Lompat ke isi

Mangrara Banua

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 16 Desember 2019 09.50 oleh Najamath (bicara | kontrib) (Revisi Artikel Baru)

'Mangrara Banua adalah kebiasaan masyarakat Toraja setelah menyelesaikan pembuatan tongkonan. Tradisi ini dilakukan beriringan dengan pembangunan rumah tradisional Toraja yang dikemas dalam bentuk upacara adat. Kegiatan diawali dengan pemasangan atap rumah yang dikenal dengan Mapadao para disertai dengan kurban 1 atau 2 babi yang lakukan sepanjang hari. Selanjutnya, dilakukan upacara syukuran selama tiga hari berturut-turut yang dikenal dengan Mangrara banua di tallung alloi.

Syukuran selama tiga hari berturut-turut ditandai dengan 3 aktivitas berbeda. Pada hari pertama dilakukan pemasangan atap-atap kecil (ma’tarampak). Pada hari kedua, semua keluarga datang berbondong-bondong dengan membawa makanan dan babi sebagai lauknya (ma’papa). Upacara syukuran ditutup dengan pemasangan bubungan tongkonan (ma’bubung).[1]

Referensi

  1. ^ Ratnawati, Lien (2018). Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia tahun 2018. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 298.