII
PenerusEdward VIII
Informasi pribadi
Pemakaman29 Januari 1936
Kapel St. George, Istana Windsor
WangsaWangsa Windsor
Wangsa Saxe-Coburg dan Gotha
Nama lengkap
George Frederick Ernest Albert
AyahEdward VII
IbuAlexandra dari Denmark
Pasangan
(m. 1893)
AnakEdward VIII dari Britania Raya
George VI dari Britania Raya
Mary, Putri Royal dan Putri dari Harewood
Pangeran Henry, Adipati Gloucester
Pangeran George, Adipati Kent
Pangeran John
AgamaGereja Inggris
Tanda tanganRaja George V dari Britania Raya

George V (George Frederick Ernest Albert; 3 Juni 1865 – 20 Januari 1936) adalah Raja Britania Raya dan dominion-dominionnya, serta Maharaja India, yang berkuasa dari tanggal 6 Mei 1910 hingga kematiannya pada tahun 1936.

George adalah putra kedua Raja Edward VII dan Ratu Alexandra. Pada awalnya, George tidak diharapkan untuk naik takhta karena ia memiliki kakak laki-laki bernama Pangeran Albert Victor. Namun, Pangeran Albert Victor meninggal pada usia 28 tahun karena penyakit pneumonia, sehingga George menjadi pewaris takhta. Ia menikahi Putri Mary dari Teck (yang tadinya bertunangan dengan Albert Victor) dan memiliki enam anak: Edward VIII, George VI, Putri Mary, Pangeran Henry, Pangeran George, dan Pangeran John. George V adalah kakek dari Ratu Inggris saat ini Elizabeth II.

Pada masa kekuasaannya, bangkit paham sosialisme, komunisme, fasisme, dan republikanisme Irlandia. Pada akhir masa kekuasaannya, ia digerogoti oleh penyakitnya. Setelah wafat, George V digantikan oleh putra sulungnya Edward VIII, yang kemudian turun takhta agar bisa menikahi seorang janda asal Amerika Serikat, Wallis Simpson.

Kehidupan awal dan pendidikan

George lahir pada 3 Juni 1865, di Marlborough House, London. Ia adalah anak kedua dari Albert Edward, Pangeran Wales, dan Alexandra, Putri Wales. Ayahnya adalah putra sulung Ratu Victoria dan Pangeran Albert, dan ibunya merupakan putri dari Raja Christian IX dan Ratu Louise dari Denmark. Ia dibaptis di Kastil Windsor pada 7 Juli 1865 oleh Uskup Agung Canterbury, Charles Longley.[N 1]

Boy wearing a sailor suit
George saat masa kecilnya, 1870

Sebagai anak laki-laki dari Pangeran Wales, terdapat harapan yang kecil untuknya menjadi raja. Karena ia berada dalam urutan ketiga dalam garis suksesi takhta, setelah ayahnya dan kakak laki-lakinya, Pangeran Albert Victor. Usia George hanya terpaut 17 bulan dari kakaknya tersebut, sehingga dua pangeran ini menjalani pendidikan bersama. John Neale Dalton ditunjuk menjadi tutor mereka pada tahun 1871. Baik Albert Victor dan George tidak ada yang unggul secara intelektual.[1] Lalu ayah mereka datang dengan gagasan bahwa angkatan laut adalah "tempat berlatih terbaik bagi setiap anak laki-laki",[2] sehingga pada September 1877, saat George berusia 12 tahun, kedua pangeran ini bergabung dengan kapal pelatihan kadet AL HMS Britannia di Dartmouth, Devon.[3]

Dalam tiga tahun mulai 1879, kedua pangeran ini berdinas di HMS Bacchante, dan ditemani oleh Dalton. Mereka menjelajahi koloni Imperium Britania di kawasan Karibia, Afrika Selatan dan Australia, dan mengunjungi Norfolk, Virginia, terus ke Amerika Selatan, Mediterania, Mesir, dan Asia Timur. Pada tahun 1881 mereka mengunjungi Jepang. George mendapat tattoo naga biru dan merah di tangannya yang digambar oleh artis setempat,[4] dan mereka diterima oeh Kaisar Meiji; George dan kakaknya mempersembahkan dua walabi (hewan endemik Australia) kepada Permaisuri Shōken.[5] Dalton menulis jurnal perjalanan yang berjudul Penjelajahan HMS Bacchante.[6] Di antara Melbourne dan Sydney, Dalton menulis tentang penampakan dari Flying Dutchman, sebuah mitos kapal hantu.[7] Saat mereka kembali ke Inggris, Ratu mengeluhkan dua bersaudara ini yang tidak mampu berbicara Prancis dan Jerman, sehingga mereka menghabiskan 6 bulan di Lausanne untuk belajar bahasa asing namun tidak berhasil.[8] Setelah Lausanne, dua bersaudara ini dipisah; Albert Victor berkuliah di Trinity College, Cambridge, sedangkan George melanjutkan kiprah di AL Inggris. Ia menjelajahi dunia, mengunjungi banyak area yang menjadi kekuasaan Imperium Britania Raya. Dalam karier AL nya, ia pernah mengomandoi Torpedo Boat 79 di perairan Inggris dan HMS Thrush di kawasan Amerika Utara, sebelum ia berdinas sebagai komandan di HMS Melampus pada 1891–1892. Dari saat itu kenaikan pangkat AL hanya merupakan kenaikan pangkat kehormatan.[9]

