Lompat ke isi

Canting

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 12 Desember 2019 01.40 oleh JohnThorne (bicara | kontrib) (Menambah Kategori:Batik menggunakan HotCat)
Canting tradisional Indonesia
Contoh penggunaan canting.

Canting (dari bahasa Jawa, canthing, IPA:tʃanʈiŋ) adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan yang khas digunakan untuk membuat batik tulis, kerajinan khas Indonesia. Canting tradisional untuk membatik adalah alat kecil yang terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya.

Kegunaan

Canting dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan malam. Canting pada umumnya terbuat dari bahan tembaga dengan gagang bambu, tetapi saat ini canting untuk membatik mulai digantikan dengan teflon.

Desain

Sebuah canting terdiri dari:

  1. Nyamplung: tempat tampungan cairan malam, terbuat dari tembaga.
  2. Cucuk: tergabung dengan nyamplung, adalah tempat keluarnya cairan malam panas saat menulis batik.
  3. Gagang: pegangan canting, umumnya terbuat dari bambu atau kayu.

Ukuran canting dapat bermacam-macam sesuai besar kecilnya lukisan batik yang akan dibuat. Saat digunakan, pengrajin memegang canting seperti menggunakan pena, mengisi nyamplung dengan malam cair dari wajan tempat memanaskan malam tersebut. Pengrajin kemudian meniup cairan malam panas dalam nyamplung untuk menurunkan suhunya sedikit, kemudian melukiskan malam yang keluar dari cucuk tersebut di atas gambar motif batik yang sebelumnya telah dilukis dengan pensil.[1]

Canting berdasarkan jumlah cucuk:

  • canting cecek

Canting cecek bercucuk satu dan berukuran kecil. Kegiatan membuat titik-titik dengan canting cecekan disebut nyeceki. Selain untuk membuat titik-titik kecil sebagai pengisi bidang, canting cecekan juga digunakan untuk membuat garis-garis kecil.

  • canting loron

Loron berasal dari kata loro yang berarti dua. Canting loron digunakan untuk membuuat garis rangkap.

  • canting telon

Telon dari kata telu yang berarti tiga. Canting ini bercucuk tiga.

  • canting prapat

Canting ini berguna untuk mengisi bidang yang terdiri dari empat buah titik.

  • canting liman

Canting yang bercucuk lima.

  • canting byok

Canting yang bercucuk tujuh atau lebih.

  • canting renteng

Canting yang bercucuk genap empat buah atau lebih.

Catatan kaki

  1. ^ Tim Bina Karya Guru. 2007. "Seni Budaya dan Keterampilan Untuk Sekolah Dasar Kelas VI". Penerbit Erlangga. ISBN(13): 978-979-015-060-7.