Lompat ke isi

Ratana Sutta

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 Februari 2006 04.08 oleh Adalin (bicara | kontrib)

Latar Belakang

(Penjelasan mengenai latar belakang sutra oleh Piyadassi Thera dari bahasa Pali)

Ketika itu, kota Vesali mengalami kelaparan, yang mengakibatkan kematian, terutama kaum papa. Karena adanya mayat yang membusuk, roh jahat mulai bergentayangan di kota itu; diikuti dengan wabah campar. Mewabahnya ketiga rasa takut akan kelaparan, mahluk halus, dan campar, penduduk mencari bantuan dari Sang Buddha yang sedang berdiam di Rajagaha.

Diikuti dengan sejumlah besar Bikkhu termasuk Yang Mulia Ananda, pengikut setiaNya, Sang Buddha datang ke kota Vesali. Tibanya Sang Buddha, diikuti dengan hujan teramat lebat dan deras, yang menyapu semua mayat yang membusuk. Udara menjadi jernih dan kota menjadi bersih.

Setelahnya Sang Buddha membabarkan Sutra Permata (Ratana Sutta) ini kepada Yang Mulia Ananda, dan memberikan perintah kepadanya mengenai bagaimana Ia harus berkeliling kota dengan penduduk Licchavi membaca Sutra sebagai tanda perlindungan kepada penduduk Vesali. Yang Mulia Ananda mengikuti perintah tersebut, dan memercikkan air suci dari mangkok Sang Buddha. Karenanya semua roh jahat terusir dan wabah camparpun menyusut. Setelah itu Yang Mulia Ananda kembali bersama penduduk Vesali di Balai Umum tempat Sang Buddha dan pengikutnya berkumpul menanti kedatangannya. Di sana Sang Buddha membacakan Sutra Permata yang sama kepada semua yang berkumpul:


Ratana Sutta (versi Bahasa Indonesia)

1) Makhluk apapun juga yang berkumpul di sini, baik dari dunia maupun ruang angkasa. Semoga semua mahluk ini berbahagia. Dan dengarkanlah dengan seksama kata-kata yang Saya sabdakan.


2) Duhai para makhluk, perhatikanlah. Tunjukkanlah cinta kasih kepada umat manusia yang mempersembahkan sesajian kepadamu siang dan malam. Oleh karena itu, lindungilah mereka dengan tekun.


3) Harta apa pun juga yang terdapat di sini atau di alam-alam lain; Atau permata tak ternilai apa pun juga di alam-alam surga. Tiada yang menyamai Sang Tathagata. Sesungguhnya, dalam Sang Buddha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


4) Sang Bijaksana Sakyamuni menemukan lenyapnya dukkha, terlepasnya keinginan, pembebasan dari kematian, yang luhur; Tiada apa pun yang dapat menyamai keagungannya. Susungguhnya, dalam Dhamma terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


5) Kesucian yang dipuja oleh Sang Buddha, dinamakan samadhi dengan hasil segera --- tiada satu pun yang dapat menyamai tingkat samadhi ini. Sesungguhnya, dalam Dhamma terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


6) Delapan orang yang dipuja oleh sang budiman, Keempat pasangan ini adalah pengikut yang pantas mendapatkan pahala dari Sang Buddha --- Pahala yang berbuah berkah berlimpah. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


7) Dengan tekad teguh mereka melaksanakan ajaran Gautama, tiada nafsu, mereka menuai hasilnya; terbebaskan dari kematian, mereka menikmati kedamaian abadi. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


8) Bagaikan tertanam kokoh di dalam tanah, tak tergoyahkan oleh angin dari empat penjuru; demikianlah orang bijaksana, Saya namakan, orang bijaksana yang telah memahami Kesunyataan Mulia. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


9) Mereka yang telah memahami Kesunyataan Mulia Yang dibabarkan dengan jelas olehNya dengan kebijaksanaan hakiki. Sekalipun mereka lalai, mereka tidak akan terlahir di delapan alam utama. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


10) Seseorang yang telah memahami Pandangan Benar, tiga belenggu terlepaskan serentak, --- Sakkya-ditthi (keyakinan adanya diri yang kekal), Vicikiccha (keragu-raguan) dan Silabbataparamassa (percaya pada takhyul). Terbebaskan dari empat alam menyedihkan. Ia tak dapat melakukan enam kejahatan berat. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


11) Walaupun Ia bisa melakukan beberapa kesalahan dengan perbuatan, perkataan dan pikiran, Ia tak dapat menyembunyikannya; Adalah keniscayaan bagi seseorang yang telah memahami jalan mulia. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


12) Bagaikan hutan belukar bermekaran bunga pada awal musim panas, demikian agunglah Dhamma menuju Nibbana yang Ia ajarkan, kebajikan sejati. Sesungguhnya, dalam Buddha terdapat permata tak ternilai ini Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


13) Ia, Yang Maha Agung, Maha Tahu, Maha Pemberi, Pembawa Keagungan, yang mengajarkan Keagungan Dhamma. Sesungguhnya, dalam Buddha terdapat permata tak ternilai ini Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


14) Karma mereka telah punah, tiada muncul karma baru, pikiran mereka telah terbebaskan dari kelahiran kembali, benih-benih lampau dimusnahkan. Keinginan tidak timbul kembali, kebijaksanaan muncul bagaikan terangnya lampu ini. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini Demi kebenaran ini, semua mahluk berbahagia.