Pernikahan

Pale-eyed young man with a beard and moustache
George, 1893

Sebagai pemuda yang bergabung di Angkatan Laut, Pangeran George berdinas bertahun-tahun di bawah komando pamannya, Pangeran Alfred, Adipati Edinburgh, yang ditempatkan di Malta. Disana ia jatuh cinta kepada sepupunya, Putri Marie dari Edinburgh. Nenek, ayah dan pamannya menyetujui hubungan antara keduanya, namun ibunya (Putri Wales) serta Istri Adipati Edinburgh—menentang hubungan itu. Putri Wales berpandangan bahwa keluarga tersebut sangat pro-Jerman. Istri Adipati Edinburgh, yang merupakan putri semata wayang Aleksandr II dari Rusia, membenci kenyataan bahwa, sebagai istri dari anak penguasa Inggris yang lebih muda, ia harus memberikan prioritas kepada Putri Wales yang dinilai lebih Jermanik karena ayah Putri Wales merupakan pangeran Jerman sebelum ia secara tak terduga menduduki takhta Denmark. Lalu, akhirnya yang terjadi adalah Marie menolak lamaran George karena pengaruh ibunya. Ia menikahi Ferdinand, pewaris takhta Rumania, pada tahun 1893.[10]

George dan Mary saat hari pernikahan mereka

Pada November 1891, kakak George, Albert Victor, bertunangan dengan sepupunya Putri Victoria Mary dari Teck, yang dikenal dengan nama "May" dalam keluarganya.[11] Orang tua Mary adalah Pangeran Francis, Adipati Teck (anggota cabang kadet Wangsa Württemberg), dan Putri Mary Adelaide dari Cambridge, yang merupakan keturunan Raja George III dan sepupu Ratu Victoria.[12]

Pada 14 Januari 1892, enam pekan setelah pertunangan resmi, Albert Victor meninggal karena pneumonia, dan menjadikan George berada di posisi kedua dalam garis suksesi atau dapat menggantikan ayahnya sebagai raja. George sendiri baru saja sembuh dari penyakitnya, dengan hanya berbaring karena penyakit demam tifoid selama enam pekan, penyakit ini juga menjadi penyebab meninggalnya kakek George, Pangeran Albert.[13] Ratu Victoria masih meminati Putri May sebagai pasangan yang pas untuk cucunya, dan George dan May mulai dekat dalam suasana berkabung tersebut.[14]

Setahun setelah kematian Albert Victor, George melamar May dan diterima. Mereka menikah pada 6 Juli 1893 di Kapel Kerajaan di Istana St James, London. George menurut pengakuannya sendiri tidak mampu mengekspresikan perasaannya sendiri dengan berbicara namun dengan Mary mereka saling bertukar surat cinta. Mereka tetap bersama hingga akhir hayat masing-masing. [15]

Adipati York

George bersama anak-anaknya, Edward, Albert, dan Mary, difoto oleh ibu George, Ratu Alexandra pada 1899

Kematian kakaknya membuat kariernya di Angkatan Laut berakhir, karena ia harus menjalani persiapan sebagai raja.[16] George lalu dijadikan Adipati York, Earl Inverness dan Baron Killarney oleh Ratu Victoria pada 24 Mei 1892,[17] dan menerima pelajaran mengenai sejarah konstitusi dari J. R. Tanner.[18]

Adipati dan Istri Adipati York memiliki empat putra dan satu putri. Randolph Churchill mengatakan bahwa George adalah ayah yang keras, karena anak-anaknya takut terhadapnya, dan George pernah berkata pada Earl Derby: "Ayahku takut pada ibunya, aku takut pada ayahku, dan aku akan melihat anak-anakku akan takut padaku." Padanya kenyataannya, tidak ada sumber langsung yang menegaskan bahwa George pernah berkata demikian, dan bahwa gaya pengasuhannya berbeda dari orang kebanyakan pada waktu itu.[19] Namun apakah yang terjadi bahwa ia adalah seorang yang keras atau tidak, anak-anaknya membenci kebiasaan kerasnya, Pangeran Henry secara ekstrim menggambarkan George sebagai "ayah yang buruk".[20]

