Lompat ke isi

Reuni 212 (2017)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 8 Desember 2019 04.00 oleh Argo Carpathians (bicara | kontrib) (←Suntingan 116.206.15.2 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Bagas Chrisara)

Reuni 212 adalah sebuah acara yang diadakan oleh Presidium Alumni 212 di Lapangan Monas pada tanggal 2 Desember 2017 untuk merayakan satu tahun Aksi 212 yang menuntut pengambilan tindakan hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif pada masa itu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).[1] Walaupun panitia reuni mengklaim bahwa jumlah pesertanya melebihi 7,5 juta orang,[2] Polda Metro Jaya memperkirakan bahwa Reuni 212 dihadiri oleh sekitar 30.000 orang.[1] Sebagai persiapan, polisi telah mengerahkan 85.000 personel gabungan untuk mengamankan acara ini.[1] Selama berlangsungnya reuni, lapangan Monas "diputihkan" oleh peserta reuni, dan mereka membubarkan diri secara damai setelah acara selesai pada pukul 11:30.[1] Acara ini dapat diadakan di Lapangan Monas setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencabut larangan pengadaan acara keagamaan di Monas yang sebelumnya dikeluarkan oleh Ahok.[3]

Beberapa tokoh yang hadir dalam acara ini adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dianggap berutang budi kepada peserta Aksi 212 atas kemenangannya dalam pilkada DKI Jakarta 2017,[4] Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon dan Fahri Hamzah,[5] serta pesulap ternama Limbad.[6] Rizieq Shihab sendiri awalnya berencana menghadiri reuni ini, tetapi ia membatalkan niatnya karena ia sedang dicari polisi akibat kasus pornografi yang menimpanya. Meskipun begitu, ia tetap dapat memberikan pidato dari Arab Saudi kepada para peserta Reuni 212. Dalam pidato tersebut, ia menyerukan "NKRI bersyariah" yang "melindungi umat Islam dari segala produk yang haram" dan "mencintai ulama".[7] Ia juga menyatakan bahwa "NKRI bersyariah" berarti "pribumi menjadi tuan di negeri sendiri" dan "NKRI bersyariah" berarti menolak ekonomi riba, korupsi, judi, narkoba, pornografi, prostitusi dan LGBT.[7]

SETARA Institute menganggap reuni ini sebagai gerakan politik yang bertujuan untuk meningkatkan daya tawar dengan pemerintahan.[8] Pembina Presidium 212 sendiri tidak membantah hal tersebut dan menyatakan bahwa Reuni 212 merupakan "politik yang sesungguhnya".[9]

Referensi

  1. ^ a b c d Hendra Friana, [1], Tirto.id, 2 Desember 2017, diakses 7 Desember 2017.
  2. ^ Aditya Fajar Indrawan, Panitia Reuni 212: Peserta Melebihi 7,5 Juta Orang, Detik, 2 Desember 2017, diakses 7 Desember 2017.
  3. ^ Mulai 26 November Monas Dibuka untuk Kegiatan Keagamaan, Tribun News 19 November 2017, diakses 7 Desember 2017.
  4. ^ Mesha Mediani, Reuni 212 dan Beban Utang Politik Anies Baswedan, CNN Indonesia, 4 Desember 2017, diakses 7 Desember 2017.
  5. ^ Mochamad Zhacky, Fadli Zon-Fahri Hamzah Datang Semobil, Alumni 212 Bikin Barikade, Detik, 2 Desember 2017, diakses 7 Desember 2017.
  6. ^ Kanavino Ahmad Rizqo, Pesulap Limbad Muncul di Panggung Aksi Reuni Alumni 212, Detik, 2 Desember 2017, diakses 7 Desember 2017.
  7. ^ a b Aditya Fajar Indrawan Habib Rizieq di Reuni 212: NKRI Bersyariah, Pribumi Jadi Tuan Rumah, Detik, 2 Desember 2017, diakses 7 Desember 2017.
  8. ^ M Yusuf Manurung, SETARA Institute Sebut Reuni 212 Sebagai Gerakan Politik, Tempo, 2 Desember 2017, diakses 7 Desember 2017.
  9. ^ Jabbar Ramdhani, Pembina Presidium: 212 Adalah Gerakan Politik, The Real Politics, Detik, 1 Desember 2017, diakses 7 Desember 2017.