15) Makluk apapun juga yang berada disini, baik dari dunia ini atau dari angkasa Marilah bersama-sama kita menghormati Sang Buddha Sang Tathagatha yang dipuja dan dipuji oleh para Dewa dan Manusia Semoga kita mendapat kebahagiaan


16) Makluk apapun juga yang berada disini, baik dari dunia ini atau dari angkasa Marilah bersama-sama kita menghormati Dhamma Sang Tathagatha yang dipuja dan dipuji oleh para Dewa dan Manusia Semoga kita mendapat kebahagiaan


17)Makluk apapun juga yang berada disini, baik dari dunia ini atau dari angkasa Marilah bersama-sama kita menghormati Sangha Sang Tathagatha yang dipuja dan dipuji oleh para Dewa dan Manusia Semoga kita mendapat kebahagiaan


Ratana Sutta (versi Sansekerta)

1) Yanidha bhutani samagatni, bhummani va yani va antalikkhe; Sabbe va bhuta sumana bhavantu. Athopi sakkacca sunantu bhasitam.


2) Tasma hi bhuta nisametha sabbe, mettam karotha manusiya pajaya; Diva ca ratto ca haranti ye balim, tasma hi ne rakkhatha appamatta.


3) Yam kinci vittam idha va huram va, saggesu va yam ratanam panitam: Na no samam atthi Tathagatena, idampi Buddhe ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu


4) Khayam viragam amatam panitam, yad-ajjhaga Sakyamuni samahito; Na tena dhammena samatthi kinci, idampi Dhamme ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu.


5) Yem Buddhasettho parivannayi sucim, samadhim-anantarikannam-ahu, samadhim tena samo na vijjati; Idampi Dhamme ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu.


6) Ye puggala attha satam pasattha, cattari etani yugani honti, te dakkhineyya Sugatassa savaka, etesu dinnani mahapphalani; Idampi Sanghe ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu.


7) ye suppayutta manasa dalhena, nikkamino Gotamasasanamhi; te pattipatta amatam vigayha, laddha mudha nibbutim bhujamana; Idampi Sanghe ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu.


8) Yathindakhilo pathavissito siya, catubbhi vatehi asampakampiyo; Tathupamam sappurisam vadami, yo ariyasaccani avecca passati; Idampi Sanghe ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu.


9) Ye ariyasaccani vibhavayanti, gambhirapannena sudesitani; Kincapi te honti bhusam pamatta, na te bhavam atthamam-adiyanti; Idampi Sanghe ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu.


10) Saha-vassa dassanasampadaya, tayassu dhamma jahita bhavanti; Sakkaya-ditthi vicikicchitanca, silabbatam va pi yad-atthi kinci; Catuh-apayehi ca vippamutto, chaccabhithanani abhabba katum, idampi Sanghe ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu.


11) Kincapi so kammam karoti papakam, kayena vaca uda cetasa va; Abhabbo so tassa paticchadaya, abhhabbata ditthapadassa vutta; Idampi Sanghe ratana panitam, etena saccena suvatthi hotu.


12) Vanappagumbe yatha phussitagge, gimhina mise pathamasmim gimhe; Tathupamam dhammavaram adesayi, nibbinagamim paramam hitaya; Idampi Buddhe ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu.


13) Varo varannu varado varaharo, anuttaro dhammavaram adesayi; Idampi Buddhe ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu.


14) Khinam puranam, nava n'atthi sambhavam, virattacitta-yatike bhavasmim, te kninabija avirulnichanda nibbanti dnira yatnayam padipo; Idampi Sanghe ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu.


15) Yanidha bhutani samagatani, bhummani va yani va antaikkhe; Tathagatam deva-manussa-pujitam, Buddnam namassama suvatthi hotu.


16) Yanidha bhutani samagatini, bnummani va yani va antalikkhe; Tathagatam deva-manussa-pujitam, Dhammam namassama suvatthi hotu.


17) Yanidha bhutani samagatini, bhummani va yani va antalikkhe; Tathagatam deva-manussa-pujitam, Sangham namassama suvatthi hotu.