Keluarga ini tinggal di York Cottage,[N 2] sebuah kediaman kecil di Sandringham, Norfolk, dimana disana mereka hidup lebih seperti keluarga kelas menengah yang mapan daripada keluarga kerajaan.[21] George lebih menyukai kehidupan sederhana yang tenang ketimbang hidup dengan lingkungan sosialita seperti yang dijalani ayahnya (Raja Edward VII). Pembuat biografi resmi George, Harold Nicolson, menulis saat-saat George menjadi Adipati York dengan kalimat: "Ia mungkin seorang pelaut yang hebat dan raja tua yang bijaksana, namun saat ia masih seorang Adipati York... ia tidak melakukan apa-apa kecuali menembaki binatang dan menempelkan perangko."[22] George adalah seorang filatelis, yang mana hal ini diremehkan oleh Nicolson disparaged,[23] namun George memiliki peran besar terhadap pembangunan Gedung Royal Philatelic Collection menjadi tempat dengan koleksi perangko dari Britania Raya dan Persemakmurannya yang terlengkap di dunia, dan beberapa kali memecahkan rekor harga penjualan perangko dunia.[24]

Pada Oktober 1894, paman George Aleksandr III dari Russia meninggal dunia. Atas permintaan ayahnya, "untuk penghormatan kepada kenangan Paman Sasha", George ikut dengan orang tuanya ke St Petersburg menghadiri pemakamannya.[25] Ia tetap di Rusia hingga seminggu kemudian untuk menghadiri pernikahan Tsar Rusia yang baru, Nikolai II, dengan sepupunya yang lain, Putri Alix dari Hesse dan tepi Rhine, yang pernah menjadi calon potensial untuk kakak George, Pangeran Albert Victor.[26]

Pangeran Wales

George di Montreal dan Quebec, 1901

sebagai Adipati York, George melakukan beberapa tugas kerajaan. Saat meninggalnya Ratu Victoria pada 22 January 1901, ayah George naik takhta sebagai Raja Edward VII.[27] George kemudian mewarisi gelar Adipati Cornwall, dan dalam setahun tersebut ia dikenal sebagai Adipati Cornwall dan York.[28]

Pada tahun 1901, Adipati dan Istri Adipati menjalani tur ke wilayah-wilayah Imperium Britania. Mereka datang ke Gibraltar, Malta, Port Said, Aden, Ceylon, Singapura, Australia, Selandia Baru, Mauritius, Afrika Selatan, Kanada, dan Koloni Newfoundland. Tur ini dirancang oleh Menteri Urusan Jajahan Joseph Chamberlain dengan dukungan dari Perdana Menteri Lord Salisbury untuk memberi hadiah pada para Dominion atas jasa mereka dalam Perang Afrika Selatan pada periode 1899–1902. George mempersembahkan ribuan medali kepada pasukan kolonial di Afrika Selatan. Di Afrika Selatan, sebuah pesta digelar kerajaan di Afrika Selatan. Pesta ini dihadari oleh tokoh masyarakat, tokoh pribumi, dan para narapidana Perang Boer. Pesta ini dilengkapi dekorasi megah, hadiah yang mahal dan pertunjukan kembang api. Namun tidak semua menyukai adanya pesta demikian karena banyak Afrikaner yang merasa bahwa posisi mereka makin lemah dalam mempertahankan budaya Afrikaner-Belanda mereka karena menjadi subyek Inggris. Kritik-kritik dalam media berbahasa Inggris mengecam biaya pesta yang besar, kala keadaan negara berada dalam masa sulit.[29]

Lukisan Tom Roberts yang bergambar Adipati sedang membuka Parlemen Australia pada 9 Mei 1901

Di Australia, Adipati membuka sesi pertama Parlemen Australia sejak pembuatan Negara Persemakmuran di Australia.[30] Di Selandia Baru, Adipati mengapresiasi nilai-nilai kemiliteran, keberanian, kesetiaan, dan kepatuhan kepada para wara Selandia Baru, dan tur ini memberikan Selandia Baru kesempatan untuk menunjukkan kemajuan negaranya dalam adopsi standar Inggris dalam komunikasi dan industri pengolahan. Tujuan yang implisit dimaksudkan untuk memamerkan pesona Selandia Baru sebagai tujuan wisata dan tujuan imigrasi, sambil menghindari berita meningkatnya ketegangan sosial, dengan memusatkan perhatian pers Inggris pada negeri dimana hanya sedikit orang yang mengetahuinya.[31] Sekembalinya ke Inggris, dalam sebuah pidato di Guildhall, London, George diingatkan mengenai "Kesan yang tampaknya terlihat di antara saudara-saudara [kita] di seberang lautan, bahwa Negara Induk (Inggris) harus bangun jika dia berniat mempertahankan posisi yang menonjol dalam perdagangan kolonialnya melawan pesaing dari negara lain."[32]

Pada 9 November 1901, George dijadikan Pangeran Wales dan Earl Chester.[33][34] Raja Edward VII mengharapkan putranya sangat siap menjadi raja di masa depan. Berlawanan dengan ibu Raja Edward (Ratu Victoria) yang tidak melibatkannya dalam urusan dokumen kenegaraan, Edward memberikan akses yang luas akan dokumen kenegaraan kepada George[16][35] George lalu membolehkan istrinya mengakses dokumen-dokumen tersebut,[36] dimana ia juga dijadikan George sebagai penasihat dan May membantunya menulis pidato.[37] Sebagai Pangeran Wales, ia mendukung reformasi dalam pelatihan angkatan laut, termasuk kadet diambil dari calon siswa berumur 12 atau 13 tahun dan memperoleh pola edukasi yang sama apapun kelas sosial dan tugas akhirnya. Reformasi ini diimplementasikan saat masa panglima Angkatan Laut, Sir John Fisher.[38]

Dari November 1905 hingga Maret 1906, George dan May pergi ke India Britania, dimana disana ia disambut dengan tudingan diskriminasi rasial dan kampanye menuntut keterlibatan yang besar orang-orang asli India dalam sistem pemerintahan.[39] Tur ini lalu dilanjutkan menuju ke Spanyol dimana terdapat pernikahan antara Raja Alfonso XIII dengan Victoria Eugenie dari Battenberg, sepupu George, dimana dalam pernikahan itu mempelai pria dan wanita hampir terbunuh dalam sebuah pelemparan bom.[N 3] Seminggu setelah kembali ke Inggris, George dan May pergi ke Norwegia untuk menghadiri penobatan Raja Haakon VII, sepupu George dan adik iparnya, karena ia menikahi Ratu Maud, saudara kandung George.[40]

Raja dan kaisar

Lukisan resmi raja oleh Sir Luke Fildes, 1911

Pada 6 Mei 1910, Raja Edward VII meninggal dunia, dan George menjadi raja. Ia meulis dalam buku hariannya,

Aku telah kehilangan sahabat terbaik dan ayah terbaik ... Aku tak pernah memiliki sumpah dengannya dalam hidupku. Aku patah hati dan kelelahan dengan kesedihan namun Tuhan akan menuntunku dalam melaksanakkan tanggung jawabku dan kekasihku May akan menjadi penyamanku dan akan selalu begitu. Semoga Tuhan memberiku kekuatan dan panduan di dalam tugas berat yang jatuh ke tanganku[41]

George tidak menyukai istrinya menandatangani dokumen resmi dengan nama "Victoria Mary" dan menyuruhnya memilih satu dari dua nama tersebut. Mereka berdua sepakat bahwa tidak bisa memakai nama ratu Victoria, maka ia lalu dipanggil Ratu Mary.[42] Pada tahun berikutnya, propagandis radikal, Edward Mylius, mempublikasikan kebohongan bahwa George secara rahasia menikah di Malta saat muda, dan maka dari itu pernikahan dengan Ratu Mary adalah sebuah aktivitas poligami. Berita bohong ini muncul dalam media cetak pertama kali pada 1893, namun George hanya menganggap itu hanya sebagai candaan. Dalam rangka meredam rumor, Mylius ditangkap dan diadili karena melakukan pencemaran nama baik lalu dihukum selama setahun penjara.[43]

George keberatan dengan kata-kata anti-Katolik pada Deklarasi Aksesinya yang akan ia gunakan untuk membuka parlemen. Ia bersikeras akan menolak untuk membuka parlemen hingga kata-kata tersebut diubah. Sebagai hasilnya, Undang-Undang Deklarasi Aksesi 1910 diperpendek dan frasa-frasa ofensif yang ada dihilangkan.[44]

Raja George V dan Ratu Mary di upacara Durbar yang diadakan di Delhi, 1911

Penobatan Raja George V dan Ratu Mary bertempat di Westminster Abbey pada 22 Juni 1911,[16] dan dirayakan dengan Festival of Empire di London. Pada bulan Juli, Raja dan Ratu mengunjungi Irlandia selama lima hari; mereka diterima dengan hangat, dengan ribuan orang berbaris di sepanang rute iring-iringan.[45][46] Setelah itu pada tahun 1911, Raja dan Ratu berkunjung ke India untuk menghadiri upacara Delhi Durbar, dimana mereka tampil di depan bangsawan dan pangeran-pangeran India sebagai Kaisar dan Permaisuri India pada 12 Desember 1911. George lalu diberi gelar Mahkota Imperium India di dalam upacara tersebut, dan mengumumkan perpindahan ibukota India dari Kolkata (Kalkuta) ke Delhi. Ia adalah satu-satunya Kaisar India yang datang ke India dalam upacara Durbar yang dibuatkan untuknya. Mereka juga menjelajahi anak benua tersebut, dan George berkesempatan dalam permainan berburu di Nepal, dimana ia disana menembak 21 harimau, 8 badak dan seekor beruang dalam 10 hari.[47] Ia adalah penembak jitu yang handal.[48] Pada 18 Desember 1913, ia menembak ribuan burung pegar dalam waktu 6 jam[N 4] di Hall Barn, rumah dari Lord Burnham, meskipun begitu George mengatakan bahwa "kita melakukan terlalu jauh" hari itu.[49]

Politik nasional

George mewarisi takhta dalam masa dengan suasana politik yang sedang bergolak.[50] Anggaran Rakyat Lloyd George ditolak pada tahun sebelumnya oleh Dewan Bangsawan yang didominasi anggota Partai Konservatif dan kalangan Unionis, berlawanan dengan kesepakatan norma bahwa para bangsawan tidak dapat memveto perundangan keuangan.[51] Perdana Menteri asal Partai Liberal, H. H. Asquith meminta raja sebelumnya untuk membuat usaha agar muncul gagasan yang lebih liberal di kalangan dewan agar rencana anggaran tersebut dapat diloloskan. Edward menyetujui dengan enggan, asalkan para Bangsawan membatalkan ketetapan perudangan keuangan ini setelah dua pemilihan umum berikutnya. Setelah Pemilihan umum Januari 1910, para anggota Partai Konservatif mengizinkan rencana anggaran keuangan tersebut, dimana pemerintah sekarang memiliki mandat elektoral, untuk meloloskan tanpa harus melakukan pemungutan suara.[52]

Kesehatan yang menurun dan kematian

Lukisan diri oleh Arthur Stockdale Cope, 1933

Perang Dunia Pertama melemahkan kesehatan George V: ia terluka cukup serius pada 28 Oktober 1915 karena terlempar dari kudanya saat ia melakukan inspeksi pasukan di Prancis, dan kebiasaan merokoknya menimbulkan masalah pernafasan. Ia menderita bronkitis kronis. Pada tahun 1925, berdasarkan instruksi dokternya, ia secara enggan menuruti untuk melakukan liburan pribadi ke Mediterania; dan itu menjadi perjalanan luar negeri ketiga yang ia lakukan setelah perang dan menjadi perjalanan luar negerinya yang terakhir.[53] Pada November 1928, ia jatuh sakit karena menderita sepsis, dan untuk dua tahun berikutnya, ia diwakili oleh putranya Edward untuk menjalankan tugas-tugasnya sebagai raja.[54] Pada tahun 1929, saran untuk beristirahat di luar negeri ditolak oleh raja.[55] Sebagai gantinya, ia beristirahat selama tiga bulan di Craigweil House, Aldwick, berupa resort yang terletak di tepi laut Bognor, Sussex.[56] Karena ditinggali oleh George, kota tersebut mendapat nama akhiran "Regis", yang berasal dari Bahasa Latin yang berarti "of the King". Sebuah desas-desus berkembang dimana kata terakhir raja saat ia diberi tahu bahwa ia akan cukup sehat untuk mengunjungi kota tersebut adalah "Bugger Bognor!"[57][58][59]

George tidak pernah secara penuh pulih. Di tahun terakhirnya, ia bernafas dibantu dengan oksigen.[60] Kematian saudara favoritnya, Victoria, pada Desember 1935 membuat depresi yang mendalam baginya. Pada malam tanggal 15 Januari 1936, Raja pergi menuju tempat tidurnya di Sandringham House dan mengeluh kedinginan; ia tetap berada di kamar tersebut hingga kematiannya.[61] Ia menjadi semakin lemah dan kesadarannya timbul tenggelam. Perdana Menteri Stanley Baldwin:

Setiap kali beliau sadar, maka ia seperti hendak mengenali seseorang yang ada di depannya dan lalu mengucapkan beberapa ucapan terima kasih. Kemudian ia bertanya pada sekretarisnya: "Bagaimana Imperium?" Sebuah pertanyaan yang tidak biasa dan sekretaris menjawab: "Semua baik-baik saja, tuan, dengan Imperium", dan Raja memberinya senyuman lalu tenggelam lagi dalam ketidaksadaran.[62]

Pada 20 Januari, ia sudah dekat dengan kematian. Tim dokternya, yang dikepalai Lord Dawson dari Penn, mengeluarkan buletin dengan kata-kata yang cukup terkenal: "Hidup Raja bergerak dengan damai menuju akhir" (bahasa Inggris: "The King's life is moving peacefully towards its close.")[63][64] Buku harian Dawson yang digali dari makamnya dan dipublikasikan pada tahun 1986, mengungkapkan bahwa kata-kata terakhir raja adalah gumaman "Terkutuklah kau!" (bahasa Inggris: "God damn you!"),[65] yang ditujukan kepada perawatnya, Catherine Black, ia ia memberinya obat penenang malam itu. Dawson, yang mendukung "suntik mati secara berangsur-angsur",[66] mengakui di dalam buku hariannya bahwa ia mempercepat kematian Raja dengan menyuntiknya dengan suntikan kematian yang terdiri dari ¾ gram morfin diikuti dengan 1 gram kokain setelahnya, setlah jam 11 malam.[65][67] Dawson menulis bahwa ia melakukan hal tersebut untuk melindungi martabat Raja, mencegah ketegangan diantara keluarga, dan agar kematiannya tepat pada pukul 11:55 malam, sehingga dapat diumumkan pada edisi pagi surat kabar The Times dibandingkan pada surat kabar sore.[65][67] Baik Ratu Mary, yang sangat relijius dan sangat mungkin menentang usul ini dan Pangeran Wales tidak diberitahu mengenai hal ini. Keluarga kerajaan bersikap bahwa mereka tidak ingin Raja mengalami penderitaan yang panjang dengan memberinya alat-alat penunjang kehidupan, namun mereka juga tidak menyetujui apa yang dilakukan Dawson.[68] British Pathé mengumumkan kematian Raja keesokan harinya dimana ia digambarkan sebagai "lebih dari raja, ia adalah ayah dari keluarga masyhur".[69]

Komposer Jerman Paul Hindemith pergi menuju studio BBC pada pagi setelah Raja meninggal dan dalam enam jam menulis Trauermusik (Musik Berkabung). Yang ditampilkan malam harinya oleh penampilan secara langsung oleh Adrian Boult yang menjadi konduktor dari BBC Symphony Orchestra dan oleh komposer secara solo.[70]

Pada prosesi pembaringan kenegaraan George V di Westminster Hall, bagian dari mahkota kerajaan terjatuh menggelinding hingga ke New Palace Yard. Raja yang baru, Edward VIII, melihat benda tersebut dan berpikir mungkin itu sebuah pertanda buruk bagi masa kekuasaannya.[71][72] Sebagai penghormatan atas ayahnya, empat anak laki-laki George: Edward, Albert, Henry, dan George, bergantian melakukan penjagaan. Tradisi ini disebut Vigil of the Princes, yang dilakukan di panggung persemayaman pada malam sebelum pemakaman.[73] Tradisi ini berhenti saat kematian menantu George, Ibu Suri Elizabeth, pada tahun 2002. George V dimakamkan di Kapel St George, Kastil Windsor, pada 28 Januari 1936.[74] Edward turun takhta sebelum genap setahun masa kekuasaannya dan digantikan oleh Albert yang naik takhta sebagai Raja George VI.

Anak

Raja George V dan Ratu Mary mempunyai 6 orang anak (5 orang laki-laki & 1 orang perempuan), 5 orang menantu (1 orang laki-laki & 4 orang perempuan), dan 9 orang cucu (6 orang laki-laki & 3 orang perempuan).

Nama Kelahiran Kematian Usia Pasangan Anak
Raja Edward VIII dari Britania Raya 23 Juni 1894 28 Mei 1972 77 tahun Wallis Simpson, Istri Adipati Windsor (1896 – 1986) -
Raja George VI dari Britania Raya 14 Desember 1895 6 Februari 1952 56 tahun Ratu Elizabeth dari Britania Raya (1900 – 2002) Ratu Elizabeth II dari Britania Raya (1926 – ),
Putri Margaret, Putri dari Snowdon (1930 – 2002)
Putri Mary, Putri Royal dan Putri dari Harewood 25 April 1897 28 Maret 1965 67 tahun Henry Lascelles, Pangeran dari Harewood ke-6 (1882 – 1947) George Lascelles, Pangeran dari Harewood ke-7 (1923 – 2011),
Yang Terhormat Gerald David Lascelles (1924 – 1998)
Pangeran Henry, Adipati Gloucester 31 Maret 1900 10 Juni 1974 74 tahun Putri Alice, Istri Adipati Gloucester (1901 – 2004) Pangeran William dari Gloucester (1941 – 1972),
Pangeran Richard, Adipati Gloucester (1943 – )
Pangeran George, Adipati Kent 20 Desember 1902 25 Agustus 1942 39 tahun Putri Marina, Istri Adipati Kent (1906 – 1968) Pangeran Edward, Adipati Kent (1935 – ),
Putri Alexandra, Yang Terhormat Nyonya Ogilvy (1936 – ),
Pangeran Michael dari Kent (1942 – )
Pangeran John dari Wales 12 Juli 1905 18 Januari 1919 14 tahun - -

Leluhur

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
8. Ernest I, Adipati Sachsen-Coburg dan Gotha
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
4. Pangeran Albert dari Sachsen-Coburg dan Gotha
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
9. Putri Louise dari Sachsen-Gotha-Altenburg
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
2. Edward VII, Raja Britania Raya
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
10. Pangeran Edward, Adipati Kent dan Strathearn
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
5. Victoria, Ratu Britania Raya
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
11. Putri Victoria dari Sachsen-Coburg-Saalfeld
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
1. George V, Raja Britania Raya
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
12. Frederick William, Adipati Schleswig-Holstein-Sonderburg-Glücksburg
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
6. Christian IX dari Denmark
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
13. Putri Louise Caroline dari Hesse-Kassel
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
3. Putri Alexandra dari Denmark
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
14. Pangeran William dari Hesse-Kassel
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
7. Putri Louise dari Hesse-Kassel
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
15. Putri Charlotte dari Denmark
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Catatan

  1. ^ Orang tua baptisnya adalah Raja Hanover (sepupu Ratu Victoria, yang diwakili oleh Pangeran Edward dari Sachsen-Weimar-Eisenach); Adipati Sachsen-Coburg dan Gotha (saudara laki-laki Pangeran Albert, yang diwakili Yang Mulia Presiden Dewan Tertinggi, Earl Granville); Pangeran Leiningen (sepupu jauh Pangeran Wales); Pangeran Mahkota Denmark (saudara laki-laki Putri Wales, yang diwakili Lord Chamberlain, Viscount Sydney); Ratu Denmark (nenek George dari jalur ibu, yang diwakili Ratu Victoria); Adipati Cambridge (sepupu Ratu Victoria); Istri Adipati Cambridge (bibi Ratu Victoria, yang diwakili bibi George Putri Helena); dan Pangeran Louis dari Hesse dan tepi Rhine (bibi George, yang diwakili saudaranya Putri Louise) (The Times (London), Saturday, 8 July 1865, p. 12).
  2. ^ Diubah namanya dari Bachelor's Cottage
  3. ^ Pengemudi kereta kencana dan beberapa penonton terbunuh oleh sebuah bom yang dilempar simpatisan gerakan anarkis, Mateu Morral.
  4. ^ Atau sekitar satu burung setiap 20 detik

Referensi

  1. ^ Clay, p. 39; Sinclair, pp. 46–47
  2. ^ Sinclair, pp. 49–50
  3. ^ Clay, p. 71; Rose, p. 7
  4. ^ Rose, p. 13
  5. ^ Keene, Donald Emperor of Japan: Meiji and His World, 1852–1912 (Columbia University Press, 2002) pp. 350–351
  6. ^ Rose, p. 14; Sinclair, p. 55
  7. ^ Rose, p. 11
  8. ^ Clay, p. 92; Rose, pp. 15–16
  9. ^ Sinclair, p. 69
  10. ^ Pope-Hennessy, pp. 250–251
  11. ^ Rose, pp. 22–23
  12. ^ Rose, p. 29
  13. ^ Rose, pp. 20–21, 24
  14. ^ Pope-Hennessy, pp. 230–231
  15. ^ Sinclair, p. 178
  16. ^ a b c Matthew, H. C. G. (September 2004; online edition May 2009) "George V (1865–1936)", Oxford Dictionary of National Biography, Oxford University Press, DOI:10.1093/ref:odnb/33369, retrieved 1 May 2010 (Subscription required)
  17. ^ Clay, p. 149
  18. ^ Clay, p. 150; Rose, p. 35
  19. ^ Rose, pp. 53–57; Sinclair, p. 93 ff
  20. ^ Vickers, ch. 18
  21. ^ Clay, p. 154; Nicolson, p. 51; Rose, p. 97
  22. ^ Harold Nicolson's diary quoted in Sinclair, p. 107
  23. ^ Nicolson's Comments 1944–1948, quoted in Rose, p. 42
  24. ^ The Royal Philatelic Collection, Official website of the British Monarchy, diakses tanggal 1 May 2010 
  25. ^ Clay, p. 167
  26. ^ Rose, pp. 22, 208–209
  27. ^ Rose, p. 42
  28. ^ Rose, pp. 44–45
  29. ^ Buckner, Phillip (November 1999), "The Royal Tour of 1901 and the Construction of an Imperial Identity in South Africa", South African Historical Journal, 41: 324–348, doi:10.1080/02582479908671897 
  30. ^ Rose, pp. 43–44
  31. ^ Bassett, Judith (1987), "'A Thousand Miles of Loyalty': the Royal Tour of 1901", New Zealand Journal of History, 21 (1): 125–138 ; Oliver, W. H., ed. (1981), The Oxford History of New Zealand, hlm. 206–208 
  32. ^ Rose, p. 45
  33. ^ "No. 27375". The London Gazette. 9 November 1901. hlm. 7289. 
  34. ^ Previous Princes of Wales, Household of HRH The Prince of Wales, diakses tanggal 19 March 2018 
  35. ^ Clay, p. 244; Rose, p. 52
  36. ^ Rose, p. 289
  37. ^ Sinclair, p. 107
  38. ^ Massie, Robert K. (1991), Dreadnought: Britain, Germany and the Coming of the Great War, Random House, hlm. 449–450 
  39. ^ Rose, pp. 61–66
  40. ^ Rose, pp. 67–68
  41. ^ King George V's diary, 6 May 1910, Royal Archives, quoted in Rose, p. 75
  42. ^ Pope-Hennessy, p. 421; Rose, pp. 75–76
  43. ^ Rose, pp. 82–84
  44. ^ Wolffe, John (2010), "Protestantism, Monarchy and the Defence of Christian Britain 1837–2005", dalam Brown, Callum G.; Snape, Michael F., Secularisation in the Christian World, Farnham, Surrey: Ashgate Publishing, hlm. 63–64, ISBN 978-0-7546-9930-9 
  45. ^ Rayner, Gordon (10 November 2010) "How George V was received by the Irish in 1911", The Telegraph
  46. ^ "The queen in 2011 ... the king in 1911", the Irish Examiner, 11 May 2011, diakses tanggal 13 August 2014 
  47. ^ Rose, p. 136
  48. ^ Rose, pp. 39–40
  49. ^ Rose, p. 87; Windsor, pp. 86–87
  50. ^ Rose, p. 115
  51. ^ Rose, pp. 112–114
  52. ^ Rose, p. 114
  53. ^ Rose, pp. 301, 344
  54. ^ Ziegler, pp. 192–196
  55. ^ Arthur Bigge, 1st Baron Stamfordham, to Alexander Cambridge, 1st Earl of Athlone, 9 July 1929, quoted in Nicolson p. 433 and Rose, p. 359
  56. ^ Pope-Hennessy, p. 546; Rose, pp. 359–360
  57. ^ Roberts, Andrew (2000), Antonia Fraser, ed., The House of Windsor, London: Cassell and Co, hlm. 36, ISBN 978-0-304-35406-1 
  58. ^ Ashley, Mike (1998), The Mammoth Book of British Kings and Queens, London: Robinson Publishing, hlm. 699 
  59. ^ Rose, pp. 360–361
  60. ^ Bradford, Sarah (1989), King George VI, London: Weidenfeld and Nicolson, hlm. 149, ISBN 978-0-297-79667-1 
  61. ^ Pope-Hennessy, p. 558
  62. ^ The Times (London), 22 January 1936, p. 7, col. A
  63. ^ The Times (London), 21 January 1936, p. 12, col. A
  64. ^ Rose, p. 402
  65. ^ a b c Watson, Francis (1986), "The Death of George V", History Today, 36: 21–30, PMID 11645856 
  66. ^ Lelyveld, Joseph (28 November 1986), "1936 Secret is Out: Doctor Sped George V's Death", The New York Times, diakses tanggal 18 September 2016 
  67. ^ a b Ramsay, J. H. R. (28 May 1994), "A king, a doctor, and a convenient death", British Medical Journal, 308 (6941): 1445, doi:10.1136/bmj.308.6941.1445, PMC 2540387alt=Dapat diakses gratis, PMID 11644545  (Subscription required)
  68. ^ "Doctor Murdered Britain's George V", Observer-Reporter, Washington (PA), 28 November 1986, diakses tanggal 18 September 2016 
  69. ^ "The Death of His Majesty King George V 1936", British Pathé, diakses tanggal 18 September 2016 
  70. ^ Steinberg, Michael (2000), The Concerto, Oxford University Press, hlm. 212–213, ISBN 978-0-19-513931-0 
  71. ^ Windsor, p. 267
  72. ^ Benda yang terjatuh tadi lalu diambil oleh seorang tentara dan dikembalikan ke asalanya.
  73. ^ The Times (London), Tuesday, 28 January 1936, p. 10, col. F
  74. ^ Rose, pp. 404–405

Pranala luar

George V dari Britania Raya
Cabang kadet Wangsa Wettin
Lahir: 3 Juni 1865 Meninggal: 20 Januari 1936
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Edward VII
Raja Britania Raya dan Dominion-Dominion
Kaisar India

6 Mei 1910 – 20 Januari 1936
Diteruskan oleh:
Edward VIII
Britania
Didahului oleh:
Albert Edward
Pangeran Wales
Adipati Cornwall
Adipati Rothesay

1901–1910
Diteruskan oleh:
Edward (VIII)
Gelar kehormatan
Didahului oleh:
Adipati Cambridge
Grand Master of the Order of
St Michael and St George

1904–1910
Lowong
Selanjutnya dijabat oleh
Pangeran Wales
Didahului oleh:
Lord Curzon dari Kedleston
Lord Warden dari Cinque Ports
1905–1907
Diteruskan oleh:
Earl Brassey